kekuatan eksplisit adalah pengaruh yang jelas terlihat dan dapat dirasakan.
72
f Dimensi Langsung dan Tidak Langsung
Kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan
politik dengan melakukan hubungan secara langsung tanpa menjadi perantara. Sedangkan kekuasaan tidak langsung adalah
penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melalui perantara
pihak lain yang diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan politik.
73
3. Sumber Kekuasaan
a Coercive Power
Coercive Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena sering menunjukkan kekerasan baik dalam kepemimpinannya
maupun dalam berbagai kepengurusan, unsur-unsur yang harus dipenuhi adalah sering membentak, menggunakan senjata, sering
marah, oleh karena itu diperlukan suara yang keras, badan yang tegap dan besar, tetapi beresiko ketika seseorang yang sedang
berkuasa itu seketika sakit dan melemah kekuasaannya.
74
b Legitimate Power
Legitimate Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena mendapat
surat keputusan,
mendapat ijazah,
mendapat pengangkatan sehingga absah untuk memimpin, dan absah untuk
memerintah dan menundukkan orang lain, resikonya adalah tidak menutup kemungkinan setelah memegang surat keputusan, ijazah,
72
Sitepu, op.cit
73
Ibid.
74
Inu Kencana Syafiie, Ilmu Politik, Jakarta: Rineka Cipta. 2010, hlm.,89
dan pengangkatan
malahan tidak
mampu memanfaatkan
kekuasaaan itu.
75
c Expert Power
Expert Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena seseorang tersebut memiliki keahlian tertentu sehingga orang lain
membutuhkan keahliannya, kecerdasan, keterampilan, baik dalam mengajar, atau pun tempat bertanya, bahkan tidak menutup
kemungkinan orang lain membayarnya, dengan demikian yang bersangkutan menjadi mampu memerintah, dan menyuruh sebagai
awal kekuasaan.
76
d Reward Power
Reward Power adalah kekuasaan yang diperoleh karena seseorang tersebut sering memberi kepada pihak lain sehingga
resikonya orang yang diberi berhutang budi dan bersedia diatur dan disuruh oleh orang yang membayar, jadi bukan berarti kekuasaan
yang diberikan dari seseorang kepada seseorang tetapi kekuasaan yang diperoleh dengan sendirinya karena banyaknya pemberian
dari sang penguasa.
77
e Reverent Power
Kekuasaan ini muncul dengan didasarkan atas pemahaman secara kultural dari orang-orang dengan berstatus sebagai
pemimpin. Masyarakat menjadikan pemimpin itu sebagai panutan simbol dari perilaku mereka. Aspek kultural yang biasanya muncul
dari pemahaman religiolitas direfleksikan pada kharisma pribadi, keberanian, sifat simpatik dan sifat-sifat lain yang tidak ada pada
kebanyakan orang. Hal itu menjadikan orang lain tunduk pada kekuasaannya.
78
f Connection Power
75
Syafiie, op.cit
76
Ibid
77
Ibid
78
Sitepu, op.cit., hlm., 55