Kromatografi Lapis Tipis. Kromatografi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya Rositawati, dkk., 2013. Prinsip dasar rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya Rositawati, dkk., 2013.

2.10. Uji Kemurnian

Kemurnian merupakan hal yang penting dimiliki suatu senyawa hasil isolasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji kemurniaan terhadap senyawa hasil isolasi. Metode yang dapat digunakan untuk uji kemurniaan antara lain dengan penentuan titik leleh dan penggunaan KLT dua dimensi.

2.10.1. Penentuan Titik Leleh

Titik leleh suatu padatan kristalin didefinisikan sebagai suhu dimana padatan berubah menjadi cairan di bawah tekanan total satu atmosfer. Senyawa murni memiliki rentang titik leleh yang tajam dimana jarak temperatur senyawa tersebut sangat kecil ketika berubah sempurna dari padat ke cair. Rentang temperatur maksimum untuk senyawa murni adalah 1-2 C Margono dan Zandrato, 2006. Penentuan titik leleh adalah salah satu metode yang cepat dan mudah untuk memastikan kemurnian dari suatu padatan dengan mengukur titik lelehnya. Teknik penentuan titik leleh dari senyawa organik menggunakan metode mikro dengan menggunakan pipa kapiler banyak digunakan karena mudah, menggunakan sampel yang sedikit dan datanya memuaskan Gilbert dan Martin, 2011. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan titik leleh. Diantaranya adalah rentang titik leleh yang diamati bergantung pada beberapa faktor yaitu : jumlah sampel, laju pemanasan selama penentuan, dan kemurnian serta sifat kimia dari sampel. Akurasi dari pengukuran suhu bergantung sepenuhnya pada kualitas dan kalibrasi dari termometer Gilbert dan Martin, 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.10.2. KLT Dua Dimensi

Langkah dari metode ini yaitu sampel ditotolkan pada bagian pojok dari fase diam dan dilakukan proses elusi. Selanjutnya lempeng diangkat, dikeringkan, diputar 90 , dan dilakukan elusi dengan eluen yang berbeda dari eluen pertama. Keuntungan dari KLT dua dimensi antara lain : a. Merupakan salah satu metode sederhana tanpa menggunakan peralatan yang rumit. b. Lempeng yang digunakan sekali pakai sehingga tidak perlu prosedur yang sulit untuk membersihkan sampel yang diuji. c. Tidak ada batasan dalam penggunaan fase gerak karena sebelum dilakukan elusi kedua, dilakukan penguapan terlebih dahulu terhadap eluen pertama. d. Mampu menganalisis senyawa campuran. e. Hasil pemisahan mudah dilihat. Cielsa dan Waksmundzka, 2009

2.11. Identifikasi Struktur Senyawa

Identifikasi struktur dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu :

2.11.1. Spektroskopi NMR Nuclear Magnetic Resonance

Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti NMR merupakan salah satu metode yang bermanfaat dalam penentuan struktur senyawa organik. Dasar dari metode spektroskopi ini adalah kajian terhadap momen magnet dari inti atom. Inti atom dalam molekul yang timbul akibat perputaran inti tersebut. Momen magnet dari suatu inti atom dipengaruhi oleh atom-atom yang ada di dekatnya, sehingga atom yang sama dapat mempunyai momen magnet yang berbeda bergantung pada lingkungannya. Bila inti atom diletakkan diantara kutub-kutub magnet yang sangat kuat, inti akan mensejajarkan medan magnetiknya sejajar paralel atau melawan antipararel dengan medan magnet Achmadi, 2003. Sifat inilah yang digunakan untuk menentukan struktur suatu molekul. Inti yang paling penting dalam penetapan struktur senyawa organik yaitu 1 H dan 13 C. 1. 13 C NMR Carbon Nuclear Magnetic Resonance Spektroskopi 13 C NMR memberikan informasi tentang jumlah atom karbon dari suatu struktur molekul. Pergeseran kimia 13 C terjadi pada daerah yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih lebar dibandingkan daerah pergeseran kimia inti 1 H. Keduanya diukur terhadap senyawa standar yang sama, yaitu tetrametilsilen TMS, yang semua karbon metilnya ekuivalen dan memberikan sinyal yang tajam. Pergeseran kimia untuk 13 C dinyatakan dalam satuan δ Achmadi, 2003. 2. 1 H NMR Hydrogen Nuclear Magnetic Resonance Spektroskop 1 H NMR memberikan informasi mengenai banyaknya sinyal dan pergeseran kimianya dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis inti 1 H yang secara kimia berbeda di dalam molekul, luas puncak menginformasikan banyaknya inti 1 H dari setiap jenis yang ada, pola pembelahan spin-spin menginformasikan tentang jumlah 1 H tetangga terdekat yang dimliki oleh inti 1 H tertentu Achmadi, 2003. Spektrum NMR 1 H biasanya diperoleh dengan cara melarutkan sampel senyawa yang sedang dikaji biasanya hanya beberapa miligram dalam sejenis pelarut yang tidak memiliki inti 1 H. Contoh pelarut seperti ini adalah CCl 4 atau pelarut dengan hidrogen yang digantikan oleh deuterium, seperti CDCl 3 deuteriokloroform dan CD 3 COCD 3 heksadeutioaseton. Salah satu cara untuk menetapkan puncak dari spektra 1 H NMR adalah dengan mengintregasikan luas di bawah setiap puncak. Luas puncak peak area berbanding lurus dengan jumlah inti 1 H yang menyebabkan terjadinya puncak tersebut. Cara yang lebih umum untuk menetapkan puncak adalah dengan membandingkan pergeseran kimia dengan proton yang serupa dengan senyawa rujukan yang diketahui Achmadi, 2003.

2.11.2. FTIR Fourier Transform Infra Red

Spektrofotometri inframerah IR merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat memberikan gambaran dan struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat dihasilkan dengan mengukur absorbsi radiasi, refleksi atau emisi di daerah IR Harjono, 1992. Syarat suatu gugus fungsi dalam suatu senyawa dapat terukur pada spektra IR adalah adanya perbedaan momen dipol pada gugus tersebut. Vibrasi ikatan akan menimbulkan fluktuasi momen dipol yang menghasilkan gelombang listrik.

Dokumen yang terkait

Studi in vitro ; Efek Antikolesterol dari Ekstrak Metanol Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total

15 119 83

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

8 42 54

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan Kandungan Fenolat dan Flavonoid Total dari Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

8 50 85

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

0 17 54

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

UjiEfek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume)Terhadap Jaringan Hati Tikus Putih Jantan

3 28 88

Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) secara In Vitro dengan Metode Stabilisasi Membran HRBC (Human Red Blood Cell)

15 100 94

:Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan

4 30 124

Isolasi dan Karakterisasi Kapang Endofit dari Ranting Tanaman Parijoto (Medinilla Speciosa Reinw. ex Blume) dan Uji Aktivitasnya sebagai Antibakteri

8 45 93