Keterbatasan Penelitian Pengendalian Persediaan Obat Methylprednisolon inj 125 mg2 ml
1. Stock Opname Menurut Aditama 2000, inventory control bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan antara persediaan dan permintaan. Sehingga, hasil stock opname harus seimbang dengan permintaan yang didasarkan atas satu
kesatuan waktu tertentu, misalnya satu bulan, dua bulan atau kurang dari satu tahun. Stock opname di gudang farmasi RSU Haji Medan dilaksanakan setiap
6 bulan sekali untuk mengecek dan mencocokan kondisi fisik barang dengan kartu stok, yang bertujuan untuk menilai dan mengetahui jumlah
asetkekayaan rumah sakit saat akhir tahun. Hal yang sama juga dilakukan pada obat Methylprednisolon inj 125 mg 2 ml. Pada saat stock opname,
dilakukan pengecekan seluruh persediaan yang ada di gudang dengan memeriksa fisik barang, menyeleksi atau mencatat expired date obat yang
akan segera kadaluarsa, dan mencocokkan jumlah persediaan antara fisik dengan kartu stok, Obat yang mendekati kadaluarsa akan diinformasikan
kepada dokter agar digunakan terlebih dahulu atau dikembalikan kepada distributor. Hal ini sudah sesuai menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat
Kesehatan Kemenkes RI 2010, yaitu stock opname diperlukan untuk kebutuhan audit dan perencanaan yang wajib dilakukan.
2. Kartu Stock Pencatatan merupakan salah satu bentuk pengendalian yang dapat
dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Subagya 1994 dimana salah satu kegiatan dalam fungsi pengendalian adalah inventarisasi yang
menyangkut kegiatan-kegiatan dalam perolehan data logistik.
Sistem pencatatan persediaan yang dilakukan oleh gudang farmasi RSU Haji Medan adalah melalui kartu stok. Barang yang diterima dari rekanan
dilakukan pemeriksaan atas kesesuaiannya dengan permintaan dan dibuatkan Berita Acara Penerimaan Barang BAPB kemudian barang disimpan ke
dalam rak-rak penyimpanan dan dilakukan pencatatan ke dalam kartu stok manual. pengecekan harus dilakukan secara rutin setiap hari untuk
menghitung dan mencocokkan jumlah persediaan antara kartu stok manual maupun sistem dengan fisik obat, agar tidak terjadi selisih barang.
Penggunaan kartu stok tersebut sesuai dengan teori Rangkuti 1996 yang menyebutkan bahwa untuk mengendalikan pengeluaran barang dari gudang
diperlukan sistem pengendalian dengan menggunakan kartu-kartu dan surat pengeluaran barang. Kartu yang dimaksud ialah Kartu Bahan Material
Ledger Card atau Lembaran Stok Stock Ledger Sheets. Kartu ini juga biasa disebut dengan Kartu Persediaan yang merupakan kartu tambahan untuk
persediaan yang berisi informasi mengenai berapa jumlah barang, kapan diterimanya suatu barang, kapan dan berapa jumlah yang dikeluarkan, serta
berapa sisa yang tersedia. Pengisian kartu tersebut dilakukan berdasarkan faktur yang telah disetujui dan dokumen-dokumen pendukung, seperti surat
pesanan, laporan penerimaan barang, dan surat permintaan barang. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan fisik di gudang secara periodik untuk
mencocokkan saldo barang yang tersedia di gudang dengan saldo pencatatan.
3. Buku Defekta Menurut Seto 2004, pencatatan dalam persediaan adalah untuk menjamin
obat-obat yang ada dalam persediaan dipergunakan secara efisien. Pencatatan tersebut meliputi penerimaan, persediaan di gudang dan penerimaan barang
dagangan, barang pembantu, inventaris dan lain-lain. Begitu juga di Gudang Farmasi RSU Haji Medan, terdapat buku defekta yang berfungsi pencatatan
mengenai permintaan dan pengiriman obat dari gudang farmasi ke apotek. Obat yang diminta oleh apotek dicatat dalam buku tersebut, selanjutnya staf
gudang farmasi memeriksa stok yang ada apakah cukup untuk memenuhi permintaan, setelah itu jumlah obat yang dikirim dan sisa stok yang ada di
gudang farmasi dicatat dalam buku tersebut. Hal ini sesuai dengan Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan RI 2010 yang menjelaskan bahwa
pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS.
4. Laporan Kepala Unit Farmasi setiap bulan melaporkan pembelian obat dan jatuh
tempo pembayaran kepada Kepala Bidang Penunjang Medis, yang selanjutnya akan diteruskan kepada Kepala Bagian Keuangan. Selain itu
Kepala Unit Farmasi melaporkan jenis persediaan perbekalan farmasi dan pemakaian perbekalan farmasi.