Dimensi Komunikasi Interpersonal Self Control Pengendalian Diri

3 self-disclosure membuka diri, merupakan usaha yang dilakukan oleh individu untuk menampilkan dirinya secara jujur. Keterbukaan penting jika seseorang ingin mengembangkan hubungan jangka panjang. Untuk membangun komunikasi interpersonal yang baik, individu harus mempunyai konsep dalam komunikasi, yaitu bagaimana mengkonsepkan diri dan membentuk komunikasi dua arah untuk menciptakan komunikasi yang baik, lalu menjadi pendengar yang baik. Kemudian individu dapat mengatur perasaan dan emosinya, terutama dalam mengekspresikan kemarahan dan konstruktif dan yang terakhir adanya keinginan untuk berkomunikasi kepada orang lain secara bebas dan terus terang dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal.

2.3.5 Pengukuran Komunikasi Interpersonal

Pengukuran komunikasi interpersonal yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Interpersonal Communication Inventory ICI Scale yang dikembangkan oleh Bienvenue 1976. Adapun beberapa dimensi komunikasi interpersonal yang dibahas dalam penelitian ini adalah self concept, ability, skill experience, emotion dan self disclosure.Skala ini terdiri dari 40 item, namun yang peneliti gunakan sesuai kebutuhan hanya 20 item yang diukur dengan menggunakan 4 poin skala likert mulai dari 1 sangat tidak setuju sampai 4 sangat setuju. Adapun nilai realibilitas skala ini yaitu 0,046. 2.4 Pola Asuh Permisif 2.4.1 Definisi Pola Asuh Permisif Baumrind 1971 menyebutkan bahwa pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan orangtua yang memiliki karakteristik rendahnya tuntutan namun sangat responsif. Orang tua terlalu permisif terhadap kebutuhan anak namun tidak memberikan struktur dan batasan-batasan yang tepat bagi anak-anak mereka.

2.4.2 Dimensi Pola Asuh Permisif

Menurut Maccoby dan Martin dalam Marini dan Andriani, 2005 ada dua dimensi pola asuh permisif yaitu : 1. Pola Asuh Permisif Memanjakan Permissive Indulgent Pattern Pola asuh ini mengandung undemanding dan responsive. Dicirikan dengan orangtua yang terlalu membebaskan anak dalam segala hal tanpa adanya tuntutan maupun kontrol. Anak dibolehkan untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Orang tua permisif memanjakan ini biasanya bersikap hangat, bersifat ngemong, dan responsif, tetapi mereka menggunakan sedikit sekali struktur dan bimbingan. Karena orang tua dengan tipe ini cenderung mempercayai bahwa ekspresi bebas dari keinginan hati dan harapan sangatlah penting bagi perkembangan psikologis. Pola asuh ini berkaitan dengan ketidakcakapan sosial anak,terutama kurangnya pengendalian diri. Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua tipe ini biasanya menjadi anak- anak yang ”manja”. Mereka cenderung tidak cocok dengan orang dewasa lainnya karena sangat menuntut, kurang percaya diri, dan kurang bisa mengendalikan diri.Mereka tidak menetapkan tujuan atau