UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6.1. Antibakteri yang Digunakan Sebagai Kontrol Positif
Kloramfenikol yang digunakan sebagai kontrol positif, memiliki karakteristik sebagai berikut Ditjen POM, 1979:
•
Rumus Bangun :
Gambar 2.2. Rumus bangun kloramfenikol
•
Rumus molekul : C
11
H
12
Cl
2
N
2
O
5
•
Pemerian
: Merupakan hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan;
tidak berbau; rasa sangat pahit. •
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol 95 P dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar
larut dalam kloroformP dan dalam eter. Kloramfenikol merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat
menghambat atau membunuh bakteri dari golongan Gram positif maupun Gram negatif. Kloramfenikol bekerja dengan cara bereaksi pada sub unit 50S
ribosom dan menghalangi aktivitas enzim peptidil transferase. Enzim ini berfungsi untuk membentuk ikatan peptida antara asam amino baru yang
masih melekat pada tRNA dengan asam amino terakhir yang sedang berkembang. Sebagai akibatnya, sintesis protein bakteri akan terhenti seketika
dan menyebabkan bakteri mati Pratiwi, 2008.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7. Uji Aktivitas Antibakteri
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri, diantara yaitu :
a. Uji Difusi Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram
kertas saring berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah
inkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor fisik dan kimia, selain faktor antara obat dan organisme misalnya sifat medium dan kemampuan difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat.
Meskipun demikian, standarisasi faktor-faktor tersebut memungkinkan melakukan uji kepekaan dengan baik Jawetz et al, 1996.
Terdapat tiga jenis interpretasi zona hambat dalam metode difusi agar, yaitu: •
Zona hambat radikal jika zona hambat yang terbentuk jernih tanpa ada pertumbuhan bakteri.
• Zona hambat iradikal bila masih ada bakteri yang tumbuh di dalam zona
hambat. •
Zona hambat nol bila tidak terbentuk zona hambat Lorian, 1980. b. Uji Dilusi
Metode ini digunakan untuk mengukur Kadar Hambat Minimum KHM dan Kadar Bunuh Minimum KBM. Metode dilusi ada dua jenis yaitu dilusi cair
dan dilusi padat. Pada dilusi cair, dibuat seri pengenceran antibakteri dalam media cair berisi bakteri uji. Media dengan konsentrasi agen antibakteri terkecil yang