adalah bahasa, maka teknik hermeneutika dianggap tepat digunakan sebagai teknik dalam penelitian sastra.
Penelitian ini berawal dari mengklasifikasikan teks di dalam novel sesuai dengan unsur-unsur intrinsiknya yaitu tema, plot, tokoh, dan
latar. Setelah itu dilakukan teknik hermeneutika yaitu pembacaan teks novel berulang-ulang sehingga dapat dipahami gejala sosial-politik
tentang perebutan kekuasaan di dalam novel Gajah Mada: Tahta dan Angkara.
6. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut.
a Pembacaan Data
Untuk memperoleh data yang akan dianalisis, peneliti membaca data atau dokumen yang akan dianalisis dalam hal ini cerpen karya
Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada: Tahta dan Angkara. Sebagai pemerolehan data pertama kali, peneliti membaca keseluruhan
novel. b
Reduksi data Setelah pembacaan keseluruhan data atau dokumen, peneliti
membaca ulang dokumen tersebut dengan lebih teliti agar dapat menganalisis dokumen tersebut dengan baik. Setelah mereduksi
data, permasalahan yang akan dianalisis dari data tersebut diidentifikasi. Kemudian, jika terdapat beberapa data yang
ditemukan, kemudian diklasifikasikan, mana data primer untuk dianalisis. Teori-teori yang didapat oleh peneliti digunakan untuk
menganalisis data tersebut. Kemudian peneliti mengungkapkan pendapat tentang hasil analisis data, berdasarkan teori-teori yang
didapat. Setelah melakukan analisis terhadap data atau dokumen, peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya tentang refleksi
perebutan kekuasaan dalam novel Gajah Mada: Tahta dan
Angkara karya Langit Kresna Hariadi.
12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel
Karya sastra merupakan hasil dari ideologi dan perasaan pengarang. Dalam menuangkan ide dan perasaannya, pengarang
maupun penyair memiliki pertimbangan dalam memilih genre seperti apa yang mewakili diri pengarang dan penyair tersebut.
Menurut perkembangannya, jenis sastra dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: jenis sastra lama dan modern.
1
Karya sastra terbagi menjadi puisi, prosa, dan drama. Ketiga genre ini bisa terlihat
perbedaannya baik dari segi bentuk dan penulisannya, khususnya prosa. Bentuk prosa rekaan modern bisa dibedakan atas roman, novel,
novelette, dan
cerpen.
2
Penelitian ini
akan memusatkan
pembahasannya pada genre novel. Novel berasal dari bahasa latin novellus yang kemudian diturunkan
menjadi noveis yang berarti baru. Perkataan baru ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi yang muncul
belakangan dibandingkan cerita pendek dan roman
3
. Walaupun dikatakan lebih baru dari roman, namun banyak pula yang berpendapat
bahwa kata novel memiliki pengertian yang sama dengan roman. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia novel adalah
karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat tiap pelaku. Penjabaran unsur-unsur intrinsik pada
1
Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra dan Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hlm., 173.
2
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Grasindo, 2008, hlm., 140.
3
Herman J. Waluyo, Pengkajian Cerita Fiksi, cetakan kedua, Surakarta: 1994, hlm., 37.