Pengendalian Persediaan Obat Methylprednisolon inj 125 mg2 ml
Berdasarkan keterangan dari Gudang Farmasi RSU Haji Medan, diperoleh informasi bahwa selisih atau perbedaan jumlah barang antara
kartu stok dengan fisik, pasti ada. Namun, biasanya petugas gudang diminta untuk menelusuri data selisih selama 1 x 24 jam, agar data
selisih tidak terus berlanjut. Biasanya data selisih disebabkan oleh kesalahan dalam penjumlahan serta kesalahan dalam pemberian jumlah
obat. Untuk itulah pentingnya dilakukan pengecekan fisik setiap hari untuk menghitung dan mencocokkan jumlah persediaan antara kartu
agar selisih barang bisa segera ditelusuri. 3.
Buku Defekta
Buku defekta merupakan pencatatan mengenai permintaan dan pengiriman obat dari gudang farmasi ke apotek. Selain itu buku ini juga
digunakan sebagai dasar pemesanan obat. Setiap petugas apotek yang meminta obat ke gudang farmasi terlebih dahulu mengisi buku defekta.
Setelah itu staf gudang mengambilkan stok yang dibutuhkan dan mencatat jumlah pengiriman dan sisa stok gudang di buku tersebut.
Melalui wawancara dengan informan, diperoleh informasi sebagai berikut:
“Kita itu ada data manual juga namanya buku defekta, buku defekta itu buku pencatatan permintaan barang dari apotik ke
gudang farmasi“ I1 “Buku defekta itu permintaan apotik ke gudang, yang diminta
berapa yang dikirim berapa, sisa berapa dicatat disitu” I5 Berdasarkan observasi oleh peneliti, dari buku defekta dapat
diketahui sisa stok yang ada di gudang farmasi. Kolom dalam buku
defekta terdiri dari nama obat yang diminta, jumlah permintaan, jumlah pengiriman dan sisa stok di gudang farmasi.
4. Laporan
Laporan yang dilaporkan oleh Kepala Unit Farmasi kepada Kepala Bidang Penunjang Medis adalah pembelian obat kepada distributor,
jenis persediaan obat, pemakaian obat dan jatuh tempo pembayaran perbekalan farmasi kepada distributor. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara berikut: “Laporan pembelian, obatnya apa saja, pemakaian, jatuh tempo,
obat narkotika, psikotropika” I1 “Laporannya itu, terutama pemakaian, jenis-jenis obat, pembelian,
laporan ke dinas, kaya narkotika, kemudian ada pembelian apa saja, jatuh tempo pembayarannya, itu sebulan sekali. Jadi dari
Kepala Unit Farmasi ke Kabid Penunjang Medis dulu, saya ke keuanga
n, itu untuk pembayarannya....” I5 Sedangkan yang dilaporkan kepada Kepala Bagian Keuangan oleh
Kepala Unit Farmasi dan Kepala Bidang Penunjang Medis adalah mengenai pembelian obat kepada distributor, jatuh tempo pembayaran
dan penggunaan obat oleh pasien. Berikut adalah kutipan wawancara dengan informan:
“Kita laporan jatuh tempo, sama obat yang dipesan” I1 “Ya itu saja laporan pemesanan obat, sama laporan jatuh
temponya kapan harus dibayar perdistributor dan pembelian obat oleh pasien. Kalau kita jatuh temponya rata-
rata sebulan” I5