Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan

(1)

SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh Hilma Silmy 1110018300043

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H/2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Hilma Silmy (1110018300043). Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian control group pretest posttest design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 22 siswa kelas eksperimen dan 22 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes non-objektif (uraian) yang berjumlah 10 soal dengan skala penilaian menggunakan rentang skor 0-4. Validitas tes dihitung dengan validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test diperoleh thitung sebesar 0,004 pada taraf signifikansi

< 0,05. Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,004 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap penemuan kalimat utama.


(7)

ii

Hilma Silmy (1110018300043). Effect of Application of Speed Reading Techniques to the discovery of the Main Sentence In Fourth Grade Students of SDN Cempaka Putih 1 South Tangerang City. Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2013.

This study aims to determine whether there is any effect of the application of speed reading techniques to the discovery of the main sentence in the fourth grade students of SDN Cempaka Putih 1 South Tangerang City. The method used in this study was a quasi-experimental research design with pretest-posttest control group design. This study took a sample of 22 students in experiments class and 22 students in the control class. This research instrument in the form of non-objective test (description) which amounts to 10 questions by using the rating scale score range 0-4. The validity of the test is calculated by construct validity (construct validity). To measure the construct validity may use the opinion of expert (Expert Judgement). In this case the polled expert is the thesis advisor lecturer. After testing the hypothesis by using the technique of paired sample T-Test obtained t of 0.004 at a significance level of ρ <0.05. Thus, H1 is accepted and H0 is rejected

because 0.004 <0.05, so it can be concluded that there are significant implementation of Speed Reading Techniques to discovery of the main sentence.


(8)

iii

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan”.

Salawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral maupun material. Adapun ucapan terima kasih yang disampaikan penulis kepada,

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Ahmad Bahtiar, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses perkuliahan.


(9)

iv

yang telah membantu penulis dalam mencari referensi untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan, guru kelas IV, siswa siswi kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Orang tua saya tercinta, Ibunda Aty Suryati dan Ayahanda Ardi Noor HB, kakak-kakakku Agus Zaenal, Maulana Syarif, S.Hi, dan Syaiful Fadhrin. Beserta keluarga Ibu Aminah, S.Pd. Yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dan telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tercinta Shofa, Vina, Ihda, Roro, Nufus, Restu, Vika, Lina, Azizah, Ai, Erien, N’c, Fitri, Liya, dan kawan seperjuangan bimbingan yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Dan seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa, dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 21 Agustus 2014


(10)

v

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GRAFIK x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 4

E. Tujuan Masalah 4

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN TEORETIS

DAN KERANGKA BERPIKIR 6

A. Kajian Teori

1. Hakikat Membaca Cepat 6

a. Pengertian Membaca 6

b. Manfaat membaca 9

c. Tujuan Membaca 9

d. Aspek-Aspek Membaca 11

e. Jenis-Jenis Membaca 12

f. Pengertian Membaca Cepat 14

g. Tujuan Membaca Cepat 17

h. Langkah-langkah Membaca Ceapat 17 i. Manfaat kemampuan Membaca Cepat 18


(11)

vi k. Cara Mengembangkan

Kecepatan Membaca 20

l. Faktor Penghambat

Kecepatan Membaca 20

m. Mengukur Kecepatan Membaca 21 n. Standardisasi Kecepatan Membaca 23

2. Hakikat Kalimat Utama 25

a. Pengertian Kalimat Utama 25

b. Ciri-ciri Kalimat Utama 27

B. Penelitian yang Relevan 28 C. Kerangka Berpikir 29 D. Pengajuan Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian 31

B. Metode dan Desain Penelitian 32 C. Populasi dan Sampel 33

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 34 E. Teknik Analisis Data 36

F. Hipotesis Statistik 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 A. Profil Sekolah ... 39

B. Pelaksanaan Penelitian ... 42

C. Hasil Penelitian ... 44

D. Deskripsi Data ... 46

E. Pengujian Persyaratan Analisis ... 57

F. Pengujian Hipotesis ... 61


(12)

vii

B. Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 68


(13)

viii

Tabel 1 : Tingkat Kecepatan Membaca ... 22

Tabel 2 : Standardisasi Kecepatan Membaca Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 23

Tabel 3 : Desain Penelitian ... 31

Tabel 4 : Data Siswa ... 32

Tabel 5 : Penilaian Kecepatan Membaca ... 34

Tabel 6 : Jumlah Peserta Didik SDN Cempaka Putih 1 ... 38

Tabel 7 : Daftar Nama Tenaga Pengajar dan Staf SDN Cempaka Putih 1 ... 39

Tabel 8 : Pelaksanaan Penelitian ... 41

Tabel 9 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 42

Tabel 10 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 43

Tabel 11 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ... 44

Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ... 45

Tabel 13 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ... 46

Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ... 47


(14)

ix

Eksperimen ... 49

Tabel 17 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol ... 50

Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol ... 51

Tabel 19 : Hasil Uji Normalitas Pretest ... 53

Tabel 20 : Hasil Uji Normalitas Posttest ... 54

Tabel 21 : Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 54

Tabel 22 : Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 55


(15)

x

Grafik 1 : Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ... 45

Grafik 2 : Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol ... 47

Grafik 3 : Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ... 50


(16)

xi

Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama

Lampiran 2 : Teks Cerita Rakyat Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama Lampiran 3 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama

Lampiran 4 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama Lampiran 5 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua

Lampiran 6 : Teks Cerita Rakyat Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 7 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua

Lampiran 8 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 9 : Kisi-kisi Soal pretest Instrumen Penelitian Lampiran 10 : Kisi-kisi Soal posttest Instrumen Penelitian Lampiran 11 : Teks Cerita Rakyat Instrumen Penelitian Lampiran 12 : Soal Instrumen Penelitian pretest

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian pretest Lamipran 14 : Soal Instrumen Penelitian posttest

Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian posttest Lampiran 16 : Pedoman Penskoran Instrumen Penelitian pretest Lampiran 17 : Pedoman Penskoran Instrumen Penelitian pretest Lampiran 18 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 19 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Lampiran 20 : Daftar Nilai Tes Kemampuan Keceapatan Membaca

Lampiran 21 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 22 : Daftar Nilai Hasil Belajar (UTS) Kelas IV A dan IV B


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolak ukur kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan oleh semua orang, serta perlu dikembangkan sejak dini.

Zaman selalu berkembang dalam menghadapai era globalisasi dan semakin canggihnya teknologi, para siswa dituntut untuk menguasi pengetahuan yang juga semakin berkembang. Agar tidak ketinggalan informasi siswa tentunya harus banyak membaca sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.

Mata pelajaran bahasa Indonesia memuat empat komponen keterampilan berbahasa. Komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.1 Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan.

Dari keempat keterampilan berbahasa itu, kiranya keterampilan membaca memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki setiap siswa karena banyak kegiatan pembelajaran yang menuntut keterampilan membaca siswa. Membaca mempunyai manfaat yang penting, karena dengan membaca dapat memperluas

1

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h. 1.


(18)

wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh berbagai informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. Adapun cara yang harus ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasi. Membaca merupakan pokok dalam pembelajaran, baik dalam belajar bahasa, atau pun mata pelajaran lainnya karena membaca merupakan sarana untuk memahami pelajaran tersebut. Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif mungkin agar dapat meningkatkan keterampilan membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang kuat dapat dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat.

Membaca banyak tekniknya, antara lain membaca cepat, nyaring, dan memindai. Dengan memiliki keterampilan membaca cepat, siswa dapat dengan mudah memahami bacaan dengan cepat dan tepat sehingga waktunya pun efisien. Ketika membaca cepat suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin, namun untuk mengidentifikasi dan memahami makna dari bacaan tersebut seefisien mungkin. Dengan teknik membaca cepat, siswa pun diharapkan dapat menguasai materi kalimat utama. Hal tersebut dikarenakan tujuan membaca sebenarnya adalah agar siswa dapat memahami makna bacaan. Memahami sebuah bacaan tidak terlepas dari pemahaman kalimat utama, dalam sebuah bacaaan. Selain itu, materi kalimat utama merupakan salah satu Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) SD (Sekolah Dasar) dan merupakan salah satu soal yang diujikan. Sehingga materi tersebut harus dikuasai.

Kenyataannya yang dapat dilihat hingga saat ini adalah masih rendahnya keterampilan membaca siswa, karena masih banyak siswa yang malas untuk membaca dan tidak gemar membaca apalagi jika melihat teks begitu banyak. Siswa juga merasa bosan belajar menentukan kalimat utama karena dari SD, SMP,


(19)

sampai SMA siswa dituntut selalu belajar untuk menentukan kalimat utama dalam membaca nyaring atau memindai maupun dengan cara membaca cepat. Di sisi lain, nilai yang diperoleh siswa belum cukup memuaskan, padahal dengan membaca siswa dapat menjawab tantangan hidup dan menjawab berbagai permasalahan yang dihadapai dalam kehidupannya.

Kebosanan siswa dalam mempelajari materi kalimat utama dengan membaca teks dan hasil belajar siswa yang belum memuaskan merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menumbuhkan minat siswa untuk membaca dan mempelajari materi. Dengan tumbuhnya minat membaca guru dapat memasyarakatkan membaca kepada siswa. Dengan terampil memahami kalimat utama paragraf, siswa dapat menjawab tantangan di masa sekarang ataupun masa yang akan datang.

Variasi teknik atau metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) perlu ditingkatkan untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh sekaligus meningkatkan hasil belajar. Teknik yang variatif dan inovatif seperti teknik membaca cepat untuk dapat memahami kalimat utama, diharapkan dapat memotivasi siswa agar tertarik dan senang dalam membaca dan mempelajari kalimat utama. Dalam hal ini kegiatan dilakukan dengan memberikan teknik pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan dapat membangun semangat siswa dalam belajar.

Berdasarkan dari masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca siswa yang relatif rendah. 2. Siswa tidak gemar membaca teks yang begitu banyak.

3. Siswa merasa bosan belajar dalam menemukan kalimat utama dengan membaca teks.

4. Hasil belajar siswa masih rendah untuk membaca dalam menemukan kalimat utama.

5. Guru kurangnya pembelajaran yang kreatif dalam melakukan pembelajaran terhadap penemuan kalimat utama.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang mungkin timbul, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013-2014.

D. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa dan permasalahan yang dialami langsung oleh penulis dalam KBM, penulis merumuskan masalah dalam Penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.


(21)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV .

b. Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan berbahasa khususnya terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat.

c. Bagi Guru

Memberi pengetahuan baru kepada guru bahwa teknik membaca cepat merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa sehingga nantinya dapat menjadi alternatif teknik membaca yang dapat diterapkan di dalam kelas.

d. Bagi siswa

Dapat menambah pengetahuan siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pada teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.


(22)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori

1. Hakikat Membaca Cepat a. Pengertian Membaca

Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.1 Membaca merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia. Melalui membaca manusia dapat memperoleh banyak informasi mengenai banyak hal. Berbeda dengan aktivitas melihat dan mendengar, yang dibatasi oleh dimensi tempat dan waktu, maka dalam membaca batasan itu tidak ada. Dalam dunia modern, membaca merupakan kebutuhan manusia yang sangat besar artinya bagi kehidupan.

Hakikat membaca yang dijadikan landasan dalam penelitian ini antara lain diambil dari definisi yang dikemukakan oleh Tarigan. Ia menjelaskan membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan (huruf-huruf).2 Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu.

Membaca sebagai suatu kegiatan dan kemampuan yang khas yang hanya dimiliki manusia. Membaca juga berperan sangat penting dalam belajar. Dengan demikian membaca tidak dapat dianggap sebagai subyek yang terpisah dalam studi. Membaca adalah salah satu alat pendidikan yang

1

Novi Resmini, dkk, Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar Teori dan Pengajarannya,

(Bandung: UPI press, 2006), h. 93. 2

Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi,


(23)

dipergunakan sejak dari tingkat sekolah dasar, untuk orang-orang dewasa sampai orang-orang tua, sepanjang individu melangsung pendidikannya baik formal ataupun informal.

Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan manusia, maka akan sangat bermanfaat bila anak-anak diberikan belajar membaca sedini mungkin dengan tetap memperhatikan perkembangan anak pada umumnya. Pendidik jangan sampai menuntut dari anak untuk mampu melakukan sesuatu pekerjaan, sebelum anak benar-benar sampai pada tingkat kematangan kecerdasan dan emosi, yang memungkinkannya melakukan pekerjaan tersebut.

Dengan kata lain membaca adalah proses sederhana untuk mengasosiasikan kata-kata yang tercetak dengan makna di dalamnya. Proses yang bersifat psikofisik ini melibatkan faktor kecerdasan, keterampilan, pengetahuan bahasa, penglihatan, dan tuturan. Juga melibatkan ingatan, pemikiran, daya khayalan, pengaturan dan pemecahan masalah.

Dalam hal ini Hodgson mengatakan sebagai berikut:

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau ini tidak dapat terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.3

Jadi membaca adalah suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca merupakan pesan yang tersurat dan yang tersirat agar mudah dipahami.

3

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 7.


(24)

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa.4 Kemudian pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan.

Dalam hal ini Anderson mengatakan sebagai berikut:

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.5 Jadi membaca bukan hanya suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan saja. Membaca merupakan proses penyandian kembali dan pembacaan sandi. Dan suatu cara untuk mendapatkan informasi secara verbal.

Membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan.6 Dengan demikian, pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bisa diukur, bukan perilaku fisik duduk berjam-jam di ruang belajar sambil memegang buku. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman.

Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Dan kesanggupan untuk menangkap, memahami sebuah fikiran yang telah diwakilkan oleh huruf yang merupakan tulisan.

4

H. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, 2010), h. 106.

5

Ibid., h. 7. 6

Kundharu Saddhono, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012), h. 65.


(25)

b. Manfaat Membaca

Membaca adalah salah satu hobi terbaik yang dimiliki oleh seseorang, tetapi sungguh menyedihkan ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari kita tidak diperkenalkan dengan buku-buku yang menakjubkan dunia. Membaca menggunakan otak, sehingga ketika membaca dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang belum diketahui. Dalam proses ini sel abu-abu otak akan berfikir dan menjadi semakin pintar. Adapun manfaat dari membaca sebagai berikut7.

Membaca merupakan proses mental secara aktif 1) Membaca akan meningkatkan kosa kata

2) Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus 3) Membangun kepercayaan diri

4) Meningkatkan memori 5) Meningkatkan kedisiplinan

c. Tujuan Membaca

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini menurut Anderson dapat dikemukakan beberapa yang penting dalam tujuan membaca: 1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang

telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.

7


(26)

3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susuanan, organisasi cerita.

4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi. 5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa,

tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan.

6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi.

7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.8

Jadi, disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para penemu. Dan untuk mengetahui intisari dari sebuah wacana bacaan.

Selain itu, Cahyani menjelaskan secara lebih khusus mengenai tujuan membaca adalah:

1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. 2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik

yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.

8


(27)

3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan.

4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh meraskan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh apa yang benar.

6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu.

7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berada dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.9

Jadi, disimpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah untuk mengetahui, membandingkan, menilai, mengelompokkan, menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh fakta dari isi atau cerita disetiap wacana sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.

d. Aspek-Aspek Membaca

Telah diurutkan di muka bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya.

Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut Broughton, yaitu:

1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:

9


(28)

a) Pengenalan bentuk huruf;

b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem,/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain);

c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis);

d) Kecepatan membaca ke taraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dianggap berbeda pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (klasikal, gramatikal, retorikal);

b) Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca);

c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);

d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.10

e. Jenis-jenis Membaca

1) Membaca ekstensif (extensive reading)

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. Hal ini juga merupakan satu alat yang dapat dimanfaatkan oleh orang asing yang hendak mempelajari sesuatu tanpa dia sendiri pergi bermukim ke negara asal bahasa tersebut. Membaca ekstensif ini meliputi pula:

10


(29)

a) Membaca survei (survey reading)

Sebelum kita mulai membaca, biasanya meneliti terlebih dahulu apa yang akan ditelaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan:

(1) Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku

(2) Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan

(3) Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku bersangkutan.

b) Membaca sekilas (skimming)

Membaca sekilas atau skimming adalah jenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi penerangan. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca sekilas dan kapan harus melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bacaan yang diinginkan.

c) Membaca dangkal (superficial reading)

Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang; misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya.


(30)

2) Membaca intensif (intensive reading)

Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah:

a) Membaca telaah isi (content study reading); b) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading).

Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang penjangnya tidak lebih dari 500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik). Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola-pola-pola simbolisnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.

f. Pengertian Membaca Cepat

Membaca cepat adalah keterampilan yang sangat bermanfaat untuk keperluan membaca sekilas dan biasanya mencegah kita bosan. Karena otak berpikir lebih cepat daripada kecepatan membaca.11 Membaca cepat mempunyai beberapa keuntungan terutama dalam keadaan terdesak waktu. Dengan demikian membaca cepat dapat meninjau kembali secara cepat materi yang pernah dibacanya. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luwes.12

11

Hernowo, Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca, (Bandung: Mizan Learning Center, 2003), h. 141.

12

Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 11.27.


(31)

Jadi membaca cepat adalah membaca dengan cepat, cepat disni adalah waktu yang singkat dan cepat tanpa menghiraukan pemahamannya. Cepat menurut (KBBI) adalah waktu singkat dapat menempuh jarak cukup jauh (perjalanan, gerakan, kejadian, dsb); cekatan; terdahulu; dalam waktu singkat. Membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca dengan pemahaman isi bacaan. Kecepatan membaca yang seseorang harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan yang telah dibaca. Atar mengemukakan dalam jurnal Keke T. Aritonang, membaca cepat adalah “membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi bahan dibaca”.13

Keke menjelaskan membaca cepat adalah “membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi dibaca dalam waktu tertentu yang disertai dengan pemahaman isi 70%.14

Dari pengertian para ahli di atas disimpulkan bahwa membaca cepat adalah membaca dengan menggunakan kecepatan disertai dengan pemahaman, seseorang tidak hanya membaca dengan cepat saja tapi juga disertai adanya pemahaman.

Membaca dengan cepat memerlukan ketekunan dalam berlatih dan harus dibiasakan secara berkelanjutan, karena kecepatan seseorang dalam membaca dapat berubah-ubah asalkan dia sering berlatih dan tidak memiliki hambatan. Seperti yang disebutkan dalam bukunya Budinuryanta dan kawan-kawan “Membaca cepat merupakan sejenis keterampilan yang memerlukan ketekunan berlatih dan disiplin untuk mencapai kecepatan dan daya baca yang tinggi yang bisa dicapai seseorang.15

13

Keke T. Aritonang, “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat“, Jurnal Pendidikan Penabur, 2006, h. 20.

14 Ibid

15


(32)

Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.16 Dengan demikian Atikah menjelaskan bahwa membaca cepat merupakan salah satu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu kecepatan dan ketepatan.17

Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yakni bahwa keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan anda dalam menguasai dan mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila anda merasa belum dapat membaca cepat, anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan merasa yakin bahwa akan dapat melakukan hal itu.18

Dari berbagai penjelasan di atas, disimpulkan bahwa keterampilan membaca cepat adalah kecakapan membaca dengan efisien waktu untuk mendapatkan pemahaman bacaan dengan tepat. Dalam membaca cepat terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa mengatur kecepatannya dan memilih jalan yang terbaik untuk mencapai tujuannya.

16

Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 1999), h. 14-15.

17

Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 18.

18


(33)

g. Tujuan Membaca Cepat

Tujuan membaca cepat adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan.19 Tidak ada gunanya dapat membaca cepat tetapi tidak dapat memahami bacaan secara memindai. Akan tetapi, apabila kita dapat membaca dengan pemahaman sepenuhnya tetapi kecepatan bacanya sangat lambat, tidak dapat dikatakan dapat membaca secara efisien.

Tarigan menjelaskan, tujuan awal diadakannya pengajaran membaca cepat kepada anak atau siswa adalah agar anak atau siswa itu dapat membaca secara efektif dan efisien yaitu, mendapatkan informasi sebanya-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini, yang dipentingkan bukanlah masalah kecepatan siswa dalam membaca, melainkan tingkat pemahaman isi bacaan setelah dibaca oleh siswa secara cepat.

Kemampuan membaca cepat tidak mesti berarti kemampuan memahami bacaan berkurang. Jadi tujuan membaca cepat adalah untuk memahami isi dan makna bacaan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

h. Langkah-langkah Membaca Cepat 1) Siapkan naskah yang akan dibaca.

2) Bahan bacaan harus baru dan belum pernah dibaca. 3) Pilihlah situasi lingkungan yang tenang.

4) Berkonsentrasilah pada bacaan yang anda hadapi. 5) Bacalah dalam hati bacaan tersebut.

6) Hindarkan kebiasaan buruk dalam membaca seperti:

a) Kebiasaan menggerakkan bibir untuk melafalkan setiap kata b) Kebiasaan menunjuk kata demi kata

c) Menggunakan jari atau benda untuk menunjuk yang dibaca

19


(34)

d) Menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan

e) Mengulang pembicaraan pada kalimat yang sudah dilewati f) Mengeja dalam hati setiap huruf pada kata yang dibaca 7) Fokuskan pandangan pada garis tengah bacaan.

8) Ajukan pertanyaan sehubungan dengan naskah yang dibaca.Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kognitif yang meliputi ingatan/ sekilas saja.

9) Berlatih mencari inti bacaan per paragraph dengan mengingat-ingat gagasan pokok atau hal-hal penting dalam bacaan.20

i. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat

1) Banyak informasi penting dapat diserap dalam waktu yang cepat. 2) Membaca cepat memperluas wawasan.

3) Membaca cepat meningkatkan kemahiran berbahasa yang lain. 4) Membaca cepat membantu menghadapi ujian/tes.

5) Membaca cepat meningkatkan pemahaman.21

j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Membaca

Tarigan mengemukakan ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi kecepatan membaca:

1) Tingkat kesulitan bahan bacaan.

2) Keakraban dan rasa ingin tahu terhadap pokok permasalahan. 3) Kebiasaan-kebiasaan membaca.22

20

Warni, ”Membaca Cepat “ http://ibuwarni.blogspot.com diakses, 13 September 2014, 13.37 WIB.

21

Kholid Harras, dkk, Membaca I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed 1, cet Ke-2, h. 432-433.

22


(35)

Menurut Soedarso ada enam penghambat dalam membaca cepat: 1) Vokalisasi

Vokalisasi adalah membaca dengan bersuara. Menggumam, sekalipun dengan mulut yang terkatup dan suara tidak terdengar, jelas termasuk membaca dengan bersuara.

2) Gerakan Bibir

Gerakan bibir adalah mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan menggunakan gerakan bibir.

3) Gerakan Kepala

Gerakan kepala adalah menggerakkan kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca baris-baris bacaan secara lengkap.

4) Menunjuk dengan Jari

Menunjuk dengan jari adalah membaca dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi kata apa yang kita baca.

5) Regresi

Regresi adalah mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya.

6) Subvokalisasi

Subvokalisasi adalah melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca. Subvokalisasi menghambat karena kita menjadi lebih memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar dari pada berusaha memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang kita baca.23

Berdasarkan faktor yang bisa mempengaruhi baik kuantitas maupun kualitas pemahaman kita terhadap materi bacaan, tampaknya yang terpenting adalah kecepatan membaca, tujuan membaca, sifat materi bacaan, tata letak materi bacaan, dan lingkungan tempat kita membaca.

23


(36)

k. Cara Mengembangkan Kecepatan Membaca

Dalman mengemukakan ada beberapa cara mengembangkan kecepatan membaca adalah sebagai berikut:

1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.

2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca.

3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan

utama sebuah kalimat.

5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya.

6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus.24

l. Faktor Penghambat Kecepatan Membaca

Dalman mengemukakan ada beberapa hal yang menghambat kecepatan membaca adalah sebagai berikut:

1) Menyuarakan apa yang dibaca. 2) Membaca kata demi kata.

3) Membantu melihat/menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jari).

4) Menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain. 5) Konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal di luar bacaan. 6) Bergumam-gumam atau bersenandung.

7) Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat.

8) Kebiasaan mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah dibaca.25

24

Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 41 25


(37)

m. Mengukur Kecepatan Membaca

Seseorang pembaca dikatakan sebagai pembaca baik bila mampu mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan bahan yang dibaca serta dapat menjawab sekurang-kurangnya 60% dari bahan yang dibaca. Untuk tingkat pemula, kecepatan membaca diharapkan dapat mencapai 120-150 KPM (kata per menit).

Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi, maka dalam mengukur kemampuan membaca yang perlu diperhatikan adalah dua aspek tersebut.26 Pada umumnya kecepatan membaca diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pada umumnya, kecepatan membaca diukur dengan jumlah kata yang dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan persentase dari jawaban yang benar tentang isi bacaan. Tetapi, hasil pengukuran kedua aspek ini harus diintegrasikan agar dapat menunjukkan kemampuan membaca secara keseluruhan.

Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membaca:

Keterangan:

KM : Kemampuan Membaca KPM : Jumlah Kata Per Menit KB : Jumlah Kata dalam Bacaan SM : Jumlah Sekon Membaca PI : Persentase Pemahaman Isi 100

26


(38)

Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1) Untuk mengukur waktu baca biasanya yang dipergunakan ialah sekon/detik.

2) Yang dimaksud waktu baca ialah jumlah sekon yang dipergunakan untuk membaca seluruh bacaan hingga selesai, tetapi tidak termasuk waktu yang dipakai untuk membaca pertanyaan (jika ada).

3) Angka 60 yang ada dalam rumus dipergunakan sebagai indeks untuk mengubah waktu baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per menit.

4) Menurut Baca Tampubolon, yang dimaksud dengan persentase pemahaman isi ialah persentase jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan yang tersedia.

Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara berikut ini:

1) Hitung jumlah kata yang terdapat dalam satu baris penuh (dari pinggir kanan pada suatu halaman bacaan). Tuliskan jumlah itu pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikutnya tidak perlu dihitung.

2) Hitunglah jumlah baris pada halaman bersangkutan dari baris pertama sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai separuh dari panjang baris, atau kurang, tidak perlu dihitung.

3) Kalikanlah jumlah kata pada a dan baris pada b. hsil perkalian inilah jumlah kata (lebih kurang) yang teradapat dalam halaman bersangkutan. Jika bacaan itu terdiri dari beberapa halaman maka jumlah kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris, dan jumlah halaman.


(39)

Setelah memperoleh nilai rata-rata yang dihasilkan siswa dalam membaca cepat, selanjutnya peneliti akan menentukan penilaian dengan menggunakan pedoman penilaian kecepatan membaca yaitu, sebagai berikut:

Tabel 1

Tingkat Kecepatan Membaca

No Kecepatan Tingkat Kemahiran

1 170-180 kpm (kata per menit) Sangat Cepat 2 150-160 kpm (kata per menit) Cepat 3 120-140 kpm (kata per menit) Sedang 4 90-110 kpm (kata per menit) Lambat 5 60-80 kpm (kata per menit) Sangat Lambat27

n. Standardisasi Kecepatan Membaca

Untuk mengetahui standardisasi dan kategori kecepatan membaca sampel penelitian, penulis menggunakan standardisasi dan kategori berikut ini.

Tabel 2

STANDARDISASI KECEPATAN MEMBACA BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN No Jenjang Pendidikan Kecepatan

Membaca

1. SD/SLTP 200 kata/menit

2. SLTA 250 kata/menit

3. Mahasiswa 325 kata/menit

4. Mahasiswa Program Pasca Sarjana 400 kata/menit 5. Orang Dewasa (Tidak Bersekolah) 200 kata/menit

27

Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), ed. 2, h. 143.


(40)

Chistine Nuttal mengatakan dalam bukunya Dalman yang berjudul Keterampilan Membaca, kemampuan membaca cepat untuk jenjang SD sebagai Berikut:28

Kelas I 60-80 kata per menit Kelas II 90-100 kata per menit Kelas III 120-140 kata per menit Keals IV 150-160 kata per menit Kelas V 170-180 kata per menit Kelas VI 190-250 kata per menit

Untuk menentukan KEM sebagaimana diuraikan di atas, maka perolehan ukuran KPM tersebut hendaklah diikuti oleh pemahaman terhadap isi bacaan. Mengenai hal ini, kecepatan membaca biasanya diukur dengan berapa banyak kata yang terbaca pada setiap menitnya dengan pemahaman rata-rata 50% atau dengan perkataan lain berkisar antara lain 40% - 60%. Orang dewasa di Amerika yang belum pernah mendapat latihan khusus kecepatan membacanya antara 200-500 KPM, tetapi beberapa orang di sana ada yang mencapai 325-350 KPM. Bahkan masih ada yang sangat memprihatinkan bahwa beberapa orang yang lainnya terlalu lambat dalam membaca, kecepatannya berkisar 125-175 KPM. Di Indonesia, orang dewasa kecepatan membacanya sama dengan yang terjadi di Amerika, yaitu 175-300 KPM. Akan tetapi, Soedarso mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan, kecepatan membacanya dapat mencapai 350-500 KPM.

28


(41)

2. Hakikat Kalimat Utama a. Pengertian Kalimat Utama

Terdapat berbagai istilah yang sama makna dengan kalimat utama. Istilah-istilah seperti pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok mengandung makna yang sama, yaitu mengacu pada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik.29 Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas.

Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi.

Kalimat terdiri dari kalimat utama di awal paragraf, kalimat utama di akhir paragraf, kalimat utama di dalam paragraf, kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, kalimat utama tersirat. Berikut penjelasannya:30

1) Kalimat Utama di Awal Paragraf

Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang

29 Salma Faizatul Jannah, “Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf”, dari http://salmafaizatuljannah.blogspot.com diakses, 4 Februari 2014, 20.15 WIB.

30

Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009). h. 105.


(42)

berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif.

2) Kalimat Utama di Akhir Paragraf

Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif.

3) Kalimat Utama di dalam Paragraf

Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model Ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf.

4) Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf

Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif.

5) Kalimat Utama Tersirat

Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu.


(43)

b. Ciri-ciri Kalimat Utama

Berikut ini ciri-ciri kalimat utama.31 1. Kalimat bersifat umum.

2. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain.

3. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya.

4. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan)

Tanda-tanda koherensi: a) Pengulangan kata kunci. b) Adanya kata ganti.

c) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb).

5. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat utama itu memiliki ciri-ciri untuk dapat menentukannya yaitu biasanya berada di awal paragraf (induktif), dan di akhir paragraf (deduktif) yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian. Dan kalimat utama memuat kata kunci yang terdiri dari; kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, dan kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain.

31

Fikri, “Ciri-ciri Kalimat Utama”, dari http://fikriisgood.blogspot.com. diakses, 4 Februari 2014, pkl 20.53 WIB.


(44)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini di antaranya: penelitian yang dilakukan Novita, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Tahun 2013, tentang “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama.

Penelitian lain dilakukan Hilda Komalasari, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2014, tentang “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Membaca Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan hasil penelitian.

Dan penelitan yang dilakukan oleh Elpira Roza, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Tahun 2013, tentang “Kemampuan Siswa Kelas IV SDN 55/1 Sridadi Menemukan Kalimat Utama Melalui Membaca Intensif”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan cara melakukan tes secara tertulis, kemudian data dinilai dan dianalisis secara kuantitatif.

Nuryati, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2011, tentang “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII D SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.


(45)

Persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh peneliti pertama, oleh Novita. Yaitu persamaannya terletak pada menemukan kalimat utama dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ketiga yang dilakukaan oleh Hilda Komalasari. Yaitu persamaannya terletak pada pembelajarannya yaitu membaca cepat dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. peneliti ketiga yang dilakukan oleh Elpira Roza. Yaitu persamaannya terletak pada menemukan kalimat utama dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Dan peneliti ke empat yang dilakukan oleh Nuryati. Yaitu persamaannya terletak pada Membaca Cepat, dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan berbahasa harus dimiliki oleh setiap siswa. Setiap keterampilan berbahasa pasti mempunyai peran penting di setiap aspeknya. Khususnya keterampilan membaca mempunyai peran yang penting bagi kurikulum pendidikan. Karena di setiap materi harus mempergunakan proses membaca demi pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi tersebut. Siswa diharapkan dapat menentukan dan memahami isi dari bacaan yang disediakan guru. Siswa dapat menjawab pertanyaan isi teks. Oleh karena itu keterampilan membaca siswa perlu dilatih dengan menggunakan teknik yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas dapat disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara antara kesalahan yang timbul. Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bisa dua faktor kemungkinan baik internal maupun eksternal, salah


(46)

satunya adalah siswa merasa bosan dalam membaca, sehingga hasil belajar siswa yang rendah dalam proses KBM.

Salah satu usaha guru untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan teknik membaca cepat, agar kegiatan membaca siswa tidak membosankan dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait materi “Menemukan Kalimat Utama pada tiap paragraf”.

Tujuan utama menggunakan teknik membaca cepat ini untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa terhadap suatu wacana yang disediakan guru. Para siswa saling menggunakan keterampilan membaca, mendengar, menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi kalimat utama dalam wacana cerita, dalam suatu materi pelajaran pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat. Dengan demikian siswa dilatih untuk menggali dan mengembangkan materi. Diharapkan dengan menggunakan teknik membaca cepat dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa secara berkelompok atau saat individu.

D. Pengajuan Hipotesis

Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak ada pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

H1 = Ada pengaruh penerapan penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan

kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.


(47)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Cempaka Putih 1. Beralamat Jalan Jambu No.1 RT 007/05 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15412.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Rentang waktu yang digunakan pada semester genap (dua) tahun pelajaran 2013/2014. Tepatnya pada Maret-April 2014, adapun tahapan-tahapan penelitian:

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin ke sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah uji coba instrumen dan pengambilan data di lapangan.

c. Tahap penyusunan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pengolahan data dan konsultasi untuk menyusun laporan dan persiapan ujian.


(48)

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu). Penelitian dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan penerapan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama, dan kelompok dua adalah kelompok kontrol yang tanpa perlakuan dengan tidak menerapkan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest Postest Desaign. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol di lakukan pretest dan postest (O1 dan O2). Tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan X (penerapan teknik membaca cepat), sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan X (penerapan teknik membaca cepat), sehingga struktur desainnya sebagai berikut:1

Tabel 3

Rancangan Desain Penelitian Quasi Experiment

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

E O1 X O2

C O1 - O2

1


(49)

Keterangan:

E = Kelompok kelas eksperimen C = Kelompok kelas kontrol

O1 = Pre-test diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

O2 = Post-test diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

X = Pemberian teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada kelas eksperimen.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita.2 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Cempaka Putih 1 Kampung Utan Ciputat Timur semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Adapun populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa siswa SDN Cempaka Putih 1 Kampung Utan Ciputat Timur kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).3 Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan simple random sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas IVA SDN Cempaka Putih 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SDN Cempaka Putih 1 sebagai kelompok kontrol.

2

Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-VIII, h.250.

3


(50)

Penentuan kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan kelas sampel penelitian ini adalah nilai rata-rata siswa dari mata pelajaran bahasa Indonesia serta menyesuaikan karakteristik perkembangan anak pada masing-masing kelas IV.

Tabel 4 Data Siswa

Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kelas IVA: 22 siswa

Kelas IVB: 22 siswa

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Dapat juga dikatakan dengan metode pengumpulan data. Cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara tes non-objektif (uraian) yang berjumlah 10 soal dalam bentuk pretest dan posttest.

Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest adalah test yang dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimental. Posttest juga dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara test yang dilakukan setelah suatu program pembelajaran dilakukan.4

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel penelitian

Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah: a) Variabel bebas : teknik membaca cepat. b) Variabel terikat : kalimat utama

4

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 102


(51)

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian.

3. Instrumen penilaian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat tes non-objektif (uraian) teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Dengan format penilaian sebagai berikut.5

Tabel 5

Penilaian Kecepata Membaca

No Kecepatan Tingkat Kemahiran

1 170-180 kpm (kata per menit) Sangat Cepat 2 150-160 kpm (kata per menit) Cepat 3 120-140 kpm (kata per menit) Sedang 4 90-110 kpm (kata per menit) Lambat 5 60-80 kpm (kata per menit) Sangat Lambat6

4. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. “Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat mengukur apa yang akan diukur.”7

Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

5

Sunardi, “Kemahiran Membaca Cepat Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran”, Artikel e-Jurnal, 2012/2013, 2013, h. 8.

6

Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), ed. 2, h. 143.

7


(52)

validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat menggunakan variabel yang diteliti secara tepat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen non-tes diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa instrumen non tes objektif (uraian) dari keterampilan membaca cepat, sehingga validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data meliputi uji analisis deskriptif, uji analisis inferensial yang di dalamnya terdapat uji normalitas, uji homogenitas, serta pengujian hipotesis statistik.

1. Uji Analisis Deskriptif

Analisis deskripstif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua variabel, yaitu mean/nilai rata-rata, median/nilai tengah, modus, range/rentang dan standard deviation/simpangan baku. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS 20 for Windows version.

2. Uji Prasyarat Analisis Inferensial

Analisis inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.


(53)

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 20 for Windows version dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05.

b) Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.

c) Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for Windows yaitu dengan teknik analisis Paired Samples T-Test. Taraf signifikan uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Nilai rata-rata kedua kelompok signifikansi (2-tailed) di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya bila signifikansi (2-tailed) lebih besar dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.


(54)

F. Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah: H0 = μ1 = μ2

H1= μ1 ≠ μ2

Keterangan :

H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap

penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

H1 = Terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan

kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

μ1 = Rata-rata keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama dengan

menggunakan teknik membaca cepat.

μ2 = Rata-rata keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama dengan


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah 1. Lokasi Sekolah

SDN Cempaka Putih 1 beralamat di Jl. Jambu No.1 RT 007/05 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan 15412.

2. Visi dan Misi

Visi SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan:

Capai lulusan berkualitas, berahlak mulia, serta siap mengembangkan Ilmu Pendidikan Alam (IPA) berlandaskan (IMTAQ) dan IPTEK”

Misi SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan: a. Menumbuhkan disiplin berdasarkan komitmen bersama.

b. Membimbing menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan. c. Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui Pelatihan

/Workshop/Studi banding.

d. Menyiapakan kelulusan yang mampu mengimbangi perkembangan dunia dalam IMTAQ dan IPTEK.

e. Mengoptimalkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar.

f. Mengembangkan potensi, minat, dan bakat peserta didik agar memiliki daya saing yang tinggi, terampil, produktif, displin dan mandiri.

g. Memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif ,kreatif, inovatif dan sesuai perkembangan.

h. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya dimasyarakat. i. Membenahi manajemen/Administrasi sekolah.


(56)

j. Memberdayakan komite sekolah dalam meningkatkan peran serta orang tua murid/Masyarakat dan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah. k. Mempersiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan diri

sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

3. Siswa dan Guru

Tabel 6

Jumlah Peserta Didik SDN Cempaka Putih 1 KotaTangerang Selatan

KELAS I II III IV V VI Jumlah

ROMBEL 2 2 2 2 2 2 12

Jumlah L/P

L P L P L P L P L P L P L P 38 50 42 34 36 27 22 22 31 30 26 32 195 195 Jumlah

semua


(57)

Tabel 7

Daftar Nama Tenaga Pengajar dan Staf SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan

No Nama Guru Jabatan/Mata Pelajaran

1. Sarmili S.Pd Kepala Sekolah 2. H.A. Syariefuddin Syam Guru Agama Islam 3. Hj. Murdiana, S.Pd Guru Kelas

4. Sri Supadmi, S.Pd Guru Kelas 5. Aminah, S.Pd Guru Kelas

6. Maryani Penjaga Sekolah

6. Didi Rosadi, S.Pd Guru Kelas 7. Ettty Harnetta Guru Kelas 8. Kusdiyati, S.Pd Guru Kelas

9. H.M. Malir Guru Agama Islam 10. Masih Sumarsih, S.Pd Guru Kelas

11. Marikin Guru Bahasa Inggris 12. Elly Trisnowati, S.Pd Guru Seni Tari 13. Dico Arief Setiobudi Guru Penjaskes 14. Monasari Rahmawati, S.Pd Guru Bahasa Inggris 15. Budi Mulyono, S.Pd Guru Kelas

16. Supriatin, S.Hum Guru Kelas 17. Priantari Swatika, SE Guru Kelas 18. Elis Wulan Purnamasari, S.Pd.I Guru Budi Pekerti 19. Himatul Badiaah Guru Kelas 20. Hikmatul Hasanah Guru Kelas 21. Suwanto Jarot Wibowo, S.Pd.I Guru Komputer 22. Bambang Suryo Putro, S.Ip TU dan Pustakawan 23. Dedi Suyatman Penjaga


(58)

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada saat pengajuan proposal dimulai pada bulan Februari. Sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret tahun 2014 di SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan yang memiliki jumlah siswa kelas IV semester genap sebanyak 44 siswa yang sudah terbagi di dua kelas, yaitu 22 siswa di kelas IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB dijadikan sebagai kelompok kontrol. Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti memberikan prestest kepada kedua kelas ini untuk diuji kesamaan varian dan keduanya menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini memiliki kemampuan awal yang sama, terbukti dari varian yang tidak jauh berbeda di antara kedua kelas tersebut.

Kemudian pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan teknik membaca cepat. Guru menjelaskan materi pengertian kalimat utama, menjelaskan jenis-jenis paragraf, membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, menjelaskan ciri-ciri kalimat utama, menjelaskan teknik membaca cepat dan menerapkan teknik membaca cepat dalam bacaan yang diberikan. Kemudian guru membagikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dalam satu kelompok. Lalu guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Di dalam LKS tersebut, setiap kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam LKS. Setelah kelompok selesai mengerjakan tugasnya, kemudian guru memanggil masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua, sama seperti pertemuan pertama, dipertemuan kedua ini guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada tiap paragraf sebuah teks bacaan.


(1)

(2)

r

Nomor Lampiran Perihal Yang bertanda Nama NIM Jurusan/Prodi Semester Tembusan:

l. Dosen Penasehat Akademik

tangan di bawah ini Hilma Silmy

ll r00r8300043

Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMI) Vlll (Delapan)

: Istimewa Jakarta.l3 Februari 2014

: Satu berkas Proposal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Ka. Subbag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan di

Tempat

Assalamu' alaihum w r. wb.

Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salatr satu syarat menyelesaikan program S-l (Strata l) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judul skripsi yang diqiukan adalah:

"PENERAPAN TEKhIIK MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN KALTMAT UTAMA PADA SISWA KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1'' Dosen Pembirn bing Skrips

Pembimbing I : Pembimbing II :

Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu' alaihtm wr. w b.

Hihna Silmy

NIM. 1110018300043

KEMENTERIAN AGAMA I.'IN JAKARTA

FITK

J!. !t. H JEN? tlo 95 Ciputet 15412 lnderesh

-@,

i a 6 r & l

rgry-u

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-085 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi: : 01

t-|al

PERMOHONA

N SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI


(3)

lt

Nomor : Un.O 1/F. 1/KM.0 I .Zt *!.?..tZOt+ L a m p .

:-Hal : Bimbingan Skripsi

Jakarta, l3 Februari 2014

untuk menjadi pembimbing I/II Kepada Yth.

Ahmad Bahtiar, M. Hurn, Pembinrbing Skipsi

Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

As s ct I ct mu' al ai kum wr.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi Hilma Silmy

1 r 1 0 0 1 8 3 0 0 0 4 3

Pendidikan Guru Madrasah lbtidaivah VIII (Delapan)

Penerapan Teknik Membaca Cepat Dalam Menemukan Kalimat Utarna Pada Sisrva Kelas IV SDN Cempaka Putih I

Jndul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 13 Februari 2014, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan iJdaksional pada judul. tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

B,imbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' alaikwn wr.w b.

--:a.RDe

r;ffi

't,,LI

MA.

Tembusan: l. Dekan FII'K 2. Mahasiswa ybs.

@,

l r r r h l

Lk€lrl

K E M E N T E R I A N A G A M A U I N J A K A R T A

F I T K

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 541 2 Indonesia

FORM (FR)

N o . D o k u m e n : FITK-FR-AKD-081 T g l . T e r b i t : ' l M a r e t 2010 N o . R e v i s i : 0 1

H a l 1 t 1

S U R A T B I M B I N G A N

S K R I P S I


(4)

Nomor : Un.01/F. 1/KM.01 .st.*J.?!.noM Lamp. : autlinerProposal

Hal :Permohonan lzin Penelitian

Tembusan: 1. Dekan FITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akadeitik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 11Maret2014

Kepada Yth.

Kepala Sekolah SDN Cempaka Putih 1 d i

Tempat

Assal amu' al aikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa, N a m a : H i l m a S i l m y

N I M : 1 1 1 0 0 1 8 3 0 0 0 4 3

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah Semester :Vlll (Delapan)

JudulSkripsi : Penerapan Teknik Membaca Cepat untuk Menemukan Kalimat Utama pada Siswa Kelas lV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/mad rasah yan g Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu' al aiku m wr.wb.

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. k. H. JMt & No 95 Cinud 15412in*]nesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1 t 1

SURAT PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN


(5)

PEMERNTAH KOTA TAI{GERANG SELATAN

UPT PEI{DIDIKAN CIPUTAT TIMUR

SDN CEMPAKA PUTIH I

Jl. Jsmbu. RT.OO7/05. No.l. Kel. Cempaka Pltih Ke. Ciputat Timur l54l2.Kota Tangsang Selatan - Propinsi Baf,ten. Telp. 021-7491879 Email : rdtsea0-akaputu$g'@$Lop-.sa.id webshe : h!tp;ld!9a!lqp3lc0!!dhj--le!gisl,-biassDl,!s!tt

Nama NIP Jabatan

Pangkat / Golongan Unit Kerja

Menerangkan bahwa: Nama

NIM

Jenis kelamin ,;; Penelitian

Jenjang Pendidikan Mahasisrva

SURAT KETBRANGAN

Nomor : 421.21 gtg /SDN-CPI|M2}|4

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SDN Cempaka Putih 1 Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan ini menerangkan bahwa :

SARMILI, S.Pd 195408 r0 197402 l00r

Kepala Sekolah SDN Cempaka Putih I Pembina i IV b

SDN Cempaka Putih I Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Prov.Banten

HILMA SILMY I I 1 0 0 1 8 3 0 0 0 4 3 Perentpuan

Kelas IV S1 / PGMI

UIN (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla)

Dengan ini nama tcrsebut diatas telah melakukan penelitian Skripsi dengan judul : Penerapan Teknik Membaca cepat untuk Menemukan Kalimat Utama pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ciputat Timur, 13 Mei 2014 Prrtih I


(6)

BIODATA PENULIS

Hilma Silmy, NIM. 1110018300043, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penulis lahir di Tangerang, 30 Januari 1993. Bertempat tinggal di Jalan Kramat Rt. 002 Rw. 010 Pondok Ranji Kelurahan Rengas Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Banten 15412. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Orangtua penulis ialah Bapak Ardi Noor HB dan Ibu Aty Suryati.

Riwayat pendidikan penulis, diawali dari SDN Pondok Ranji 1 tamat tahun 2004-2005, MTS Islamiyah Ciputat tahun pelajaran 2006-2007, MAN 11 Jakarta tahun pelajaran 2009/2010, Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2014. Pengalaman organisasi; OSIS, BEMJ PGMI, PPI MA (Purna Paskibraka Indonesia Madrasah Aliyah) Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Motto; Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal. Kejarlah cita-cita mu sampai ke negeri Mekkah dan Eropa.


Dokumen yang terkait

Pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri kota Tangerang Selatan

2 18 102

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

Pengaruh Teknik Cross-line terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Perkalian Kelas III SDN Cempaka Putih 01

8 64 270

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA SEBUAH BACAAN MELALUI PENERAPAN MEMBACA INTERAKTIF Peningkatan Keterampilan Menemukan Kalimat Utama Sebuah Bacaan Melalui Penerapan Membaca Interaktif Dengan Metode Kontektual Learning Pada Siswa Kel

0 2 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menemukan Kalimat Utama Sebuah Bacaan Melalui Penerapan Membaca Interaktif Dengan Metode Kontektual Learning Pada Siswa Kelas IV SDN Karangwono 01 Tahun 2013/2014.

0 1 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA SEBUAH BACAAN MELALUI PENERAPAN MEMBACA INTERAKTIF Peningkatan Keterampilan Menemukan Kalimat Utama Sebuah Bacaan Melalui Penerapan Membaca Interaktif Dengan Metode Kontektual Learning Pada Siswa Kel

0 1 14

PENGGUNAAN TEKNIK MEMBACA SUPER GAYA ACCELERATED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS V SDN MEKARWANGI 2.

3 15 43

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 6 36

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 2 36

PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 9