Proses Pengelompokan Obat Generik Melalui Metode Analisis
disini, biar kita terkontrol pemakaiannya” I1 “Kita nyetock obat berdasarkan formularium rumah sakit
juga” I5
Penentuan kebutuhan obat di Gudang Farmasi RSU Haji Medan menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi. Metode
konsumsi didasarkan kepada penggunaan obat periode sebelumnya. Konsumsi obatkecepatan perputaran obat yaitu fast moving,
moderate dan slow moving. Obat yang tergolong fast moving harus disediakan lebih banyak. Selain itu yang perlu dipertimbangkan
adalah obat tersebut tergolong essensial atau non-essensial. Obat yang tergolong essensial harus tersedia di gudang farmasi.
Berdasarkan wawancara dengan informan diperoleh informasi sebagai berikut:
“Perencanaan obat kita berdasarkan pemakaian sebelumnya dan perkembangan penyakit yaitu metode konsumsi dan
epidemiologi” I1 “Perencanaan kita tentukan berdasarkan pemakaian unit-unit
tahun sebelumnya. Kebutuhan masing-masing unit tergantung kebutuhan unit tersebut. Kita mengutamakan yang essensial
dulu. Baru yang non essensial. Yang essensial kita harus utamakan harus tetap ada. Jadi pertimbangan kita dalam
membuat pengusulan obat berdasarkan obat essensial dan obat fast moving, nah baru kita nentuin untuk obat yang non
essensial” I3.
Dalam Standar Operasional Prosedur SOP Unit Farmasi RSU Haji Medan, penentuan kebutuhan didasarkan kepada data
kebutuhan, data prediksi penyakit, jumlah persediaan barang di
gudang, usulan masing-masing unit, perhitungan pareto fast moving, moderate dan slow moving dan obat essensial.
Namun dalam menentukan fast moving, moderate dan slow moving belum pernah dilakukan perhitungan berdasarkan data riil
obat baik dari jumlah pemakaian maupun nilai investasi. Selama ini pengelompokan persediaan hanya berdasarkan pengalaman saja.
Obat yang sering diminta oleh apotek disebut fast moving dan obat yang jarang diminta disebut slow moving. Hal ini sesuai dengan
penyataan informan berikut: “Kita ga ada membuat pengelompokan obat, kita ga
menggunakan analisis ABC. Jadi kita ga ada mengelompokkan fast moving dan slow moving. Pengelompokkannya berdasarkan
pengalaman aja, obat yang banyak dan sering keluar berarti fast moving kalau obat yang jarang dan sedikit dipakai masukin
slow moving” I1 “Kita ga ngitung mana yang fast moving dan slow moving, nah
itu tadi berdasarkan pengalaman kita aja dan juga udah pada tahu kok obat yang paling banyak dibutuhkan pasien dan yang
sering kita pake, Jadi kita belum menggunakan metode untuk
pengelompokkan obat” I5 Oleh karena itu, untuk menentukan pengelompokan obat,
peneliti melakukan studi analisis ABC. Untuk itu, peneliti mengumpulkan data mengenai nama obat generik, harga obat
generik dan jumlah pemakaian obat generik selama periode tahun sebelumnya yaitu tahun 2014. Harga obat generik diambil
berdasarkan e-Catalogue Obat Pemerintah Indonesia dan jumlah pemakaian berdasarkan permintaan obat generik dari Apotek ke
Gudang Farmasi RSU Haji Medan selama tahun 2014.
Berikut adalah hasil analisis ABC obat generik berdasarkan jumlah pemakaian tahun 2014:
Tabel 5.3 Analisis ABC Berdasarkan Jumlah Pemakaian
Obat Generik Tahun 2014
Kelompok Obat
Jumlah Jenis
Obat
Persentase Jumlah Jenis
Obat Jumlah
Pemakaian Persentase
Jumlah Pemakaian
Kelompok A 22
13,25 745.999
69,41 Kelompok B
29 17,47
220.873 20,55
Kelompok C 115
69,28 107.964
10,04
Total 166
100 1.074.836
100
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Tabel di atas menunjukan kelompok obat generik berdasarkan
jumlah pemakaian lampiran 9. Obat generik yang termasuk kelompok A adalah sebanyak 22 jenis obat atau 13,25 dari
seluruh jenis persediaan obat generik dengan jumlah pemakaian sebanyak 745.999 item atau 69,41 dari total pemakaian obat
generik di RSU Haji Medan tahun 2014. Obat yang termasuk ke dalam kelompok A adalah dengan pemakaian yang tinggi fast
moving. Obat generik yang termasuk kelompok B adalah 29 jenis obat atau 17,47 dari seluruh jenis persediaan obat generik dengan
jumlah pemakaian sebanyak 220.873 item atau 20,55 dari total pemakaian obat generik di RSU Haji Medan tahun 2014. Obat yang
termasuk ke dalam kelompok B adalah dengan pemakaian yang sedang moderate.
Sedangkan obat generik yang termasuk kelompok C adalah sebanyak 115 jenis obat atau 6,28 dari seluruh jenis persediaan
obat generik dengan jumlah pemakaian sebanyak 107.964 item atau 10,04 dari total pemakaian obat generik di RSU Haji Medan
tahun 2014. Obat yang termasuk ke dalam kelompok C ini adalah dengan pemakaian yang rendah slow moving.
Berikut adalah hasil analisis ABC obat generik berdasarkan nilai investasi tahun 2014:
Tabel 5.4 Analisis ABC berdasarkan Nilai Investasi
Obat Generik Tahun 2014 Kelompok
Obat Jumlah
Jenis Obat
Persentase Jumlah Jenis
Obat Nilai
Investasi Persentase
Nilai Investasi
Kelompok A 26
15,66 931.385.322
69,57 Kelompok B
33 19,88
269.557.806 20,14
Kelompok C 107
64,46 137.800.964
10,29
Total 166
100 1.338.744.092
100
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Tabel di atas menunjukan kelompok obat generik berdasarkan
nilai investasi lampiran 10. Obat generik yang tergolong kelompok A adalah sebanyak 26 jenis obat atau 15,66 dari
seluruh obat generik dengan nilai investasi sebesar Rp. 931.385.322,00 atau 69,57 dari total investasi obat generik di
Gudang Farmasi RSU Haji Medan.
Obat generik yang tergolong kelompok B adalah sebanyak 33 jenis obat atau 19,88 dari seluruh obat generik dengan nilai
investasi sebesar Rp. 269.557.806,00 atau 20,14 dari total investasi obat generik di Gudang Farmasi RSU Haji Medan.
Sedangkan obat generik yang tergolong kelompok C adalah sebanyak 107 jenis obat atau 64,46 dari seluruh obat generik
dengan nilai investasi sebesar Rp. 137.800.964,00 atau 10,29 dari total investasi obat generik di Gudang Farmasi RSU Haji Medan.