22
BAB II KERANGKA TEORI KONTRAK PEMBIAYAAN MUDHARABAH
A. Pembiayaan Mudharabah 1. Pengertian Pembiayaan
Suatu pembiayaan – dalam pengertian memberikan modal usaha – tidaklah dilakukan melainkan atas dasar kepercayaan. Dasar inilah yang
membuat Veitzal Rivai menyatakan bahwa istilah pembiayaan pada intinya berarti I believe, I trust, ’saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’.
1
Selanjutnya dia menyatakan bahwa perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan trust, berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul mal menaruh
kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Sehingga pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara lembaga keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.
2
Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Arif, pembiayaan adalah pendanaan yang
diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
1
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 4.
2
Ibid., h. 4
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendekatan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
3
Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bab I pasal I No. 12, yang dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah:
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil”.
4
Menurut Antonio, pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.
5
Oleh karena itu pembiayaan bisa dikaitkan dengan pembiayaan mudharabah.
2. Pengertian Mudharabah
Dari beberapa pengertian mengenai pembiayaan, maka pembiayaan erat kaitannya dengan kata mudharabah. Mudharabah berasal dari kata dharb,
berarti memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis mudharabah
adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100 modal modal, sedangkan pihak lainnya
3
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah Bandung: Alfabeta, 2010, h. 42.
4
“Undang-undang No. 10 tahun 1998”, artikel diakses pada tanggal 29 Maret 2011 dari http:www.komisiinformasi.go.idassetsdataarsipuu-bank-10-1998.pdf.
5
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, cet. I, Jakarta: Gema Insani Press,2001, h.160.