Tema Plot Hakikat Unsur-unsur Intrinsik

langsung, tetapi menggunakan hal-hal lain yaitu: a. gambaran tentang tempat atau lingkungan sang tokoh; b. percakapan tokoh itu dengan tokoh yang lain, atau cakapan tokoh lain tentang dia; c. pikiran sang tokoh atau pendapat tokoh-tokoh lain tentang dia; d. perbuatan sang tokoh. 32

5. Latar

Settinglatar adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini ialah tempat atau ruang yang dapat diamati. Termasuk di dalam unsur ini adalah waktu, hari, bulan tahun, musim, atau periode sejarah. 33 Stanton juga berpendapat sama bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. 34

6. Sudut Pandang

Sudut pandang atau pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya, atau dari mana ia melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu. 35 Terdapat beberapa jenis sudut pandang: 36 a Pengarang sebagai tokoh cerita, tokoh cerita bercerita tentang keseluruhan kejadian atau peristiwa terutama yang menyangkut diri tokoh. b Pengarang sebagai tokoh sampingan, orang yang bercerita dalam hal ini adalah seorang tokoh sampingan yang menceritakan peristiwa yang bertalian, terutama dengan tokoh utama cerita. 32 Widjojoko dan Endang Hidayat, op.cit., hlm., 47 33 Ibid., hlm., 47 34 Robert Stanton, op.cit., hlm., 35 35 M. Atar Semi, op.cit., hlm., 57 36 Ibid. hlm., 57-58. c Pengarang sebagai tokoh ketiga, berada di luar cerita bertindak sebagai pengamat sekaligus sebagai narrator yang menjelaskan peristiwa yang berlangsung serta suasana perasaan dan pikiran para pelaku cerita. d Pengarang sebagai pemain dan narrator, pemain yang bertindak sebagai pelaku utama cerita, dan sekaligus sebagai narrator yang menceritakan tentang orang lain di samping tentang dirinya. Sudut pandang, antara lain, dapat berfungsi: menentukan tokoh- mayor utama dan minor bawahan, memahami perwatakan para tokoh yang dianalisis, memperlihatkan motivasi, menentukan alur dan latar bila dianggap perlu untuk mendukung perwatakan atau tema, dan menentukan tema karya sastra tersebut. 37 Jadi, sudut pandang cerita merupakan salah satu cara untuk mengetahui tema cerita tersebut. Pencerita dapat dibedakan menjadi pencerita “akuan” sertaan dan “akuan” tak sertaan; selain itu ada pula “diaan terbatas” dan “diaan” mahatahu. Pencerita “akuan” digunakan bila pencerita merupakan salah satu tokoh dalam cerita yang dalam menyampaikan cerita mengacu kepada dirinya sendiri dan menggunakan kata “aku”. Pence ritaan “diaan” mahatahu adalah pencerita yang sangat mengetahui berbagai perasaan, pikiran, angan-angan, keinginan, niat, dan sebagainya dari si tokoh yang diceritakan. Pencerita “diaan” terbatas adalah pencerita yang hanya memaparkan segalanya yang diamatinya dari luar dan tokohnya pun kadang kala terbatas. 38

7. Gaya Penceritaan

Gaya penceritaan yang dimaksud di sini adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa. 39 Tingkah laku ini dianggap 37 Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hlm., 92 38 Ibid, hlm., 94-95. 39 M. Atar Semi, op.cit., hlm., 47 sangat penting karena menentukan penghantaran cerita kepada pembaca. Karena itu pengarang terus melakukan upaya supaya cerita dapat menggugah pembaca dan larut ke dalam cerita tersebut. Tindakan tersebut adalah: 1 pemilihan materi bahasa, pengarang diharuskan memiliki pembendaharaan bahasa yang mumpuni agar dapat memilih pemakaian kata yang tepat yang bersifat informatif dan komunikatif kepada pembacanya; 2 pemakaian ulasan, untuk menopang gagasan pengarang memberikan ulasan, contoh-contoh dan perbandingan yang kualitas dan kuantitasnya disesuaikan dengan keinginan; 3 pemanfaatan gaya bertutur, menjadi unik karena gaya bertutur setiap individu berbeda.

D. Hakikat Tema

1. Pengertian Tema

Tema adalah masalah hakiki manusia 40 . Pengarang biasanya mengambil tema berdasarkan permasalahan yang terjadi di dunia nyata. Menurut Aminuddin tema adalah ide yang mendasari sautu cerita. Tema berperanan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya 41 . Theme in fiction is what the author is able to make of the total experience rendered. 42 Tema adalah … a ‘central idea’ and those which view it more as a ‘recurrent argument, claim, doctrine, or issue ’. 43 Jika tema adalah permasalahan, ide, ataupun makna yang ada di dalam suatu novel, maka yang manakah dari permasalahan, ide, dan makna yang menjadi tema di dalam novel itu? 40 Herman J. Waluyo, op.cit., hlm., 141-142. 41 Wahyudi Siswanto, op.cit., hlm., 161. 42 William Kenney, How to Analyze Fiction, New York: Monarch Press, 1966 hal: 91 43 Jeremy Hawthorn, Studying the Novel, Great Britain: Edwadr Arnold, 1985 hal: 61.

Dokumen yang terkait

Citra Kuasa Wanita Jawa: Telaah Feminisme Kekuasaan dalam Novel Perang Paregrek Karya Langit Kresna Hariadi

0 6 20

Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMA

45 364 133

Sarana retorika pada alur utama dan alur bawahan dalam Novel Gajah Mada: takhta dan angkara karya Langit Kresna Hariadi Indonesia Kelas XII

20 401 231

Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

0 17 158

Karakter Ayah dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere-Liye dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1 19 113

Kebudayaan Tionghoa dalam novel dimsum terakhir karya Clarang dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Di SMA

0 7 158

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL RATU KECANTIKAN KARYA LANGIT KRESNA HARIADI EDISI 2010 Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Ratu Kecantikan Karya Langit Kresna Hariadi Edisi 2010.

0 1 12

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Ratu Kecantikan Karya Langit Kresna Hariadi Edisi 2010.

0 2 5

NOVEL KIAMAT PARA DUKUN KARYA LANGIT KRESNA HARIADI; KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA, NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA.

0 0 15

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL MENAK JINGGO SEKAR KEDATON KARYA LANGIT KRESNA HARIADI (Kajian Sosiologi Sastra, Nilai Pendidikan Karakter, dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA).

0 0 19