34
b. Peradilan Lembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum
kepada warga masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap norma-norma hukum. Putusan peradilan sangat penting
artinya dalam menyelesaikan persoalaan hukum melalui putusan peradailan menjadi jelas status hukum dari sebuah persoalan
hukum. c. Adat istiadat
Adat istiadat merupakan lembaga sosial yang terdapat di masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Di indonesia
tertuma di pelosok-pelosok desa. Warga masyarakat yang melanggar adat atau tradisi akan dikenakan sankksi
d. Tokoh masyarakat 5. Tokoh masyarakat adalah individu- individu warga masyarakat yang
dianngap memilki pengaruh atau wibawa tertentu oleh warga masyarakat lainnya. Tokoh masyarakat biasanya menjadi tempat
tujuan warga
dalam persoalan-
Macam-macam lembaga
pengendalian sosial 6. Fungsi pengendalian sosial
Menurut Koentjaraningrat fungsi pengendalian sosial sebagai berikut.
58
a. Mempertebal Keyakinan Masyarakat tentang Kebaikan Norma Norma diciptakan oleh masyarakat sebagai petunjuk hidup
bagi anggotanya dalam bersikap dan bertingkah laku, agar tercipta ketertiban dan keteraturan dalam hidup bermasyarakat. Untuk
mempertebal keyakinan ini dapat ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah.
Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan cara yang paling pokok untuk meletakkan dasar keyakinan akan norma pada
58
http:irnaindriani.blogspot.com201204ilmu-pengetahuan-dan-sosiologi.html 18122013.
35
diri anak sejak dini. Selanjutnya, seiring dengan pertambahan usia anak, maka lingkungan sosialisasinya juga semakin luas, sehingga
masyarakat dan sekolah juga turut berperan dalam mempertebal keyakinan terhadap norma-norma.
Selain itu dilakukan dengan sugesti sosial. Cara ini dilakukan dengan memengaruhi alam pikiran seseorang melalui
cerita-cerita, dongeng-dongeng, karya-karya orang besar, atau perjuangan pahlawan.
Misalnya cerita mengenai seorang anak yang taat beribadah. Tujuannya memberikan gambaran pada seseorang
untuk dapat mengambil hikmah dari hal-hal tersebut. Cara lainnya adalah dengan menonjolkan kelebihan norma norma pada saat
mengenalkan dan menanam kannya pada diri anak. Maksudnya agar anak tertarik untuk mempelajari, menghayati, dan
mengamalkan norma-norma itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
b. Memberikan Imbalan kepada Warga yang Menaati Norma Pemberian imbalan ini bertujuan untuk menumbuhkan
semangat dalam diri orang-orang yang berbuat baik agar mereka tetap melakukan perbuatan yang baik dan menjadi contoh bagi
warga lain. Imbalan ini dapat berupa pujian dan penghormatan. Apabila perbuatan tersebut sangat berpengaruh terhadap
kehidupan sosial, maka imbalan yang diberikan dapat berupa penghargaan yang lebih tinggi.
c. Mengembangkan Rasa Malu Dapat dipastikan bahwa setiap orang mempunyai rasa
malu. Terutama apabila telah melakukan kesalahan dengan melanggar norma sosial. Masyarakat yang secara agresif mencela
setiap perbuatan yang menyimpang dari norma-norma dengan melemparkan gosip dan gunjingan akan memengaruhi jiwa
seseorang yang melakukan penyimpangan tersebut. Sifat
36
demikian menimbulkan kesadaran dalam diri seseorang bahwa perbuatannya mendatangkan malu. Oleh karena itu ia akan
menjauhkan diri dari perbuatan menyimpang itu. d. Mengembangkan Rasa Takut
Rasa takut mengakibatkan seseorang menghindarkan diri dari suatu perbuatan yang dinilai mengandung risiko. Oleh
karena itu orang akan berkelakuan baik, taat kepada tata kelakuan atau adat istiadat karena sadar bahwa perbuatan yang menyimpang
dari norma-norma akan berakibat tidak baik bagi dirinya maupun orang lain. Rasa takut biasanya muncul dalam diri seseorang
karena adanya ancaman. Misalnya, seseorang yang mencuri atau membunuh
diancam dengan hukuman penjara. Selain itu, hampir semua agama mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik
karena perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma akan mendapatkan hukuman di akhirat.
e. Menciptakan Sistem Hukum Setiap negara memiliki sistem hukum yang berisi perintah
dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi yang tegas. Hukum mengatur semua tindakan setiap warga masyarakatnya, agar
tercipta ketertiban dan keamanan. 1 Hukuman pidana, diberlakukan bagi orang-orang yang
melanggar peraturan-peraturan negara, seperti membunuh, mencuri, dan merampok.
2 Kompensasi adalah kewajiban pihak yang melakukan kesalahan untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang dirugikan
akibat kesalahan tersebut. Misalnya, orang yang mencemarkan nama baik orang lain dapat dituntut di pengadilan dengan ganti
rugi berupa sejumlah uang.
37
3 Terapi adalah inisiatif untuk memperbaiki diri sendiri dengan bantuan pihak-pihak tertentu. Misalnya pengguna narkotika
yang masuk ke panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. 4 Konsolidasi adalah upaya untuk menyelesaikan dua pihak yang
bersengketa, baik
secara kompromi
maupun dengan
mengundang pihak ketiga sebagai penengah mediator
B. Kerangka berfikir
Masalah pembelajaran sosiologi yang banyak terjadi di sekolah adalah permasalahan motede atau cara mengajar yang digunakan oleh guru. Metode
yang digunakan guru dalam pembelajaran yaitu metode ceramah dan metode konvensional. Metode tesebut hanya menjadi guru sebagai subjek dan siswa
menjadi objek pembelajaran maka proses pembelajaran berpusat pada guru. Dengan metode pengajaran yang kurang sesuai tersebut menyebabkan banyak
siswa yang menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan dan menimbulkan kejenuhan.
Ditambahkan lagi oleh banyaknya konsep- konsep yang tidak konkrit dalam contoh kehidupan di masyarakat. Akibatnya tingkat pemahaman siswa
rendah, siswa kurang mampu mengintegrasikan keterkaitan antar konsep yang satu dengan yang lainnya, lemahnya ingatan siswa, rendahnya respon siswa
terhadap penyampaian guru dan lain sebagainya. Selain itu kesenjangan antar siswa juga terjadi karena ingin menjadi
nomor satu di kelas, sehingga timbul kompetisi yang tidak sehat, maka siswa yang pandai akan berlomba-lomba untuk mencapai tujuannya sedangkan
siswa yang kurang pandai akan semakin tertinggal dan tidak termotivasi karena malu akan terlihat kurang pandai. Beban belajar tersebut menyebabkan
hasil belajar siswa rendah, maka dari itu dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mengkonstruk pengetahuan siswa itu sendiri dengan
berkelompok. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif. Pada proses pembelajaran dengan paradigma lama masih kurang
variasi model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi monoton.
38
Pembelajaran harus turut berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi kesesuaian dan keseimbangan. Salah satu model
pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model cooperative learning juga menghasilkan
peningkatan hasil akademik, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, dan lain sebagainya.
Dalam pembelarajan
sosiologi terdapat
bermacam-macam karakterisitik materi, tidak semua metode pembelajaran dapat efektif
diterapkan, begitu pun dalam model pembelajaran kooperatif, semuanya tergantung kepada pemilihan metode dan indikator pembelajaran itu sendiri.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match sangat membantu dalam pembelajaran sosiologi yang banyak sekali sub bab yang
harus dipahami dan dihafal. Pada prinsipnya, model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan metode pembelajaran interaktif karena
menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran.
Jadi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match ini sangat baik dalam membantu guru mengajarkan materi pelajaran sosiologi yang
karakteristiknya membutuhkan pemahaman tentang arti suatu konsep dan analisis yang mendalam sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran.
C. Penelitian yang Relevan
Dari beberapa hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model kooperatif tipe Make a Match menyebutkan bahwa model ini memberikan
pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran yang karakteristiknya memiki pendalaman konsep dan penghafalan.
Dari Riyanto dalam jurnalnya menyatakan bahwa model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKN yang ditandai
39
kecepatan dan tepatan mencari pasangan, kerja sama dalam melaksanakan tugas, dan peningktan rata rata hasil belajar dari 57 menjadi 77.
59
Selain itu dari penelitian Zulfan Ritonga dan Retno Sapta Agustin dalam jurnalnya menyatakan bahwa penerapan media kartu soal dalam
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 4 khusunya pada materi statistika pada tahun pelajaran 20082009.
60
Dati Eka Cahyaningrum dalam Karya Ilmiah nya pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Make a Macth terhadap hasil belajar fisika
siswa pada konsep perubahan wujud, Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar fisika
siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata- rata nilai post-test kelas
eksperimen yang cukup tinggi yaitu sebesar 77,96, sedangkan rata- rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 74,50.
61
Dan berkaca pada hasil-hasil yang telah ditunjukan diatas bahwa model kooperatif tipe Make a Match ini memiki pengaruh yang positif
terhadap peningkatan motivasi dan prestasi siswa, oleh sebab itu pada penelitian ini ingin mencoba menerapkan model Make a Match ini pada pokok
bahasan pengendalian sosial terhadap prestasi belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran dan tes formatif yang dilakukan.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari perumusan masalah dalam penelitian ini hipotesisnya adalah terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran sosiologi pada pokok bahasan pengendalian sosial.
59
Riyanto, upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar pkn melalui model pembelajaran make a match bagi siswa kelas VII C SMP Negeri ngawe kabupaten blora tahun pelajaran tahun
20082009 jurnal pendidikan dan tenaga pendidikan, vol 2 no 2 april 2009 hal 56.
60
Zulfa n Ritonga dan retno sapta Agustin” Penerapan Media kartu Dalam Model
Pembelajaran Kooperatif untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Cendana Pekan Baru Jurnal cendikia, jilid 2, Nomor 1, Juli 2009
61
Dati Eka Cahyaningrum dalam Karya Ilmiyah nya pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik make a macth terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep perubahan wujud
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di MA Annida Al Islamy yang berlokasi Di Jl Duri Kosambi No.33, Cengkareng, Jakarta Barat pada para siswa kelas
X1,X2 semester genap tahun ajaran 20122013.
Adapun waktu penelitian mulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen penelitian semu, yaitu metode eksperimen yang tidak
memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas dengan perlakuan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yang hanya berceramah, membaca, menulis dan
menghafal. Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Subject Post-test Only Control Group Design dengan rincian sebagai beriku
Kelas Perlakuan
Post Test Eksperimen
X T
Kontrol T