F. Hakikat Kekuasaan
1. Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah suatu fenomena misterius yang tidak dapat diukur, ditimbang, ataupun dilihat dengan panca indera.
63
Kekuasaan merupakan suatu model komunikasi yang khas, yang berbentuk tanda
yang berarti merupakan acuan situasi tertentu para pelakunya, baik pengirim maupun penerima tanda-tanda atau arus informasi tersebut.
64
Michel Foucault melihat politik kekuasaan tidak bisa dilepaskan dari tubuh manusia karena akhirnya kepentingannya adalah
mendapatkan kepatuhan.
65
Kekuasaan adalah kemampuan atau wewenang untuk menguasai orang lain, memaksa dan mengendalikan
mereka sampai mareka patuh, mencampuri kebebasannya dan memaksakan tindakan-tindakan dengan cara-cara yang khusus.
66
Budiardjo juga berpendapat bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk memengaruhi perilaku
seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan para pelaku.
67
Oleh karena itu, sejak periode kerajaan seperti Majapahit sampai era pemerintahan modern kekuasaan merupakan hal yang selalu
diperebutkan karena sebagai alat mengontrol suatu pemerintahan. Kekuasaan tentu saja tidak dapat dipisahkan dari politik. Politik
dipandang sebagai kegiatan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Oleh karena itu ilmu politik dirumuskan
sebagai ilmu yang mempelajari hakikat, kedudukan dan penggunaan kekuasaan di manapun kekuasaan itu berada. Kekuasaan menurut
pandangan ini adalah kemampuan kapabilitas untuk mempengaruhi
63
Orloc, Kekuasaan, Jakarta: Erlangga, 1987, hlm., 1.
64
Roderick Martin, Sosiologi Kekuasaan, Jakarta: Rajawali, 1990, hlm., 77.
65
Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, Jakarta:Kompas, 2003 hlm., 216.
66
I. Marsana Windhu, Kekuasaan dan Kekerasan menurut Johan Galtung, Yogyakarta:Kanisius, 1992, hlm., 32.
67
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2008, hlm., 17-18.
orang lain atau pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhinya.
68
2. Dimensi-dimensi Kekuasaan
a Dimensi Potensial dan Aktual
Seseorang yang dipandang mempunyai kekuasaan potensial apabila dia mempunyai atau memiliki sumber-sumber kekuasaan,
seperti kekayaan, tanah, senjata, pengetahuan dan informasi, popularitas, status sosial yang tinggi, massa yang teroganisir, dan
jabatan.
69
Jika seseorang menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya ke dalam kegiatan-kegiatan politik secara efektif maka
orang tersebut memiliki kekuasaan aktual.
b Dimensi Konsensus dan Paksaan
Aspek paksaan dari kekuasaan cenderung memandang politik sebagai perjuangan, pertarungan, dominasi, dan konflik.
Tujuan yang hendak dicapai bukan mengenai kepentingan secara umum
namun menyangkut
kepentingan kelompok
kecil masyarakat. Selain itu alasan untuk menaati kekuasaan adalah rasa
takut, takut akan paksaan fisik dan paksaan non fisik. Kekuasaan berdasarkan paksaan merupakan cara paling efektif untuk
mendapatkan ketaatan dari pihak lain. Namun, selain pelanggaran etik, penggunaan paksaan menimbulkan kediktatoran ketika sarana
paksaan fisik sebagai penentu tidak ada. Sarana kekuasaan yang dipergunakan untuk mendapatkan ketaatan dnegan kekuasaan
paksaan berjumlah tiga macam, yakni sarana paksaan fisik, sarana ekonomi, dan sarana psikologis.
Sedangkan aspek konsensus dari kekuasaan akan cenderung melihat elit politik sebagai orang yang tengah berusaha
menggunakan kekuasaan untuk mencapai tujuan masyarakat secara
68
P. Anthonius Sitepu, Teori-teori Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm., 10
69
Ibid, hlm., 52