Tidak Adanya Klausula Definisi

k. Tidak Adanya Ketentuan Mengenai Denda Ta’zir dan Ganti Rugi Ta’widh

Denda ta’zir adalah sanksi yang diberikan kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda-nunda pembayaran dengan sengaja bukan karena force majeur. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial Fatwa DSN-MUI No. 17DSN-MUIIX2000 Ganti Rugi Ta’widh adalah menutup kerugian yang diakibatkan pelanggaran atau kekeliruan. Kerugian yang dapat dikenakan ta’widh adalah kerugian riil yang dapat diperhitungkan dengan jelas Fatwa DSN No.43DSN-MUIVIII2004 mengenai ganti rugi ta’widh Oleh Karena itu pasal mengenai denda ta’zir dan ganti rugi ta’widh boleh dicantumkan asalkan ketentuan mengenai denda dan ganti rugi sesuai dengan Fatwa DSN-MUI.

l. Pernyataan Pengakuan Hutang Oleh Nasabah

Dalam kontrak yang tertulis bahwa di dalam kontrak mudharabah tertera bahwa nasabah menanggung hutang, padahal dalam Fatwa DSN MUI NO: 07DSN-MUIIV2000 mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama malik, shahib al-mal, LKS menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua ‘amil, mudharib, nasabah bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Pengakuan hutang ini salah satunya bisa mengakibat jika nasabah rugi maka BMT bisa meminta ganti rugi secara penuh kepada nasabah karena pengakuan hutang oleh nasabah.

2. Analisis Kesesuaian Isi Kontrak Mudharabah di BMT Husnayain terhadap Perjanjian Syariah

a. Besarnya Nisbah Secara Flat

Di BMT Husnayain penerapan mudharabah yang diperaktekan di lapangan keuntungan dibayarkan secara flat dan tidak berubah-ubah di saat waktu cicilan. 7 Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Komarudin di BMT Husnayain penerapan keuntungan dengan sistem nisbah dan secara berfluktuatif. Hal ini berlawanan antara perkataan Bapak Komarudin dengan bagian colector yaitu Bapak Dadang Suherman.

b. Kesalah Pahaman Arti Mudharabah Muqayyadah

Istilah tersebut di dalam kontrak diartikan mudharabahbagi hasil secara bersyarat, namun definisi mudharabah muqayyadah di BMT Husnyain adalah suatu jenis pembiayaan di mana mudharib tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. 8 Hal ini telah berlawanan dengan teori di dalam buku Wahbah Az-Zuhaili, mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah yang pemilik modal menentukan agar mengelolanya 7 Wawancara Pribadi dengan bagian AO kolektor BMT Husnayain Dadang Suherman. Jakarta. 4 Juni 2011. 8 Wawancara Pribadi dengan Kepala Marketing BMT Husnayain Yayat Supriyadi. Jakarta. 30 April 2011.