Di samping faktor protektif yang telah disebutkan oleh Chung 2008 tersebut, Park 2004 menyatakan bahwa beberapa character strengths tertentu
dapat menjadi faktor protektif terhadap stres.
2.2 Character Strengths
2.2.1 Pengertian character strengths
Menurut Peterson dan Seligman 2004, ”character strengths are the psychological ingredients-processes or mechanisms-that define the virtues
”. Sedangkan “virtue are the core characteristics valued by moral philosophers and
religious thinkers: wisdom, courage, humanity, justice, temperance, and transcendence.
Berdasarkan penjelasan tersebut, character strengths adalah komponen psikologis baik berupa proses maupun mekanisme yang dapat menggambarkan
kebajikan utama pada manusia. Menurut Peterson dan Seligman 2004, character strengths dapat menjadi jalan untuk membedakan antara satu virtue dengan virtue
yang lain. Misalnya wisdom virtue terdiri dari beberapa karakter seperti creativity, curiosity, love of learning, open-mindedness, dan perspective.
Menurut Aristoteles, kebajikan moral moral virtue merupakan karakter individu yang dapat dipelajari dan diperoleh dengan membiasakannya. Sedangkan
menurut Aquinas, kebajikan virtue adalah sebuah kebiasaan yang dapat dikembangkan oleh seseorang dengan memilih hal-hal yang baik dan secara
konsisten bertindak sesuai dengan kebaikan tersebut. Oleh karena itu, tidak seperti pertimbangan moral yang hanya bersifat kognitif, karakter juga meliputi emosi
dan perilaku Park, 2004. Park 2004 menambahkan bahwa character strengths yaitu sekumpulan trait positif di dalam pikiran, perasaan, dan perilaku.
Adapun definisi dari character strengths pada penelitian ini adalah definisi Peterson dan Seligman 2004 yaitu komponen psikologis berupa proses maupun
mekanisme yang dapat menggambarkan kebajikan utama pada manusia.
2.2.2 Klasifikasi character strengths
Menurut Peterson dan Seligman 2004 klasifikasi character strengths adalah sebagai berikut:
1. Wisdom and Knowledge, yaitu kekuatan kognitif yang berkaitan dengan
perolehan dan penggunaan pengetahuan dalam membentuk kehidupan yang baik, terdiri atas:
a. Creativity
Seseorang yang kreatif harus menghasilkan ide atau perilaku orisinil, baru, mengejutkan atau tidak biasa. Tetapi, orisinil saja tidak dapat
mendefinisikan kreativitas secara utuh. Perilaku atau ide tersebut harus bersifat adaptif dan memberikan kontribusi positif bagi kehidupan
orang tersebut dan kehidupan orang lain.
b. Curiosity
Keingintahuan mencakup keterbukaan terhadap pengalaman dan fleksibilitas terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan konsepsi
awal. Orang-orang yang memiliki keingintahuan yang tinggi tidak sekedar toleran terhadap ambiguitas atau tantangan, tetapi juga
menyukai dan tertarik untuk menghadapinya Seligman, 2002.
c. Open mindedness
Keterbukaan pikiran adalah keinginan untuk secara aktif mencari bukti-bukti yang mengarah pada keyakinan, rencana, tujuan dan
menimbang bukti secara adil. Memikirkan sesuatu dengan seksama dan mengamatinya dari segala sisi. Tidak tergesa-gesa dalam
mengambil sebuah kesimpulan dan hanya bersandar pada bukti yang kuat untuk mengambil keputusan. Dapat mengubah pikiran jika
terdapat bukti yang kuat. Menyaring informasi secara objektif dan rasional untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain Seligman,
2002.
d. Love of learning
Love of learning berkaitan dengan bagaimana individu memperoleh informasi dan keterampilan baru secara umum atau spesifik yang
mengarah kepada perkembangan pengetahuan individu mengenai minat mereka. Individu dengan karakter love of learning akan
merasakan emosi positif ketika berada dalam proses perolehan keterampilan, pemuasan rasa ingin tahu, atau pada saat mempelajari
sesuatu yang benar-benar baru bagi individu tersebut.
e. Perspective wisdom
Memiliki kemampuan untuk memberikan saran yang bijaksana kepada orang lain. Memiliki cara pandang terhadap dunia yang dapat diterima
oleh orang lain. Perspective berbeda dengan intelegensi, dimana perspective adalah taraf superior dari penguasaan ilmu, pertimbangan,
dan kapasitas untuk memberikan saran kepada orang lain. Perspective memungkinkan individu untuk menjawab pertanyaan yang kompleks
dan sulit tentang kehidupan yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan diri sendiri dan orang lain.
2. Courage, yaitu kekuatan emosional yang mengandung keinginan yang
kuat untuk menyelesaikan tujuan walaupun terdapat halangan yang bersifat eksternal maupun internal.
a. Bravery
Tidak takut terhadap ancaman, tantangan, kesulitan atau rasa sakit, berani mengutarakan keinginan walaupun ada lawan, berani tampil
berbeda walaupun tidak popular, termasuk di dalamnya keberanian secara fisik, tetapi tidak terbatas pada hal itu saja. Beberapa elemen
yang terkandung dalam bravery adalah tindakan harus bersifat sukarela, terdapat pertimbangan terhadap resiko dan penerimaan
konsekuensi dari setiap tindakan, didahului oleh situasi bahaya, kehilangan, situasi yang mengandung resiko, dan potensi dari kondisi
celaka.
b. Persistence
Persistence merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan secara berkelanjutan dalam mencapai tujuan walapun terdapat
hambatan dan kesulitan. Individu yang memiliki karakter persistence senang menyelesaikan tugas walaupun sulit tanpa banyak mengeluh
Seligman, 2002.