Fairness Leadership LANDASAN TEORI

kehidupan sehari-hari dengan senang hati, mampu menemukan makna dalam kehidupan mereka, dan mampu berhubungan baik dengan orang-orang di sekitar mereka.

b. Gratitude

Menyadari dan berterimakasih atas hal-hal baik yang terjadi; menyediakan waktu untuk mengeskpresikan rasa bersyukur. Gratitude dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni personal gratitude dan transpersonal gratitude. Personal gratitude merupakan rasa terima kasih kepada orang lain atas keuntungan yang individu dapatkan melalui orang tersebut. Transpersonal gratitude merupakan rasa terima kasih yang ditujukan kepada Tuhan. Fitzgerald dalam Peterson dan Seligman, 2004 mengatakan bahwa gratitude terdiri dari tiga komponen, yakni apresiasi terhadap seseorang atau sesuatu, niat yang baik kepada seseorang atau sesuatu dan kecenderungan untuk bertingkah laku berdasarkan apresiasi dan niat baik.

c. Hope optimism

Mengharapkan yang terbaik untuk masa depan dan berusaha mewujudkannya serta meyakini bahwa nasib bisa berubah dan masa depan yang baik bisa dicapai. Hope, optimism, future-mindedness, dan future-orientation meliputi pikiran, emosi, dan tingkah laku yang tertuju pada masa depan. Berpikir mengenai masa depan, mengharapkan hasil yang terbaik akan terjadi, dan merasa percaya diri terhadap hasil dan tujuan sehingga dapat melakukan tindakan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan senang hati.

d. Humor

Senang tertawa, membuat orang lain tersenyum, melihat sisi terang dan membuat gurauan. Secara keseluruhan, humor berarti pikiran yang menyenangkan, pandangan yang membahagiakan yang memungkinkan individu untuk melihat sisi positif dari sesuatu hal dan kemampuan untuk membuat orang lain tersenyum dan tertawa.

e. Spirituality religiousness

Memiliki keyakinan yang besar tentang tujuan dan makna dari alam semesta, menyesuaikan diri dengan sesuatu yang lebih besar, serta memiliki keyakinan mengenai makna kehidupan yang membentuk tingkah laku dan memberikan kenyamanan. Keyakinan ini bersifat persuasif, pervasif, stabil, dan universal. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara spirituality dan religiousness. Religiousness berasal dari bahasa Latin religio yang merujuk pada keyakinan akan keberadaan Tuhan atau sesuatu kekuatan yang lebih besar dari manusia dan ketaatan individu dalam menjalankan ibadah. Sedangkan spirituality berasal dari kata spiritus yang berarti nafas dari kehidupan. Spirituality merupakan hubungan yang bersifat pribadi antara manusia dengan Tuhan yang menghasilkan kekuatan dan keutamaan pada diri manusia.