28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI KERJA
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari hingga Juni 2015.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : blender Philip, gelas ukur Pyrex, erlenmeyer Iwaki, beacker glass Iwaki, timbangan analitik,
corong, tabung reaksi Pyrex, rak tabung reaksi, botol gelap, kolom kromatografi, batang pengaduk, pipet tetes, spatula, seperangkat alat vaccum rotary evaporator
Eyela, kaca arloji, cawan porselen, pipa kapiler, vial, plat KLT, cawan petri, jarum ose, hot plate, magnetic stirrer, oven, autoklaf, lampu spiritus, mikroskop,
Laminar Air Flow, mikropipet, lemari pendingin, incubator Memmert, vortex.
3.2.2. Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak etil asetat dari buah parijoto Medinilla speciosa Blume dengan spesifikasi warna ungu tua dan rasa asam
sepat yang berasal dari Kecamatan Dawe, Kudus Jawa Tengah yang diambil pada bulan Februari 2015. Sampel ini sebelumnya telah dideterminasi di Herbarium
Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat.
3.2.3. Bahan Kimia dan Bahan Biologi
Bahan kimia yang digunakan antara lain : pelarut n-heksana, etil asetat, metanol, etanol 96, pereaksi Dragendorf, HCl 2N, aquadest, kloroform, asam
asetat anhidrida, asam sulfat pekat, logam magnesium, FeCl
3
, plat silika F
254
, silika gel 60, larutan NaCl fisiologis, p-iodonitrotetrazolium violet INT, kertas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
saring, kapas, aluminium foil. Bahan biologi yang digunakan adalah : kultur bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 35218,
medium NA Nutrient Agar, medium BHI Brain Heart Infussion.
3.3. Cara Kerja 3.3.1. Penyiapan Simplisia
Buah Medinilla speciosa Blume yang telah diperoleh dari Kecamatan Dawe, Kudus dicuci bersih, kemudian dilakukan sortasi basah untuk memisahkan
kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya. Buah yang telah bersih dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Buah segar tersebut kemudian
dihaluskan dengan blender. Setelah diblender, ditimbang sampel yang didapat kemudian dilakukan ekstraksi.
3.3.2. Pembuatan dan Partisi Ekstrak
Buah segar yang telah diblender dan ditimbang kemudian diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Sampel direndam dengan
pelarut metanol di dalam botol gelap hingga sampel terendam 3 cm dibawah pelarut. Pergantian pelarut dilakukan setiap 1 hari sambil sesekali botol dikocok.
Setelah 1 hari, hasil maserasi disaring menggunakan kapas untuk memisahkan ampasnya, kemudian larutan maserat disaring kembali menggunakan kertas
saring. Ampas yang diperoleh dimaserasi kembali oleh metanol selama dua hari dan disaring kembali. Proses ini diulang hingga diperoleh larutan maserat yang
bening. Larutan maserat dipekatkan dengan vaccum rotary evaporator pada suhu 40
o
C hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh, dihitung untuk diketahui hasil rendemennya Depkes, 2000.
= 100
Ekstrak metanol yang telah diperoleh dipartisi menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. Ekstrak metanol dilarutkan dengan sedikit metanol
hingga ekstrak dapat dituang ke dalam corong pisah. Dimasukkan n-heksan ke dalam corong pisah kemudian dikocok selama beberapa menit sambil sesekali