h. Tidak Adanya Ketentuan Mengenai Denda Ta’zir dan Ganti Rugi Ta’widh
Pasal mengenai denda ta’zir dan ganti rugi ta’widh boleh dicantumkan asalkan ketentuan mengenai denda dan ganti rugi sesuai dengan
Fatwa DSN-MUI yaitu Fatwa DSN-MUI No. 17DSN-MUIIX2000 mengenai denda dan Fatwa DSN No.43DSN-MUIVIII2004 mengenai ganti
rugi ta’widh.
i. Kurang Adanya Pengawasan
Pada prakteknya bentuk pengawasan pembiayaan mudharabah yang ada di BMT Husnayain masih kurang dan bahkan tidak ada. Padahal
seharusnya BMT harus mengawasi uang pembiayaan tersebut apakah benar untuk di pakai usaha atau malah untuk kepentingan konsumtif semata.
Sedangkan menurut Fatawa DSN-MUI No: 07DSN-MUIIV2000 “ Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati
bersama sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau peroyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan
dan pengawasan”.
94
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap struktur dan anatomi kontrak pembiayaan mudharabah yang ada di BMT Bina Ummat Sejahtera
BUS dan di BMT Husnayain dan juga hasil analisis penulis terhadap kesesuaian materi kontrak mudharabah pada BMT BUS dan BMT Husnayain
terhadap perjanjian syariah. Maka penulis menyimpulakan: 1. Struktur dan anatomi kontrak yang ada di BMT BUS dan BMT Husnayain
berdasarkan isi dari struktur anatomi yang dibuat terdapat bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup, namun pada bagian-bagian
tersebut masih ada kekurangan seperti di BMT BUS yaitu pada bagian pembuka
tidak mencantumkan
tanggal dan
tempat dibuat
dan ditandatanganinya kontrak tersebut, selain itu pada bagian isi, klausula
definisi tidak dicantumkan dan juga tidak adanya pembahasan mengenai force majeure di dalam format kontrak tersebut. Sedangkan struktur dan anatomi
kontrak yang tidak terpenuhi di BMT Husnayain yaitu pada bagian isi mengenai klausula definisi. Secara umum struktur dan anatomi kontrak yang
ada di BMT BUS dan BMT Husnayain masih terbilang kurang lengkap. Akan tetapi jika dilihat dari segi bentuk pemaknaan kalimat BMT Husnayain lebih
mudah untuk dicerna bagi kalangan nasabah BMT. Namun hal tersebut secara