Review Studi Terdahulu PENDAHULUAN

2. a.Judul b.Fokus c.Objek Penelitian d.Metode Penulisan e.Hasil Pola Pembiayaan Mudharabah Pada 3 Baitul Maal wa Tamwil BMT di Jakarta Selata.Penulis: Abing Adul Kabir Prodi Muamalah UIN Jakarta - Skripsi ini membahas mengenai pola pembiayaan pada tiga BMT. mencakup tentang prosedur- prosedur seperti proses pembiayaan mulai dari proses persyaratan colon nasabah, penyelidikan dan analisis pembiayaan, berupa layak atau tidaknya nasabah, sidang komite yang berupa persetujuan atau penolakan atas permohonan, pengikatan pembiayaan, proses pencairan pembiayaan sampai proses pegawasan. Semua hal di atas dilakukan dengan membandingkan prosedurnya pada tiga BMT. - Selain itu skripsi ini membahas mengenai analisis pola pembiayaan mudarabah antara teori dan aplikasinya di ketiga BMT. BMT Al-Karim, BMT El-Syifa, BMT Ta’awun. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitif dengan menggunakan metode lapangan dan dengan menggunakan metode kepustakaan. Skripsi ini menghasilkan bahwa pola pembiayaan mudharabah antara teori dan aplikasinya di ketiga BMT adalah sesuai. Kontrak Bisnis dalam Pembiayaan Mudharabah Pada BMT BUS dan BMT Husnayain. Skripsi ini terfokus pada kontrak pembiayaan mudharabah di dua BMT Objek penelitian terfokus pada BMT BUS dan BMT Husnayain. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analitis dengn studi library research dan field research. - Mengetahui prosedur pembuatan kontrak. - Mengetahui struktur dan anatomi kontrak di ke dua BMT. f.WaktuTempat Proses penelitian dilakukan sejak awal November 2009 sampai dengan Februari 2010. - Mendapatkan hasil berupa kontrak pada BMT yang mempunyai kontrak sesuai perjanjian syariah. Penelitian ini dilakukan pada awal Maret sampai dengan Juni 2011 dengan tempat di BMT BUS dan BMT Husnayain. 3. a.Judul b.Fokus c. Objek Penelitian d.Metode Penulisan Atribut Proyek dan Mudharib dalam Pembiayaan mudharabah pada Bank Syari’ah di Indonesia.Penulis:Muhammad Jurnal ekonomi dan bisnis Vol.21,No.3,2006,221-235. Jurnal ini terfokus pada pertimbangan praktisi pelaku bank syariah atas proyek yang akan dibiayai dengan kotrak mudharabah.jurnal ini hanya membahas isi yang ada di dalam kontrak mudharabah saja,dan tidak menganalisis isi kontrak tersebut apa sudah sesuai syariah atau belum. Perbankan syariah di Indonesia Metode penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang merupakan penelitian awal untuk mencari dan mengidentifikasikan aspek–aspek yang dipertimbangkan bank syariah dalam memilih proyek dan mudharib dalam pembiayaan mudharabah. Selain itu data diperoleh dengan wawancara dan angket. Tekhnik pengambialan Kontrak Bisnis dalam Pembiayaan Mudharabah Pada BMT BUS dan BMT Husnayain. Skripsi ini terfokus pada kontrak pembiayaan mudharabah di dua BMT. Objek penelitian terfokus pada BMT BUS dan BMT Husnayain. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analitis dengn studi library research dan field research. e.Hasil Penelitian sampel dilakukan secara purposive random sampling. Di dalam kontrak mudharabah perbankan syariah mengkatagorikan nasabah pembiayaan mudharabah harus memiliki tingkat kesehatan proyek, jaminan kesepakatan pembayaran, prospek yang baik, laporan keuangan proyek, kejelasan persyaratan kontrak, dan ketegasan waktu kontrak. Selain itu pertimbangan praktisi pelaku perbankan syariah atas mudharib yang akan dibiayai oleh kontrak mudharabah adalah bahwa mudharib harus memiliki kemampuan bisnis, jaminan, reputasi mudharib, asal-usul mudharib dan komitmen usaha. Sehingga atribut-atribut inilah yang tersirat di dalam pembiayaan mudharabah pada bank syariah sebagai penilaian atribut proyek mudharabah pada mudharib. - Mengetahui prosedur pembuatan kontrak. - Mengetahui struktur dan anatomi kontrak di ke dua BMT. - Mendapatkan hasil berupa kontrak pada BMT yang mempunyai kontrak sesuai perjanjian syariah. Oleh karena itu berdasarkan tiga data review studi terdahulu yang telah dicantumkan di atas maka peneliti menulis tentang “Kontrak Bisnis dalam Pembiayaan Mudharabah pada BMT Bina Ummat Sejahtera BUS dan BMT Husnayain”. Karena menurut peneliti, penelitian yang dilakukan belum pernah ada yang mengangkat terutama yang terfokus pada kontrak mudharabah yang mengambil objek penelitian di dua BMT sebagai bahan perbandingan isi kontrak.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori atau landasan teori penulisan ini adalah masalah tentang kontrak bisnis yang ada di BMT BUS dan BMT Husnayain di sini penulis menganalisis isi kontrak tersebut apakah sesuai dengan perjanjian syariah atau tidak. Oleh karena itu, penulis mengambil referensi dari berbagai buku di antaranya adalah buku Fikih Islam Wa’adiliatuhu dengan penulis Wahbah Az- Zuhaili, buku Fikih Muamalah, buku Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, buku Hukum Perikatan Islam, buku Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan dengan penulis Adiwarman Karim, dan kumpulan fatwa DSN-MUI. Akan tetapi penulis di sini penulis menitikberatkan pada Fatwa DSN MUI ketika menganalisisnya disamping hal yang tertulis di atas. Setiap institusi keuangan termasuk BMT di sini pasti membuat suatu perjanjian kontrakakad, dikarenakan kedudukan kontrak merupakan hal yang amat penting dalam suatu pembiayaan karena didalamnya memuat mengenai pasal-pasal yang didalamnya menjelaskan aturan yang harus ditaati kedua belah pihak dan juga memuat konsekuensi bila salah satu pihak melanggarnya. Kontrak di dalam syariah diperbolehkan karena bertujuan untuk menjaga rasa kepercayaan kedua belah pihak, terutama bagi BMT. BMT harus membuat suatu kontrak yang jelas sehingga mereka tidak akan kecolongan uang oleh nasabah pembiayaan. Sebenarnya banyak cara yang digunakan oleh BMT untuk mendapatkan keuntungan dari pembiayaan mudharabah seperti menggunakan nisbah dan juga menggunakan pembagian keuntungan yang ditetapkan di muka atau cara-cara lainya. Pembagian bagi hasil dengan sistem flat atau ditetapkan di muka menurut penulis bermasalah karena dengan sistem ini pihak mudharib diharuskan membayar bagi hasil secara tetap padahal proses bagi hasil harus berdasarkan nisbah seperti dengan prosentase keuntungan 7 40 untuk BMT dan 60 untuk mudharib. Pengertian mudharabah itu sendiri adalah penyerahan harta dari shahib al- mal pemilik modaldana kepada mudharib pengelola dana sebagai modal usaha, sedangkan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah perbandingan laba rugi yang disepakati. Jika terjadi kerugian maka ditutup dengan laba yang diperoleh, namun apabila dalam akad mudharabah tidak mendapatkan laba sama sekali atau mengalami kerugian, maka mudharib pengelola dana tidak berhak diberi upah atas usahanya dan shahib al-mal pemilik dana tidak berhak menuntut kerugian kepada mudharib. Demikian ini jika kerugian tidak disebabkan kelalaian dari pihak mudharib. 8 Oleh karena itu berdasarkan dari pengertian diatas bahwa pembagian keuntungan harus dilakukan dengan bagi hasil. Selain itu definisi dari kontrak adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. 9 Oleh karena itu setiap institusi khususnya baitul maal wat tamwil harus menuliskan kontrakaqad pembiayaan mudharabah ketika menyalurkan pembiayaan tersebut. Definisi Baitul Mal wa Tamwil BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan 7 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh Keuangan Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2007,h.206-207. 8 Ibid., h.9 9 Ah.Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif Hukum Islam,cet.I, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.42.