BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah kesehatan yang meliputi peningkatan kesehatan promotif,
pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif dan pemulihan kesehatan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan UU RS, 2009. Rumah sakit juga salah satu dari sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan menciptakan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Siregar,2004. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:
983MenkesSK1992 tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
10
Dalam melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi yaitu: menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medic
nonmedik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta administrasi umum dan
keuangan Depkes RI, 1992.
B. Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS
Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita,
sampai pada pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan,
maupun untuk senua unit termasuk poliklinik rumah sakit Siregar, 2004. IFRS juga bertanggung jawab mengembangkan suatu pelayanan farmasi
yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk memenuhi kebutuhan berbagai bagian unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan
keperawatan, staf medik dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayan penderita yang lebih baik.
Pelayanan farmasi RS adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan RS yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat Kep menkes, 2004.
Tujuan pelayanan farmasi RS adalah pelayanan yang paripurna sehingga dapat memberikan obat tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemakaian, tepat
kombinasi, tepat waktu dan tepat harga. Selain itu pasien diharapkan mendapat pelayanan yang dianggap perlu oleh farmasi sehingga pasien
mendapat pengobatan efektif, efisien, aman, rasional dan terjangkau Maimun, 2008. Pelaksanaan pelayanan farmasi terdiri dari 4 pelayanan yaitu
Purwanti, 2003 : 1.
Pelayanan Obat Non Resep Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien yang
ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Obat untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan
tanpa resep yang meliputi obat wajib apotik OWA, obat bebas terbatas OBT dan obat bebas OB. Obat wajib apotik terdiri dari
kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem
neuromuskuler, anti parasit dan obat kulit topikal. 2.
Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE
Apoteker hendaknya mampu menggalang komunikasi dengan tenaga kesehatan lain, termasuk kepada dokter, termasuk memberi informasi
tentang obat baru atau obat yang sudah ditarik. Apoteker hendaknya aktif mencari masukan tentang keluhan pasien terhadap obat-obatan
yang dikonsumsi. Selain itu apoteker juga mencatat reaksi atau