UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Media cair Media cair yang biasa dipakai adalah kaldu yang dibuat dengan kombinasi
air murni, kaldu daging lembu dan pepton. Pepton mengandung banyak N
2
, sedangkan kaldu berisi garam-garam mineral. pH medium diatur menjadi sedikit
asam atau netral yaitu pada pH 6,8-7 yang disesuaikan untuk kebanyakan bakteri. Kaldu kemudian disaring dengan kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam
tabung dan disumbat dengan kapas. Kemudian barulah dimasukan ke autoklaf. b. Media padat
Media padat dibuat dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar, kemudian disterilkan, dan dibiarkan mendingin hingga menjadi media padat.
Agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri. Gelatin dapat juga digunakan sebagai zat pengental, tetapi gelatin mencair pada
suhu 23
o
C sehingga tidak dapat diletakkan pada suhu ruangan. c. Media diperkaya
Beberapa bakteri memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tidak mengandung fibrinogen. Fibrinogen
adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar di luka. Serum atau darah
dicampurkan ke dalam media yang sudah disterilkan. Jika pencampuran dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah akan mengental akibat pemanasan.
d. Media kering Media ini berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air lalu disterilkan.
Pada media ini tidak perlu dilakukan pemeriksaan pH karena sudah dilakukan pada waktu pembuatan serbuk.
e. Media sintetik Media sintetik berupa ramuan-ramuan zat organik yang mengandung zat
karbon dan nitrogen. Bakteri autotrof dapat hidup dalam media ini. Bakteri saprofit juga dapat hidup dalam media ini, tetapi perlu penambahan natrium sitrat
dan natrium amonium fosfat yang merupakan sumber karbon dan sumber nitrogennya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6. Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang membunuh bakteri atau menekan pertumbuhan dan reproduksi bakteri Volk, dkk,. 1993. Berdasarkan jenis daya
tahan kerjanya terhadap bakteri, zat antibakteri dibagi dalam dua kelompok yaitu bakteriostatik dan bakterisidal. Zat bakterisidal adalah zat-zat yang dapat
membunuh bakteri, sedangkan zat bakteriostatik hanya menghambat pertumbuhan bakteri Irianto, 2006.
Macam-macam mekanisme aksi antibakteri adalah Pratiwi, 2008 : 1. Menghambat sintesis dinding sel
Penghambatan dilakukan dengan cara merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif.
2. Merusak membran plasma Antibakteri bekerja dengan mengubah permeabilitas membran plasma sel
bakteri. Membran plasma bersifat semipermeabel dan mengendalikan transpor berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau kerusakan
pada membran plasma akan menghalangi proses osmosis dan proses biosintesis dalam membran.
3. Menghambat sintesis protein Membunuh bakteri dengan cara menghambat sintesis protein sehingga
bakteri tidak mampu mensintesis protein yang penting untuk pertumbuhannya. 4. Menghambat sintesis asam nukleat
Antibakteri bekerja dengan cara menghambat proses transkripsi dan replikasi bakteri.
5. Menghambat sintesis metabolit esensial Sintesis metabolit esensial bisa dihambat dengan antimetabolit yang
merupakan kompetitor substrat normal dari enzim pemetabolisme.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6.1. Antibakteri yang Digunakan Sebagai Kontrol Positif
Kloramfenikol yang digunakan sebagai kontrol positif, memiliki karakteristik sebagai berikut Ditjen POM, 1979:
•
Rumus Bangun :
Gambar 2.2. Rumus bangun kloramfenikol
•
Rumus molekul : C
11
H
12
Cl
2
N
2
O
5
•
Pemerian
: Merupakan hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan;
tidak berbau; rasa sangat pahit. •
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol 95 P dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar
larut dalam kloroformP dan dalam eter. Kloramfenikol merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat
menghambat atau membunuh bakteri dari golongan Gram positif maupun Gram negatif. Kloramfenikol bekerja dengan cara bereaksi pada sub unit 50S
ribosom dan menghalangi aktivitas enzim peptidil transferase. Enzim ini berfungsi untuk membentuk ikatan peptida antara asam amino baru yang
masih melekat pada tRNA dengan asam amino terakhir yang sedang berkembang. Sebagai akibatnya, sintesis protein bakteri akan terhenti seketika
dan menyebabkan bakteri mati Pratiwi, 2008.