a. Forgiveness and mercy
Memaafkan orang lain yang berbuat salah, memberikan kesempatan bagi orang lain dan tidak mendendam. Pemberian maaf menimbulkan
sejumlah perubahan bermanfaat pada seseorang yang telah diganggu atau disakiti oleh orang lain. Ketika individu memaafkan orang lain
yang telah menyakitinya, individu tersebut cenderung akan bertindak mulia terhadap orang yang menyakitinya Seligman, 2002.
b. Humility and modesty
Tidak menganggap diri lebih spesial dari orang lain dan tidak mencari perhatian.
Tangney dalam
Peterson dan
Seligman, 2004
mengidentifikasikan beberapa ciri-ciri dari humility, yaitu perasaan yang akurat tidak memandang rendah terhadap kemampuan dan
prestasi, kemampuan
untuk mengetahui
kesalahan dan
ketidaksempurnaan individu, terbuka terhadap ide-ide baru, informasi yang kontradiktif dan saran, menghargai kemampuan orang lain,
rendah hati terhadap kemampuan diri, dan mengapresiasi segala hal sebagai sesuatu yang memberikan kontribusi bagi kehidupan.
c. Prudence
Berhati-hati dengan keputusan yang dibuat, tidak mengambil resiko yang tidak semestinya dan tidak mengatakan atau melakukan sesuatu
yang tidak bertanggung jawab. Prudence merupakan orientasi kognitif terhadap masa depan di mana individu berusaha untuk melakukan
penalaran dan manajemen diri untuk mencapai tujuan jangka panjang
secara efektif. Individu dengan prudence memperhatikan konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan mereka, mampu menahan setiap
impuls yang akan menghambat pencapaian tujuan, menjalani hidup secara fleksibel dan sederhana, serta berusaha untuk menyeimbangkan
tujuan dengan kenyataan.
d. Self- regulation self-control
Mengatur dan mengontrol perasaan, tingkah laku, disiplin, dan emosi. Self regulation mengarah pada bagaimana individu mampu mengontrol
pikiran, emosi, impuls, performa, dan perilaku lainnya untuk mencapai tujuan dan hidup sesuai dengan norma dan harapan sosial. Saat
berhadapan dengan peristiwa yang menyakitkan, individu mampu meregulasi emosinya dan menetralkan perasaan negatif yang
dirasakan.
6. Transcendence, yaitu kekuatan yang dapat menciptakan hubungan dengan
lingkungan yang lebih luas dan memberi makna. a.
Appreciation of beauty and excellence
Menyadari dan
menghargai keindahan,
kesempurnaan, dan
keterampilan di dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari alam, kesenian, matematika, sains hingga pengalaman sehari-hari. Karakter
ini merupakan kemampuan untuk merasakan kesenangan terhadap kebaikan dan keindahan yang berada di dunia, baik dunia secara fisik
maupun dunia secara sosial. Individu dengan hati dan pikiran yang terbuka terhadap keindahan dan kesempurnaan akan menjalani