- Obat Kelompok A dengan persen kumulatif 0-70
- Obat Kelompok B dengan persen kumulatif 71-90
- Obat Kelompok C dengan persen kumulatif 90-100.
3. Perhitungan EOQ Economic Order Quantity Obat Methylprednisolon
inj 125 mg 2 ml a.
Dihitung EOQ dan ROP untuk obat Methylprednisolon inj 125 mg 2 ml.
b. Dihitung pemakaian tahunan setiap jenis obat.
c. Dihitung biaya pemesanan obat
d. Dihitung biaya penyimpanan berdasarkan perhitungan Heizer dan
Render 2010, biaya penyimpanan adalah 26 dari harga barang. e.
Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus:
Keterangan: Q = Jumlah optimum unit per pesanan EOQ
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
f. Dari perhitungan tersebut dihasilkan jumlah pemesanan yang
optimum untuk setiap kali pemesanan
4. ROP Reorder Point Obat Methylprednisolon inj 125 mg 2 ml
a. Dihitung Reorder Point ROP setiap jenis obat
Methylprednisolon inj 125 mg 2 ml dengan menentukan permintaan harian, lead time dan safety stock.
b. Dihitung Safety stock dengan mengalikan tingkat pencapaian
kinerja yang diinginkan dengan permintaan obat harian dan lead time.
c. Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus:
ROP = d x L + SS Keterangan:
ROP = Reorder Point d = permintaan harian
L = lead time waktu tunggu
SS = persediaan pengaman safety stockbuffer stock
d. Dari perhitungan tersebut dihasilkan waktu untuk memesan
kembali ketika persediaan obat Methylprednisolon inj 125 mg 2 ml sudah mencapai titik tertentu.
G. Penyajian Data
Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara yang dibandingankan dengan teori dan hasil perhitungan analisis
ABC, Economic Order Quantity EOQ dan Reorder Point ROP yang akan disajikan dalam bentuk tabel.
BAB V HASIL
A. Pengendalian Persediaan Obat Methylprednisolon inj 125 mg2 ml
Sebelum Penerapan Metode ABC, EOQ dan ROP di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Pengendalian yang dilaksanakan Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah:
1. Stock Opname
Stock opname dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengecek jumlah barang fisik dengan pendataan di komputer, menjamin
kualitas, kuantitas dan terhindar dari kerusakan dan kadaluarsa. Obat yang mendekati kadaluarsa akan mendapat perhatian khusus untuk
digunakan segera oleh user dokter atau obat dikembalikan kepada PBF Perusahaan Besar Farmasi tiga bulan sebelum expired.
Sebagaimana hasil wawancara dengan informan: “Stock opname itu utk melihat berapa jumlah yang masih ada,
apakah yang di komputer sesuai dengan kondisi kenyataannya. Itu yang dilakukan 2 kali dalam setahun
” I1 “Ya setiap 6 bulan, kita hitung jumlah stok yang ada semua
masing-masing obat sisanya berapa, yang di apotik juga di hitung. Kalau ada yang mendekati kadaluarsa kita lancarkan dulu,
makanya kan kita sistemnya ini FIFO dan FEFO yang baru datang disimpan di belakang, yang kita beli pertama harus lebih dulu kita
jual” I3 Berdasarkan hasil telaah dokumen, hal ini sesuai dengan SOP unit
farmasi. Dalam SOP, Stock opname merupakan kegiatan yang
60
dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mencocokan kondisi fisik barang yang ada di gudang dengan kartu barang di komputer dan dengan bukti
pembukuan atau
dokumen sumber
penerimaan, permintaan,
pengeluaran dan pemeriksaan barang sehingga bisa diketahui kualitas, kuantitas dan waktu kadaluarsa dari barang tersebut.
2. Kartu Stok
Kartu stok sebagai pendataan keluar masuknya obat di gudang farmasi dan buku defekta sebagai pencatatan permintaan, pengiriman
dan sisa stok di gudang farmasi. Dari pencatatan kartu stok dan buku defekta tersebut maka dapat terlihat berapa jumlah sisa stok yang
tersedia. Berikut adalah kutipan wawancara dengan informan: “Kalo pengendalian yang kita lakukan biasanya lihat di kartu stok,
obat yang sudah kita pake, kita tandai di kartu stoknya, biar keliatan mana pemakaiannya
” I1 “Pengendalian disini ada kartu stock, biasanya obat yang sudah
dipakai dilakukan pemotongan stock di kartunya agar terlihat obat mana yang sudah mau habis
atau yang belum” I5 Salah satu bentuk upaya pengendalian persediaan di gudang farmasi
adalah melalui sistem pencatatan. Sistem pencatatan persediaan yang digunakan adalah melalui kartu stok. Penggunaan kartu stok manual
masih dibutuhkan untuk alasan kemudahan penelusuran barang secara
langsung apabila terjadi kesalahan. Hal ini sesuai pernyataan informan: “Kita tandai di kartu stoknya, biar kelihatan mana pemakaiannya.
Biar kita juga tahu obatnya mau habis atau masih banyak ” I1
“Orang gudang ngecek kartu stok tiap hari” I5