Pengukuran Komunikasi Interpersonal Self Control Pengendalian Diri

sangat tidak ikut campur atau tidak mau terlibat dalam kehidupan anaknya.Pola pengasuhan ini menjauh bersifat memusuhi dan sangat permisif terlalu membolehkan. Pola asuh ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, terutama kurangnya pengendalian diri. Orang tua semacam ini gagal memberikan bimbingan dan dukungan emosional yang cukup bagi anak-anak mereka. Orang tua yang tidak peduli bisa saja memulai dengan mencintai dan tegas, tetapi dalam perjalanannya mereka menjadi kewalahan menghadapi seringnya respons negatif dari anak mereka. Mereka mencoba menghindari konflik dengan bertahap menarik diri dari kehidupan emosional anak mereka. Karakteristik pola asuh yang bersifat permisif tidak peduli ini antara lain:  Melepaskan perasaan terhadap anak  Menarik diri dari kehidupan anak  Komunikasi rendah  Tidak ada peraturan yang membatasi Tingkah laku dan sikap orang tua dipengaruhi oleh anak. Orang tua yang memberikan dukungan dan dapat menerima sikap tergantung anak usia pra sekolah dari pada anak. 2.4.3 Pengukuran Pola Asuh Permisif Pengukuran pola asuh permisif yang digunakan dalam penelitian diadaptasi dari Parental Authority Questionnaire PAQ yang dikembangkan oleh Buri dalam Riberio, 2009. PAQ didesain berdasarkan pengukuran tiga pola pengasuhan Baumrind dalam Riberio, 2009 yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. PAQ terdiri atas 30 item. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 10 item yang sesuai dengan aspek pola asuh permisif yang diukur dengan menggunakan 4 poin skala likert mulai dari 1 sangat tidak setuju sampai 4 sangat setuju. Adapun nilai realibilitas skala ini adalah 0.092.

2.5 Kerangka Berpikir

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat menghasilkan produk-produk teknologi yang memberikan manfaat dan kemudahan bagi manusia, mulai dari manfaat ilmu pengetahuan, pendidikan dan hiburan. Salah satu produk teknologi yang memberikan manfaat hiburan yaitu game online. Game online tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga memberikan tantangan yang menarik untuk diselesaikan sehingga individu bermain game online tanpa memperhitungkan waktu demi mencapai kepuasan. Hal ini menjadikan gamer tidak hanya menjadi penikmat game online tetapi juga dapat menjadi pecandu game online. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hexavianto dalam Triwulan, 2013 menjelaskan bahwa rata-rata penggunagame online di Indonesia adalah remaja berusia antara 12 tahun hingga 20 tahun. Remaja merupakan masa peralihan dimana seorang individu mengalami transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja lebih banyak memiliki waktu luang dan tanggung jawab yang lebih rendah serta memiliki jadwal kegiatan mingguan yang lebih fleksibel dari pada orang dewasa, dan saat remaja adalah periode dimana seorang remaja mengalami banyak problematika dan dituntut untuk mempunyai keterampilan sosial untuk bekal ketika terjun di dunia masyarakat. Sedangkan ketika periode ini terjadi, remaja mulai merasakan