kerugian kepada mudharib, demikian ini jika kerugian tidak disebabkan kelalaian dari pihak mudharib.
8
Selain itu menurut Adiwarman Karim, mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal shahib al-maal
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dalam
paduan kontribusi 100 modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.
9
3. Landasan Syariah Mudharabah
Secara umum, landasan dasar syariah mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits
berikut ini: a. Al-Qur’an
…
…
Artinya: “…dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…”QS. Al-Muzammil: 20
Yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen dari surah al-Muzammil ayat 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata
8
HMM.Dumairi Nor.dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet-II, Jawa Timur : Pustaka Sidogiri,2008, h. 9.
9
Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh Keuangan Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2007, h. 206-207.
mudharabah yang
berarti melakukan
suatu perjalanan
usaha.
10
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi:
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung”. QS. Al-Jumu’ah:10
11
.........
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezki hasil perniagaan dari Tuhanmu...” QS. Al-Baqarah: 198
12
Surah al-Jumu’ah ayat 10 dan al-Baqarah ayat 198 sama-sama mendorong kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha.
b. Al-Hadits Sumber yang berasal dari hadits mengenai mudharabah terdapat dua
buah sumber yaitu: 1 HR Thabrani, yang artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak
dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut,
yang bersangkutan
bertanggung jawab
atas dana
tersebut.
10
M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Teori dan Praktek, h. 95-96.
11
Ibid., h. 95-96.
12
Rachmat Syafi’i, Fiqh Muamalah Untuk IAIN, STAIN, PTAIS dan Umum Bandung: Pustaka Setia 2001, h. 225.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut pada Rasulullah Saw. dan Rasulullah pun membolehkannya.
2 HR Ibnu majah No. 2280, kitab at-Tijarah, yang artinya: “Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiga hal
yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.
13
c. Ijma’ Di antara ijma’ dalam
mudharabah, adanya riwayat yang
menyatakan bahwa jemaah dari sahabat menggunakan harta anak yatim untuk mudharabah. Perbuatan tersebut tidak ditentang oleh sahabat
lainnya. d. Qiyas
Mudharabah diqiyaskan kepada al-musaqah menyuruh seseorang untuk mengelola kebun. Selain di antara manusia, ada yang miskin dan
ada pula yang kaya, namun di sisi lain, banyak orang kaya yang tidak dapat mengusahakan hartanya. Di sisi lain, tidak sedikit orang miskin
yang mau bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan demikian, adanya mudharabah ditujukan antara lain untuk memenuhi kebutuhan kedua
13
Ibnu Hajar Al- Asqalany, Syarah Bulughul Marram. Penerjemah Ahmad Sunarto, cet. I, Surabaya: Halim Jaya, 2001, h. 437.