ceritanya. Sedangkan alur erat, bila sebagian ceritanya kita tinggalkan akan mengganggu keutuhan cerita.
27
Pendapat tersebut juga didukung oleh Sudjiman. Sudjiman juga membagi alur atas alur erat ketat dan
alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra; kalau salah satu peristiwa ditiadakan,
keutuhan cerita akan terganggu. Alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam suatu karya sastra, meniadakan salah satu
peristiwa tidak akan mengganggu jalan cerita.
28
Sudjiman membagi alur atas alur utama dan alur bawahan. Alur utama merupakan rangkaian peristiwa utama yang menggerakkan jalan
cerita. Alur bawahan adalah alur kedua atau tambahan yang disusupkan ke sela-sela bagian-bagian alur utama sebagai variasi.
29
4. Perwatakan
Perwatakan atau karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang
muncul dalam cerita. Konteks kedua, karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip
moral dari individu-individu tesebut
30
Cerita prosa Indonesia memperlihatkan tiga cara penokohan, yaitu: a.
Cara analitik; b.
Cara dramatik; c.
Cara campuran; Cara analitik adalah cara pengarang menjelaskan atau mengisahkan
tokohnya secara langsung. Menurut Atar Semi pengarang langsung memparkan tetang watak atau karakter tokoh.
31
Cara dramatik cara pengarang tidak mengisahkan apa dan siapa tokoh ceritanya secara
27
Ibid, hlm., 47.
28
Wahyudi Siswanto, op.cit., hlm., 161.
29
Ibid., hlm., 160.
30
Robert Stanton, op.cit., hlm., 33
31
M. Atar Semi, op.cit., hlm., 39
langsung, tetapi menggunakan hal-hal lain yaitu: a. gambaran tentang tempat atau lingkungan sang tokoh; b. percakapan tokoh itu dengan
tokoh yang lain, atau cakapan tokoh lain tentang dia; c. pikiran sang tokoh atau pendapat tokoh-tokoh lain tentang dia; d. perbuatan sang
tokoh.
32
5. Latar
Settinglatar adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini ialah tempat atau ruang yang dapat diamati.
Termasuk di dalam unsur ini adalah waktu, hari, bulan tahun, musim, atau periode sejarah.
33
Stanton juga berpendapat sama bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
34
6. Sudut Pandang
Sudut pandang atau pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya, atau dari mana ia melihat
peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu.
35
Terdapat beberapa jenis sudut pandang:
36
a Pengarang sebagai tokoh cerita, tokoh cerita bercerita tentang
keseluruhan kejadian atau peristiwa terutama yang menyangkut diri tokoh.
b Pengarang sebagai tokoh sampingan, orang yang bercerita
dalam hal ini adalah seorang tokoh sampingan yang menceritakan peristiwa yang bertalian, terutama dengan tokoh
utama cerita.
32
Widjojoko dan Endang Hidayat, op.cit., hlm., 47
33
Ibid., hlm., 47
34
Robert Stanton, op.cit., hlm., 35
35
M. Atar Semi, op.cit., hlm., 57
36
Ibid. hlm., 57-58.