Antibakteri yang Digunakan Sebagai Kontrol Positif

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Keuntungan dari penggunaan metode KLT adalah : a. Membutuhkan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode pemisahan lainnya Poole, 2003. b. Dapat mengidentifikasi banyak sampel dalam waktu bersamaan Poole, 2003. c. Waktu yang diperlukan untuk analisis cukup singkat, yaitu sekitar 15-60 menit Harmita, 2006. d. Jumlah zat yang dianalisis cukup kecil, sekitar 0,01 g senyawa murni atau 0,1 g simplisia Harmita, 2006. e. Teknik pengerjaan sederhana dan tidak diperlukan ruang besar Harmita, 2006. Kerugian menggunakan metode ini hanya pada prosedur pembuatan lempeng yang membutuhkan tambahan waktu, kecuali jika telah tersedia lempeng yang diproduksi secara komersial Harmita, 2006. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kromatografi lapis tipis adalah : A. Fase diam Fase diam KLT merupakan sebuah lapisan dibuat dari salah satu penjerap yang khusus digunakan untuk KLT. Lapisan penjerap yang umum digunakan adalah silika gel, alumunium oksida, kieselguhr, selulosa dan turunannya, poliamida, dan lain-lain. Silika gel merupakan penjerap yang paling banyak digunakan dalam KLT Stahl, 1987. Prinsip pemisahan pada lempeng yang menggunakan silika gel adalah interaksi ikatan hidrogen atau dipol dengan permukaan silanol dimana fase gerak yang digunakan adalah zat yang bersifat lipofilik. Zat akan memisah dari silanol berdasarkan tingkat kepolarannya Sherma dan Fried, 2003. B. Fase gerak Dalam KLT, fase gerak sering disebut sistem pelarut. Pelarut dapat dipilih dari pustaka, namun pelarut umumnya dipilih berdasarkan coba-coba dari para analisis. Prinsip umum pemilihan pelarut dalam KLT adalah pelarut yang dipilih sesuai dengan sampel dan lapisan adsorben yang digunakan karena pelarut akan berkompetisi dengan zat yang dipisahkan sampel. Zat polar membutuhkan pelarut polar untuk bermigrasi pada sisi lapisan adsorben. Pelarut yang memiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta daya yang lebih besar akan meningkatkan nilai Rf. Untuk KLT yang menggunakan silika gel sebagai adsorbennya, pelarut yang digunakan bersifat sedikit polar Sherma dan Fried, 2003. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penggunaan pelarut pada KLT eluen antara lain : eluen harus murni, campuran eluen yang digunakan dapat terdiri dari dua sampai tiga jenis eluen, komposisi eluen dapat berubah karena penyerapan atau penguapan, komponen campuran eluen kemungkinan dapat bereaksi satu sama lain Harmita, 2006. C. Deteksi senyawa Senyawa yang sudah berwarna langsung dideteksi dengan mata, sedangkan senyawa yang tidak berwarna dideteksi dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm. Untuk senyawa yang menghasilkan fluoresensi, senyawa tersebut diperiksa dengan sinar UV pada panjang gelombang 366 nm Sherma dan Fried, 2003. Jika dengan kedua cara itu senyawa tidak dapat dideteksi, maka harus dicoba dengan menggunakan pereaksi kimia tanpa atau dengan pemanasan Stahl, 1985.

2.8.2. Kromatografi Kolom

Salah satu metode pemisahan senyawa dalam jumlah besar adalah menggunakan kromatografi kolom. Kromatografi kolom merupakan kromatografi cair dimana fase diam ditempatkan dalam tabung kaca berbentuk silinder pada bagian bawahnya tertutup dengan katup atau kran dan fase gerak dibiarkan mengalir ke bawah karena adanya gaya gravitasi Gritter, Bobbit Schwarting, 1991. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kromatografi kolom adalah : a. Fase diam Fase diam untuk kolom biasanya berukuran 63 – 250 µm. Sifat fase diam bergantung pada pH dan tingkat keaktifannya. Fase diam yang biasa digunakan adalah silika gel, selulosa, alumina, arang, polistiren atau poliamida Gritter, Bobbit Schwarting, 1991.

Dokumen yang terkait

Studi in vitro ; Efek Antikolesterol dari Ekstrak Metanol Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total

15 119 83

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

8 42 54

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan Kandungan Fenolat dan Flavonoid Total dari Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

8 50 85

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

0 17 54

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

UjiEfek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume)Terhadap Jaringan Hati Tikus Putih Jantan

3 28 88

Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) secara In Vitro dengan Metode Stabilisasi Membran HRBC (Human Red Blood Cell)

15 100 94

:Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan

4 30 124

Isolasi dan Karakterisasi Kapang Endofit dari Ranting Tanaman Parijoto (Medinilla Speciosa Reinw. ex Blume) dan Uji Aktivitasnya sebagai Antibakteri

8 45 93