59
Tabel 4.7 hasil uji normalitas kedua kelompok
No Kelompok sampel
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan
1 Model Make a
Match 0,1152 0,190
Data berdistribusi
normal 2
Metode Ceramah
0,1711 0,190 Data
berdistribusi normal
2. Uji homogenitas
Setelah kedua sample kelompok penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian
ini uji homogenitasnya menggunakan uji bertlett. Kreterianya adalah jika hasil perhitungan menyatakan
hitung tabel
yang diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu, maka kedua kelompok sampel
penelitian berasal dari populasi yang homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5.
Dari hasil perhitungan atau analisis didapatkan nilai
hitung
adalah 2,712 dan nilai
tabel
adalah 3,841 pada taraf signifikan 5.
4
Dengan demikian
hitung tabel
yang berarti kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen.
Sebelum mengetahui apakah model pembelajaran Make a Match berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa maka terlebih dahulu
diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Hipotesis yang diajukan adalah :
“Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pokok bahasan Pengendalian Sosial terhadap
Prestasi Belajar Sosiologi siswa” dengan kriteria t
hiting
t
tabel.
4
Perhitungan lengkap pada lampiran 14 uji homogenitas hal 127
60
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar sosiologi siswa pada pokok bahasan pengendalian sosial, hal ini terlihat dari perbedaan skor rata-rata, dimana kelas yang
diajarkan dengan Model Make a Match mempunyai rata-rata lebih tinggi yaitu 67,5, sedangkan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah mempunyai
nilai rata-rata 60,4. Dari data yang diperoleh diatas menunjukan bahwa µ µ
ma₂a tola₂ H Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut :
H ₀
: µ ≤ µ
Ha : µ
µ Keterangan :
µ = rata- rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match eksperimen. µ
= rata-rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan model pembelajaran kontrol konvensional.
Setelah melakukan perhitungan data dan pengujian prasyarat analisis maka dapat diperoleh bahwa, data berdistribusi normal dan berasal dari
populasi yang homogen. Maka selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis.
Sebelum mengetahui apakah model pembelajaran Make a Match berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa maka terlebih dahulu
diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t” yang memakai rumus populasi yang homogen. Adapun Hipotesis Statistiknya adalah “Terdapat
pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match terhadap prestasi belajar sosiologi siswa pada pokok bahasan pengendalian
sosial” dengan kriteria t
hiting
t
tabel.
Disamping data- data diatas hasil perhitungan uji “t” pun menandakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa, hal tersebut ditandakan dengan t
o
61
t
hitung
sebesar 4,701 lebih besar dari pada t
tabel
baik pada taraf signifikan 5 2,02 atau pun 1 2,71.
5
Ada perbedaan rata- rata siswa antara model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dan model pembelajaran konvensional rata- rata model
pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match lebih tinggi dari model pembelajaran
konvensional. Dengan
demikian model
pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam hal ini model pembelajaran
Kooperatif tipe Make a Match lebih baik dari model pembelajaran konvensional .
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match akan menghasilkan prestasi
belajar siswa lebih meningkat dan berperan aktif di dalam kelas. Pada penerapan metode Make a Match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode
Make a Match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses
pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat
siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif seperti yang
dikemukan oleh Lie bahwa, Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok. Kegiatan yang
dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam
diskusi.
6
Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat dilakukan
dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke
5
Lampiran lengkap pada lampiran.
6
Lie Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok 2002:30