Sudut Pandang ANALISIS STRUKTUR YANG

meninggalkan negaranya. Hal itu merupakan bentuk dari rasa sayang dan terima kasih Ian kepada negara Indonesia yang telah menghidupinya selama ini. Bentuk rasa sayang dan terima kasih Ian terhadap negaranya ia tunjukkan dengan tidak jadi berangkat ke luar negeri untuk kuliah. Sikap yang ditunjukkan oleh Ian tersebut merupakan salah satu bentuk dari nilai nasionalisme, karena dengan berada di negara sendiri berarti membuat Ian menjadi lebih bangga dengan kualitas negara sendiri. Sikap pengorbanan dan rasa sayang Ian kepada negara Indonesia dalam kutipan tersebut merupakan bentuk nasionalisme yang ia lakukan sebagai bentuk persembahan rasa terima kasihnya kepada negara Indonesia.

4.5 Sudut Pandang

Sudut pandang dapat diartikan sebagai tempat pengarang di dalam mengisahkan ceritanya, Zulfahnur, 1996: 35-36. Sudut pandang atau pusat pengisahan juga dapat diartikan sebagai tempat pengarang di dalam ceritanya atau dari mana ia melihat peristiwa- peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu. Aminuddin 2000: 90 menyebut sudut pandang dengan istilah titik pandang. Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Menurutnya, sudut pandang dibedakan menjadi empat, yaitu: 1. Narator omniscient adalah narator atau pengisah yang juga berfungsi sebagai pelaku cerita. Karena pelaku adalah pengarang, maka akhirnya pengisah juga merupakan penutur yang serba tahu tentang apa yang ada dalam benak pelaku utama. 2. Narator observer adalah pengisah yang hanya berfungsi sebagai pengamat terhadap pemunculan para pelaku serta hanya tahu sebatas perilaku lahiriah para pelaku. 3. Narator observer omniscient adalah pengisah yang berfungsi sebagai pengamat dan pelaku dalam cerita. Cerita dengan sudut pandang ini, pengarang sebagai pelaku sampingan. 4. Narator the third person omniscient adalah pengisah yang berfungsi sebagai orang ketiga. Pengarang tidak terlibat sebagai pelaku dalam cerita, tetapi ia serba tahu. Pada novel 5 cm. pengarang menempatkan dirinya sebagai orang pertama atau narator omniscient. Maksudnya pengarang sebagai pelaku di dalam cerita. Selain itu, karena pengarang merupakan pelaku dalam novel 5 cm. maka pengarang serba tahu tentang apa yang ada dalam benak para pelaku. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut: Universitas Sumatera Utara “Sebuah kehormatan bagi saya. Saya... Genta telah mendaki Mahameru bersama kalian tercinta... di Tanah Air tercinta ini. Kehormatan ini tidak akan saya lupakan seumur hidup saya.” “Suatu kehormatan juga bagi saya dan kehormatan itu buat kita semua... saya Arial, seorang yang sangat mencintai tanah ini.” “Juga bagi saya... Arinda, Indonesiaku... saya mencintaimu sepenuhnya.” “Semuanya berawal dari sini...,” Zafran menunjuk keningnya, “Saya Zafran, saya mencintai negeri indah dengan gugusan ribuan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini.” Riani menarik napas panjang menahan tangis, “Dan selama ribuan langkah kaki ini, selama hati ini bertekad, hingga semuanya bisa terwujud sampai di sini, jangan pernah sekali pun kita mau menyerah mengejar mimpi mimpi kita.... Saya Riani, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya.” “Saya Ian... saya bangga bisa berada di sini bersama kalian semua. Saya akan mencintai tanah ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apa pun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya menjaga diri saya sendiri. Seperti saya akan selalu menjaga mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air tercinta ini.” “Yang berani nyela Indonesia... ribut sama gue,” Ian tersenyum ke teman-temannya. 5 cm.: 348-349 Pada kutipan tersebut, pengarang ingin memberikan pesan bahwa dirinya sangat mencintai negara Indonesia. Pengarang menyampaikan pesan kecintaan terhadap negara Indonesia melalui tokoh Genta, Arial, Arinda, Zafran, Riani, dan Ian. Cinta terhadap negara Indonesia merupakan bentuk dari nasionalisme karena adanya rasa sayang dan bangga menjadi bagian dari negara Indonesia. Selain ingin memberikan pesan rasa cinta terhadap negara Indonesia, pengarang juga ingin memberikan pesan tentang perjuangan pengarang dalam mencapai sesuatu. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut: “Kejadiannya sama kayak waktu gue bikin skripsi,” ujar Ian. “Maksudnya?” “Gue udah taruh puncak Mahameru di sini.” Ian menunjuk keningnya, “Sama, waktu gue ngejar skripsi, gue taruh skripsi itu disini.” Ian menunjuk keningnya lagi, “...dan apapun halangannya, gue nggak akan mau nyerah.” 5 cm.: 359 Pada kutipan tersebut, pengarang ingin memberikan pesan bahwa dirinya memiliki daya juang yang tinggi dalam mencapai sesuatu. Hal itu diungkapkannya melalui tokoh Ian yang mempunyai sikap pantang menyerah dalam mengerjakan skripsi dan mencapai puncak Mahameru. Pengarang ingin menampilkan pesan bahwa segala sesuatu yang ingin dicapai haruslah diusahakan dengan cara sungguh-sungguh dan bersikap pantang menyerah dalam menghadapi segala bentuk tantangan dan rintangan. Sikap pantang menyerah merupakan salah satu bentuk dari nilai nasionalisme, karena adanya unsur kesungguhan dan pengorbanan didalamnya. Selain itu, pengarang juga ingin memberikan pesan bahwa ia bangga dengan negara Indonesia. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut: Universitas Sumatera Utara “Dari mana lo, Ple?” tanya Arial. “Dari tanah air gue yang indah.” “Mulai deh pagi-pagi mau opera.” “Apaan tuh, Ple?” “Nasi pecel... tadi gue turun sebentar, beli nasi pecel.” 5 cm.: 179 Pada kutipan tersebut, pengarang menggambarkan bahwa dirinya merupakan orang yang sangat mengagumi negaranya yaitu Indonesia. Rasa bangga pengarang terhadap negaranya ia tunjukkan melalui tokoh Zafran. Rasa bangga yang dikemukakan pengarang dalam kutipan tersebut merupakan bentuk rasa hormat dan sayangnya kepada negara Indonesia. Bersikap bangga terhadap negara sendiri merupakan sesuatu yang mengindikasikan bahwa seseorang benar-benar kagum terhadap negara sendiri tanpa merendahkan bangsa lain. Sikap bangga terhadap negara sendiri merupakan bentuk dari nilai nasionalisme, karena sikap tersebut menempatkan negara sendiri sebagai suatu negara yang mempunyai keunggulan di bandingkan dengan negara-negara lain.

4.6 Gaya Bahasa