Penggolongan Tema Hakikat Tema

4. Sejarah. Tema sejarah bukan berarti hanya catatan peristiwa sejarah masa lampau, tetapi mengandung berbagai pemahaman tentang manusia. 5. Filsafat. 6. Pendidikan.

E. Hakikat Negara Monarki

1. Pengertian Negara Monarki

Monarki merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal dan arkien yang berarti memerintah. Jadi dapat dikatakan bahwa negara Monarki adalah bentuk negara yang dalam pemerintahannya hanya dikuasai dan diperintah yang berhak memerintah oleh satu orang saja. 54 Bentuk-bentuk negara bukanlah persoalan utama yang hendak diketengahkan Machivelli di dalam Il Principe, namun kendati hanya sepintas, ia pun menyinggung soal bentuk-bentuk negara itu. Menurut Machiavelli, ada dua bentuk negara yang paling penting, yaitu: republik dan monarki. Ia mengatakan: Seluruh negara dan dominion yang menguasai atau yang telah menguasai umat manusia berbentuk republik atau monarki. 55 Machiavelli mengatakan bahwa ada dua jenis monarki, yaitu: monarki warisan yang telah lama ada, dan monarki baru. Monarki baru terdiri dari yang sama sekali baru dibentuk dan ada pula yang merupakan suatu penggabungan dari kerajaan yang sama sekali baru atau yang telah ada kepada suatu kerajaan yang telah lama ada. Machiavelli mengatakan: Monarki dapat berupa warisan yang para penguasanya selama bertahun-tahun adalah keturunan dari keluarga yang sama, tetapi 54 Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewargaan Civic Education: dmeokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2003, hlm., 58 55 J.H. Rapar, Filsafat Politik: Plato, Aristoteles, Augustinus, Machiavelli, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, hlm., 412. dapat pula yang baru saja dibentuk. Sedangkan monarki baru dapat berupa monarki yang sama sekali baru... atau merupakan anggota baru yang diokulasikan ke monarki warisan milik sang penguasa yang mencaplok mereka... 56 Menurut Jellinek, apabila cara terjadinya pembentukan kemauan negara itu semata-mata secara psikologis atau secara ilmiah, yang terjadi dalam jiwabadan seseorang dan nampak sebagai kemauan seseorangindividu, maka bentuk negaranya adalah monarchi. 57 Sedangkan menurut Mac Iver, monarki ialah pemerintahan oleh satu orang dengan kekuasaan yang sangat luas atau absolut. Pada bentuk monarki ini dikenal dengan sistem pergantian yang bersifat turun- temurun. Di samping itu kita dapati dalam sistem ini suatu tanda bahwa raja dan kerabatnya merupakan suatu lapisan masyarakat yang terpisah dari lainnya, oleh karena raja dan kerabat di sekitarnya mempunyai dan dilengkapi dengan berbagai macam hak yang istimewa hak preogatif yang melekat pada diri mereka. 58

2. Jenis-jenis Pemerintahan Monarki

Pemerintahan monarki terbagi menjadi dua: a Turun-temurun dan elektif Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun- temurun dan elektif. Monarki secara turun-temurun adalah tipe yang normal. Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan istilah turun-temurun. Dan kehidupan monarki turun-temurun ini memiliki banyak karakter. Monarki ala turun-temurun mewariskan tahta sesuai dengan peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki-laki yang tertua biasanya menjadi raja, menggantikan 56 Ibid. hal: 414-415 57 Azhary, Ilmu Negara: Pembahasan Buku Prof. Mr. R. Kranenburg, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, hlm., 49-50. 58 Soelistyani Ismali Gani, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Ghalia Indonesia, ---, hlm., 134 posisi raja atau ayahnya sendiri. 59 Kerajaan Majapahit menganut sistem pemerintahan monarki turun-temurun yang biasanya pewaris laki-laki yang mewarisi tahta. Namun, setelah Sri Jayanegara meninggal tanpa memiliki keturunan, maka tahta diwariskan kepada adiknya. Pewarisan tahta ini menjadi konflik ketika pewaris seorang putri bukan pangeran yang suatu saat akan menikah dan patuh terhadap suaminya. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak pada “kemurnian” pemerintahan kerajaan. Rangkaian pergantian juga bisa ditentukan dengan konstitusi atau melalui sebuah aksi legislature. 60 Namun bukan hal yang luar biasa jika dari masa ke masa monarki elektif berubah menjadi monarki turun-temurun. b Monarki Mutlak dan Tebatas Mpnarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas. Garner menyatakan monarki mutlak adalah monarki yang benar-benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam merespek segala perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali kemauannya sendiri. Di bawah sistem ini negara dan pemerintahan tampak identik. 61 Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi yang tertulis atau dengan prinsip fundamental yang tak tertulis. 62 Jadi, raja hanya sekadar simbol, sedangkan jalannya pemerintahan dipimpin yang lainnya. 59 Jefry Hutagalung, Bentuk Pemerintahan MonarkiKerajaan Mei 2009, diakses dari https:jefryhutagalung.wordpress.com20090504bentuk-pemerintahan-monarkikerajaan 60 Ibid 61 Ibid 62 Ibid

F. Hakikat Kekuasaan

1. Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan adalah suatu fenomena misterius yang tidak dapat diukur, ditimbang, ataupun dilihat dengan panca indera. 63 Kekuasaan merupakan suatu model komunikasi yang khas, yang berbentuk tanda yang berarti merupakan acuan situasi tertentu para pelakunya, baik pengirim maupun penerima tanda-tanda atau arus informasi tersebut. 64 Michel Foucault melihat politik kekuasaan tidak bisa dilepaskan dari tubuh manusia karena akhirnya kepentingannya adalah mendapatkan kepatuhan. 65 Kekuasaan adalah kemampuan atau wewenang untuk menguasai orang lain, memaksa dan mengendalikan mereka sampai mareka patuh, mencampuri kebebasannya dan memaksakan tindakan-tindakan dengan cara-cara yang khusus. 66 Budiardjo juga berpendapat bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk memengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan para pelaku. 67 Oleh karena itu, sejak periode kerajaan seperti Majapahit sampai era pemerintahan modern kekuasaan merupakan hal yang selalu diperebutkan karena sebagai alat mengontrol suatu pemerintahan. Kekuasaan tentu saja tidak dapat dipisahkan dari politik. Politik dipandang sebagai kegiatan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Oleh karena itu ilmu politik dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari hakikat, kedudukan dan penggunaan kekuasaan di manapun kekuasaan itu berada. Kekuasaan menurut pandangan ini adalah kemampuan kapabilitas untuk mempengaruhi 63 Orloc, Kekuasaan, Jakarta: Erlangga, 1987, hlm., 1. 64 Roderick Martin, Sosiologi Kekuasaan, Jakarta: Rajawali, 1990, hlm., 77. 65 Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, Jakarta:Kompas, 2003 hlm., 216. 66 I. Marsana Windhu, Kekuasaan dan Kekerasan menurut Johan Galtung, Yogyakarta:Kanisius, 1992, hlm., 32. 67 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2008, hlm., 17-18.

Dokumen yang terkait

Citra Kuasa Wanita Jawa: Telaah Feminisme Kekuasaan dalam Novel Perang Paregrek Karya Langit Kresna Hariadi

0 6 20

Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMA

45 364 133

Sarana retorika pada alur utama dan alur bawahan dalam Novel Gajah Mada: takhta dan angkara karya Langit Kresna Hariadi Indonesia Kelas XII

20 401 231

Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

0 17 158

Karakter Ayah dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere-Liye dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1 19 113

Kebudayaan Tionghoa dalam novel dimsum terakhir karya Clarang dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Di SMA

0 7 158

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL RATU KECANTIKAN KARYA LANGIT KRESNA HARIADI EDISI 2010 Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Ratu Kecantikan Karya Langit Kresna Hariadi Edisi 2010.

0 1 12

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Ratu Kecantikan Karya Langit Kresna Hariadi Edisi 2010.

0 2 5

NOVEL KIAMAT PARA DUKUN KARYA LANGIT KRESNA HARIADI; KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA, NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA.

0 0 15

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL MENAK JINGGO SEKAR KEDATON KARYA LANGIT KRESNA HARIADI (Kajian Sosiologi Sastra, Nilai Pendidikan Karakter, dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA).

0 0 19