Pengertian Membaca Hakikat Membaca Cepat

10 3 Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketigaseterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susuanan, organisasi cerita. 4 Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas- kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi. 5 Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan. 6 Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi. 7 Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan. 8 Jadi, disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para penemu. Dan untuk mengetahui intisari dari sebuah wacana bacaan. Selain itu, Cahyani menjelaskan secara lebih khusus mengenai tujuan membaca adalah: 1 Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan- penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. 2 Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa- apa yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum hal- hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. 8 Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 9-11. 11 3 Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan. 4 Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh meraskan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. 5 Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh apa yang benar. 6 Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. 7 Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berada dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. 9 Jadi, disimpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah untuk mengetahui, membandingkan, menilai, mengelompokkan, menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh fakta dari isi atau cerita disetiap wacana sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.

d. Aspek-Aspek Membaca

Telah diurutkan di muka bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut Broughton, yaitu: 1 Keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skills yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: 9 Isah Cahyani, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung, 2008. h. 99-100. 12 a Pengenalan bentuk huruf; b Pengenalan unsur-unsur linguistik fonem,grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain; c Pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahan tertulis; d Kecepatan membaca ke taraf lambat. 2 Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dianggap berbeda pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: a Memahami pengertian sederhana klasikal, gramatikal, retorikal; b Memahami signifikan atau makna maksud dan tujuan pengarang, relevansikeadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca; c Evaluasi atau penilaian isi, bentuk; d Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. 10

e. Jenis-jenis Membaca

1 Membaca ekstensif extensive reading Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. Hal ini juga merupakan satu alat yang dapat dimanfaatkan oleh orang asing yang hendak mempelajari sesuatu tanpa dia sendiri pergi bermukim ke negara asal bahasa tersebut. Membaca ekstensif ini meliputi pula: 10 Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 12-13. 13 a Membaca survei survey reading Sebelum kita mulai membaca, biasanya meneliti terlebih dahulu apa yang akan ditelaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan: 1 Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku 2 Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan 3 Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku bersangkutan. b Membaca sekilas skimming Membaca sekilas atau skimming adalah jenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi penerangan. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca sekilas dan kapan harus melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bacaan yang diinginkan. c Membaca dangkal superficial reading Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang; misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri kota Tangerang Selatan

2 18 102

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

Pengaruh Teknik Cross-line terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Perkalian Kelas III SDN Cempaka Putih 01

8 64 270

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA SEBUAH BACAAN MELALUI PENERAPAN MEMBACA INTERAKTIF Peningkatan Keterampilan Menemukan Kalimat Utama Sebuah Bacaan Melalui Penerapan Membaca Interaktif Dengan Metode Kontektual Learning Pada Siswa Kel

0 2 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menemukan Kalimat Utama Sebuah Bacaan Melalui Penerapan Membaca Interaktif Dengan Metode Kontektual Learning Pada Siswa Kelas IV SDN Karangwono 01 Tahun 2013/2014.

0 1 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA SEBUAH BACAAN MELALUI PENERAPAN MEMBACA INTERAKTIF Peningkatan Keterampilan Menemukan Kalimat Utama Sebuah Bacaan Melalui Penerapan Membaca Interaktif Dengan Metode Kontektual Learning Pada Siswa Kel

0 1 14

PENGGUNAAN TEKNIK MEMBACA SUPER GAYA ACCELERATED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS V SDN MEKARWANGI 2.

3 15 43

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 6 36

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 2 36

PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 9