BAB V ANALISIS BENTUK NASIONALISME
DALAM NOVEL 5 cm. KARYA DONNY DHIRGANTORO
5.1 Doa
Sebagai makhluk yang lemah, sudah menjadi fitrah manusia untuk selalu mengharapkan perlindungan dan pertolongan dari Tuhan. Salah satu cara untuk
mengharapkan perlindungan dan pertolongan dari Tuhan tersebut yaitu dengan melakukan doa. Pertolongan dan permohonan yang ditujukan kepada Tuhan tersebut merupakan suatu
bentuk penghambaan manusia terhadap penciptanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 271, Doa adalah permohonan,
harapan, puji-pujian kepada Tuhan. Negara Indonesia bukan negara ateis, tetapi juga bukan negara teokrasi. Negara kita menjunjung tinggi semua agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Ini merupakan perwujudan dari sila pertama yang berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa, Darmodiharjo, 1984: 81. Pada sila pertama terdapat nilai
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna. Pada saat menghadapi suatu masalah dalam kehidupan, manusia biasanya
menampakkan sifat lemah dan tidak berdaya dalam menghadapi masalah tersebut. Doa merupakan salah satu cara yang sering dilakukan manusia untuk berserah diri kepada
Tuhannya. Berdoa membuktikan bahwa manusia selalu mengingat, menyembah, dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tidak dapat terbantahkan lagi. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sudah sepatutnya manusia harus selalu berusaha
mendekatkan diri kepada-Nya dengan menyembah dan mengingatnya kapan pun dan di mana pun. Cara mendekatkan diri terhadap Tuhan yaitu melalui perantaraan doa, sebab dengan
berdoa berarti manusia melakukan bentuk penghambaan kepada Tuhan. Doa merupakan salah satu bentuk nasionalisme karena dengan berdoa, manusia
meyakini bahwa adanya Tuhan. Berdoa juga membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang selalu meminta pertolongan, perlindungan, dan permohonan
kepada-Nya. Doa yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan
berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Batin Genta pun berdoa,”Ya, Allah... selamatkanlah mereka sahabat-sahabatku. Semua yang terjadi adalah kehendak-Mu, semua yang hidup akan kembali kepada-Mu,
kuserahkan semua ke keagungan-Mu”. 5 cm.: 212 Selain itu, doa yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat juga
pada kutipan berikut: ”Serentak mereka memandang ke atas puncak Mahameru dan memicingkan mata,
lalu membentuk lingkaran-tertunduk dan berdoa”. 5 cm.: 233 “Berdoa dulu”. Semuanya tertunduk, memejamkan mata. 5 cm.: 280
5.2 Sopan Santun