Isolasi dan Pemurnian Ekstrak Harborne, 1987 1.Kromatografi Kolom

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta konsentrasi 2 mgmL dan diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 o C Ismail et al, 2011 ; Valgas et al, 2007. Untuk mengetahui nilai Rf senyawa aktif antibakteri maka dilakukan uji bioautografi elusi pada fraksi yang mempunyai aktivitas antibakteri dengan spot paling sedikit, dilihat dari profil KLT. Fraksi tersebut dilarutkan dengan metanol sehingga diperoleh larutan fraksi dengan konsentrasi 50 mgmL. Larutan fraksi sebanyak 10 µL ditotolkan pada plat KLT, kemudian dielusi menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat 4:6. Setelah larutan fraksi dielusi, plat KLT dicelupkan dalam campuran BHI dan suspensi bakteri dalam cawan petri sebanyak 10 mL selama 5 detik. Selanjutnya plat KLT disimpan dalam cawan petri lainnya yang telah diberi kapas yang dibasahi dengan aquadest yang telah disterilkan. Plat diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Setelah diinkubasi, plat disemprot dengan larutan p-iodonitrotetrazolium INT konsentrasi 2 mgmL dan diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 o C.

3.3.8. Uji Kemurnian Senyawa a. KLT dua dimensi

Plat KLT dibuat dengan bentuk bujur sangkar yang setiap sisinya memiliki ukuran 5 cm. Kemudian isolat dilarutkan dengan etil asetat dan ditotolkan pada salah satu sisi plat dengan pipa kapiler, selanjutnya plat KLT dielusi dengan fase gerak n-heksana : etil asetat 8:2 dan dibiarkan kering sesaat Pramita, 2013. Plat KLT dielusi kembali pada sisi lainnya dengan menggunakan fase gerak yang sama. Noda yang timbul dilihat dibawah lampu UV 254 nm. Jika kromatogram menunjukkan satu pola noda, maka dapat dikatakan isolat tersebut relatif murni.

b. Uji Titik Leleh

Sampel dibuat dengan memasukkan kristal ke ujung pipa kapiler yang telah ditutup salah satu ujungnya, kemudian diketuk-ketuk hingga kristal mampat. Selanjutnya pipa kapiler dimasukkan ke alat pengukur melting point. Kemudian dilakukan pengamatan rentang suhu ketika kristal mulai melebur dari awal melebur hingga melebur sempurna. 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan Simplisia

Tanaman Medinilla speciosa Blume yang digunakan dalam penelitian ini telah dideterminasi di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Determinasi dilakukan untuk memastikan keaslian tumbuhan yang digunakan dan menghindari kesalahan dalam pemilihan tumbuhan. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang diperoleh merupakan Medinilla speciosa Blume yang berasal dari suku Melastomataceae Lampiran 1.

4.2. Penyiapan Simplisia

Buah parijoto sebanyak 4 kg disortasi basah untuk memisahkan buah dari ranting-ranting yang tidak digunakan. Buah dicuci bersih menggunakan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada buah. Buah dikeringanginkan untuk menghilangkan air pada lapisan luar buah, kemudian buah diblender sehingga diperoleh simplisia sebanyak 3,2 kg dan dilakukan ekstraksi. Pengecilan ukuran dengan blender bertujuan untuk memperbesar luas permukaan simplisia sehingga kontak antara pelarut dengan simplisia semakin besar dan proses ekstraksi dapat berjalan lebih maksimal.

4.3. Ekstraksi dan Partisi

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi atau perendaman. Prinsip maserasi adalah pelarut yang digunakan dalam proses maserasi akan masuk ke dalam sel tanaman melewati dinding sel, isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dengan di luar sel melalui proses difusi hingga terjadi keseimbangan antara larutan di dalam sel dan larutan di luar sel Ansel, 1989. Keuntungan ekstraksi menggunakan metode maserasi adalah prosedur dan peralatan yang digunakan relatif sederhana. Buah parijoto sebanyak 3,2 kg dimaserasi dengan 15 L metanol sambil sesekali diaduk. Maserasi dilakukan hingga maserat yang diperoleh tidak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berwarna untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang maksimal. Hasil maserasi disaring dan dipekatkan dengan menggunakan vaccum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak metanol yang diperoleh sebanyak 126,077 gram dengan persen rendemen 3,94 . Sebanyak 99,82 gram ekstrak metanol dipartisi dengan pelarut n-heksan dan etil asetat menggunakan corong pisah. Partisi ekstrak dilakukan untuk memisahkan senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya. Pelarut pertama yang digunakan dalam partisi adalah n-heksan yang bersifat non polar. Senyawa- senyawa yang bersifat non polar akan tertarik pada pelarut n-heksan. Setelah pelarut n-heksan tidak berwarna yang menunjukkan bahwa tidak adanya senyawa nonpolar yang tertarik lagi, maka diganti dengan pelarut kedua yaitu etil asetat yang bersifat semi polar. Senyawa-senyawa yang bersifat semipolar akan tertarik pada pelarut etil asetat. Senyawa-senyawa yang tidak tertarik di kedua pelarut sebelumnya dan tertinggal dalam ekstrak metanol merupakan senyawa-senyawa polar. Hasil partisi yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan vaccum rotary evaporator dan didapatkan ekstrak kental n-heksan sebanyak 6,73 g, ekstrak kental etil asetat sebanyak 25,59 g, dan ekstrak kental metanol sebanyak 48,32 g. Tabel 4.1. Hasil rendemen ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol No. Fraksi Berat Ekstrak gram Rendemen 1. n-heksan 6,73 gram 6,74 2. Etil asetat 25,59 gram 25, 64 3. Metanol 48,32 gram 48,41 dihitung terhadap berat ekstrak kasar metanol awal yaitu 99,82 gram. Ekstrak yang digunakan untuk pengujian selanjutnya adalah ekstrak etil asetat. Berdasarkan penelitian Mukarromah 2015, didapatkan data bahwa ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol buah parijoto memiliki zona hambat masing-masing sebesar 5,67 mm; 11,7 mm; dan 8,17 mm terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan masing-masing sebesar 7 mm; 11,33 mm; dan 9 mm terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Dokumen yang terkait

Studi in vitro ; Efek Antikolesterol dari Ekstrak Metanol Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total

15 119 83

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

8 42 54

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan Kandungan Fenolat dan Flavonoid Total dari Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

8 50 85

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

0 17 54

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

UjiEfek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume)Terhadap Jaringan Hati Tikus Putih Jantan

3 28 88

Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) secara In Vitro dengan Metode Stabilisasi Membran HRBC (Human Red Blood Cell)

15 100 94

:Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan

4 30 124

Isolasi dan Karakterisasi Kapang Endofit dari Ranting Tanaman Parijoto (Medinilla Speciosa Reinw. ex Blume) dan Uji Aktivitasnya sebagai Antibakteri

8 45 93