Kepemimpinan merupakan bagian dari bentuk nasionalisme, karena dengan kepemimpinan mampu mempengaruhi jalannya proses kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tanpa adanya kepemimpinan di dalam suatu negara, maka akan meyebabkan kekacauan dan ketidakjelasan proses bernegara. Kepemimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
adalah kepemimpinan yang berwibawa, jujur, terpercaya, bijaksana, mengayomi, berani mawas diri, mampu melihat jauh ke depan, berani dan mampu mengatasi kesulitan, bersikap
wajar, tegas, dan bertanggung jawab atas putusan yang diambil, sederhana, penuh pengabdian kepada tugas, berjiwa besar, dan mempunyai sifat ingin tahu sebagai modal pendorong
kemajuan, Bakry, 1987: 164. Kepemimpinan yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada
kutipan berikut: “Genta diam saja. Dia memang mulai merasa lelah sekali, tapi dia tahu kelima
temannya ini mengandalkan dirinya, dia nggak boleh menurunkan mental mereka. Untuk sekarang Genta adalah pemimpin di rombongan kecil ini dan pada saat ini dia
nggak boleh ngeluh, nggak boleh ngomong ‘nggak tau’, dan nggak boleh nggak bisa ngambil keputusan”. 5 cm.: 305
5.17 Disiplin
Disiplin merupakan suatu perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya, termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Selain
itu disiplin juga memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan. Disiplin merupakan suatu kondisi seseorang yang dalam perbuatannya selalu dapat menguasai diri
sehingga tetap mengontrol dirinya dari berbagai keinginan yang terlalu meluap-luap dan berlebih-lebihan. Fungsi utama disiplin yaitu untuk mengajarkan mengendalikan diri dengan
mudah, menghormati dan mematuhi otoritas. Disiplin ada dua macam, yaitu 1 Disiplin yang datang dari individu sendiri adalah
disiplin yang berdasarkan atas kesadaran individu sendiri dan bersifat spontan. Disiplin seperti ini merupakan disiplin yang sangat diharapkan karena disiplin ini tidak memerlukan
perintah atau teguran. 2 Disiplin berdasarkan perintah yakni dijalankan karena adanya sanksi atau ancaman hukuman. Orang yang melaksanakan disiplin ini karena takut terkena
sanksi atau hukuman, sehingga disiplin dianggap sebagai alat untuk menuntut pelaksanaan tanggung jawab.
Disiplin mengandung beberapa unsur, yaitu 1 kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan ketentuan lain berbentuk tertulis atau kebijakan tidak
tertulis, 2 konsisten dalam menjalankan wewenang yang dipercayakan kepada pemegang
Universitas Sumatera Utara
kewenangan, 3 kejujuran dan rasa tangggung jawab dalam mengambil keputusan dan melaksanakan tugas.
Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 268 adalah tata tertib, ketaatan kepatuhan kepada peraturan. Menurut Nawawi 1990: 128, disiplin adalah
tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Pada kehidupan bernegara dan berbangsa, kita mempunyai suatu tujuan bersama
yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Setiap ungkapan yang tertulis dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 harus dijalankan dengan penuh
kesadaran dan sikap disiplin. Perlunya sikap disiplin dalam menjalankan peraturan perundang-undangan, karena sikap disiplin sangat erat kaitannya dengan proses ketaatan
terhadap sesuatu. Ketika sikap disiplin sudah dijalankan dalam proses menaati peraturan yang berlaku, berarti seseorang telah mengikuti dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sikap disiplin merupakan bagian dari sikap nasionalisme karena dengan disiplin, kita bisa menjalankan segala bentuk peraturan dan
tujuan yang hendak dicapai oleh negara. Bersikap disiplin juga menyatakan bentuk ketaatan kita terhadap peraturan yang berlaku dalam suatu negara untuk kebaikan bersama.
Disiplin yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut:
“Setelah doa, cuma disiplin yang bisa bikin kita selamat di sini”. 5 cm.: 311
5.18 Bendera Merah Putih