45
r
pbi
= √
Keterangan:
r
pb i
= Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara vareabel I dengan vareabel II, yang dalam hal
ini dianggap sebagai koefisien validitas item M
p =
Skor  rata-rata  hitung  yang  dimiliki  oleh  testee,  yang  untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul
M
t
=  Skor rata-rata dari skor total SD
t
=  Deviasi stendar dari skor total P
=  Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
Q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
413
Setelah  diperoleh  harga  r
pbi
,  selanjutnya  dilakuan  pengujian validitas  dengan  membandingkan  harga  r
pbi
dan  r
tabel
product  moment,  s terlebih  dahulu  menetapkan  degees  of  freedomnya  atau  derajat
kebebasannya,  dengan  rumus  dk  =  n – 2. Dengan diperolehnya dk, maka
dapat  dicari  harga  r
tabel
product  moment  pada  tarap  signifikansi  5  . Kriteria pengujiannya adalah jika r
pbi
≥ r
tabel
, maka soal tersebut valid dan jika  r
pbi
r
tabel
maka  soal  tersebut  tidak  valid.  Dari  hasil  uji  validitas  30 soal  yang  diujicobakan  terdapat  10  soal  yang  valid  pada  lampiran  dan
sepuluh soal yang telah diperbaiki.
b. Uji Reliabilitas
Suatu  instrumen  dikatakan  reliable  apabila  instrumen  tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa  yang diukur. Pengujuan
reliabilitas  untuk  tes  berbentuk  pilihan  ganda  dalam  penelitian  ini
menggunakan rumus KR-20, yaitu:
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, Jakarta: Bumi Askara, 2005, h. 93
46
r
11 =
Keterangan: r
11
= Koefisien reliabilitas tes n
= Banyaknya butir item 1
= Bilangan konstan S
t 2
= Varian total p
i
=  Proporsi  testee  yang  menjawab  dengan betul butir item yang bersangkutan
q
i
=  Proporsi  testee  yang  jawabannya  salah, atau q
i
= 1 - p
i
∑p
i
q
i
=  jumlah  dari  hasil  perkalian  antara  p
i
dengan q
i. 424
c.  Uji Taraf Kesukaran Difficulty Index
Taraf kesukaran
tes adalah
kemampuan tes
tersebut dalammenjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan  betul.  Hasil  hitungnya  merupakan  proporsi  atau  perbandingan antara  siswa  yang  menjawab  benar  dengan  keseluruhan  siswa  yang
mengikuti  tes.  Semakin  besar  indeks  menunjukkan  semakin  mudah butir  soal.  Tingkat  kesukaran  yang  baik  adalah  P  =  0,5.  Rumusnya
adalah sebagai berikut:
Keterangan: P
= Indeks Kesukaran B
= Jumlah seluruh siswa yang menjawab soal benar JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes.
5
4
Ibid hal. 223
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, Jakarta: Bumi Askara, 2012, h. 223
47
Tabel Klasifikasi interpretasi taraf kesukaran
d.  Daya Pembeda
Daya  Pembeda  soal  adalah  kemampuan  suatu  soal  untuk membedakan  kemampuan  siswa.  Angka  yang  menunjukan  besarnya
daya  pembeda  disebut  indeks  diskriminan.  Indeks  diskriminan  ini dikenal dengan tanda negative yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik
dalam  mengukur  kemampuan  siswa.  Rumus  yang  digunakan  untuk menemukan indeks diskriminan adalah :
D = = PA-PB
Keterangan : D
: daya pembeda PA
: proporsi kelas atas yang menjawab benar PB
: proporsi kelas bawah yang menjawab benar BA
: banyak golongan atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal
BB :  banyak  golongan  bawah  yang  menjawab  benar
untuk setiap butir soal JA
: jumlah siswa kelas atas Nilai D
p
Interpretasi P = 0,00
P ≤   3 0,30  P
≤   7 7   P ≤ 1
P = 1,00 Sangat sukar
Sukar Sedang
Mudah Sangat mudah
48
JB : jumlah siswa kelas bawah
6
Klasifikasi daya pembeda : DP = 0,00
= sangat jelek DP ≤    2
= jelek 2   DP ≤   4
= cukup 4   DP ≤   7
= baik 0,7-
DP ≤ 1 = sangat baik
4. Tekhnik analisis data
Dalam  penelitian  ini  menggunakan  uji  statistik,  uji  statistik  yang digunakan  adalah  uji  “t”  untunk  menguji  hipotesis.  Namun  sebelum
dilakukan  pengujian  hipotesis  dengan  uji-t,  maka  perlu  dilakukan  uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang diperlukan adalah uji
normalitas  dan  uji  homogenitas  untuk  memeriksa  keabsahan  sampel
sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data.
a. Uji Normalitas
Uji  normalitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  data  pada  dua kelompok  sampel  yang  diteliti  berasal  dari  populasi  yang  berdistribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian menggunakan uji kai kuadrat  chi  square.  Adapun  prosedur  pengujiannya  adalah  sebagai
berikut :
1  Menentukan hipotesis
Hо  : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H
:  data  sampel  berasal  dari  populasi  yang  tidak  berdistribusi normal
2  Menentukan rata-rata
3  Menentukan standar deviasi 4  Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi
6
Ibid, h. 223
49
a  Rumus  banyak  kelas  K  =  1  +  3,3  log  n,  dengan  n  adalah
banyaknya subjek
b  Rentang R = skor terbesar
– skor terkecil
c  Panjang kelas P = Cari
hitung
dengan rumus:
hitung
= 5  Cari
tabel
dengan derajat kebebasan dk = banyak kelas K- 3 dan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan
= 5 6  Kriteria pengujian
Jika
hitung
≤
tabel
, maka Ho diterima Jika
hitung tabel
, maka Ho ditolak.
b. Uji Homogenitas
Uji  homogenitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama homogen atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett
Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
1  Menghitung Varians gabungan
S
gab
= Dan mencari log S
gab
2  Menghitung nilai B B = ∑db  Log S
3  Menghitung
hitung hitung
= ln 10{B- ∑db Log S }
4  Menentukan
tabel
Untuk db =k-1 =2-1 =1, dengan taraf signifikan 5 didapat
tabel
= 3.841 Dengan kriteria pengujian :
50
Jika
hitung tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
Jika
hitung tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang homogen
5. Pengujian hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, kemudian untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif  tipe Make a Match terhadap
prestasi belajar Sosiologi siswa digunakan uji-t.
7
Melakukan uji-t pada taraf signifikan alpha = 0,05 dengan rumus
sebagai berikut : a.  Uji t untuk varian yang homogen
t =
√
dk =n +n  - 2
b.  jika  data  distribusi  normal  namun  tidak  homogen  maka  hipotesis statistik  dilakukan  dengan  menggunakan  uji  t’.  Rumusnya  adalah
sebagai berikut :
t = √
c.  Tentukan  harga-harga  n dan  n .  n   untuk  jumlah  siswa  yang  lebih
sedikit, dan n untuk jumlah siswa yang lebih banyak.
d.  Berilah rangking bersama skor-skor kedua kelomok itu. e.  Tentukan harga U dengan rumus :
U = n  n  +
- R dan
U = n  n  +
– R Dimana:
n : jumlah sampel kelas eksperimen
n : jumlah sampel kelas kontrol
U : jumlah peringkat kelas eksperimen
7
Budi  Susetyo ”Statistika  Untuk  Analisis  Data  Penelitian” Jakarta:  PT  Refika Aditama,2010 h.170
51
U : jumlah kelas kontrol
R : jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen
R : jumlah rangking pada sampel kelas kontrol
f. Metode  untuk  menetapkan  signifikasi  harga  U  observasi  dengan
rumus:
Z =
Z =
√ Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar
dengan, atau lebih kesil dari , tolaklah H
o
dan menerima H
a
. Dengan kriteria:
Jika p , maka tolak H
o
Jika p , maka terima H
o
6. Hipotesis statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H
₀  : µ  ≤ µ Ha   : µ
µ Keterangan :
µ =  rata-  rata  prestasi  belajar  Sosiologi  kelas  yang  menggunakan
model pembelajaran kooperatif  tipe Make a Match eksperimen. µ
= rata-rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan model pembelajaran kontrol konvensional.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
a. Keterampilan sosial
Model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Make  a  Match menekankan  kepada  keterampilan  sosial  dan  penguasaan  materi.
Keterampilan  yang diamati pada siswa berdiskusi  pada kelompoknya. Keterampilan  yang  diamati  anata  lain,  cara  bekerjasama,  cara
mengungkapkan pendapat, menghormati pendapat teman, bertanggung jawab
terhadap pendapatnya.
Dengan keterampilan
tersebut menjadikan  siswa  termotivasi  untuk  memberikan  yang  terbaik  untuk
kelompoknya dan dirinya.
Jumlah siswa  yang cukup banyak dan ketebatasan waktu  yang ada  menyebabkan  sulitnya  untuk  mengamati  kemampuan  siswa  satu
persatu,  walaupun  demikian  peneliti  berusaha  untuk  mengamati keterampilan  sosial  siswa  berada  di  dalam  kelompoknya  dan  dengan
anggota  kelompoknya  yang  lain.  Dari  hasil  pengamatan  terlihat keterampilan  sosial  siswa  sudah  cukup  baik.  Walupun  demikian  ada
beberapa kekurangan saat proses pembelajaran antara lain, kartu yang seharusnya  digunakan  untuk  mengungkapkan  kepada  temannya  justru
digunakan  untuk  bertanya  pada  guru.  Ada  beberapa  siswa  yang bingung  untuk  menjalankan  model  pembelajaran  Make  a  Match,
53
sehingga  waktu  dalam  proses  pembelajaran  semakin  sedikit.  Hal tersebut  wajar  adanya  karena  selama  ini  siswa  hanya  mendengarkan
yang  disampaikan  oleh  guru  tentang  materi  pelajaran.  Pada  kasus siswa  yang  masih  bingung  untuk  menjalankan  model  pembelajaran
Make  a  Match  dapat  diperbaiki  dengan  cara  guru  memberikan lembaran prosedur atau cara model pembelajaran Make a Match untuk
di  pelajari  siswa  di  rumah.  Sedangkan  cara  mengatasi  siswa  yang menggunakan  kartunya  untuk  bertanya  kepada  guru  maka  ditukarkan
kembali terhadap murid yang berbeda. b.
Penguasaan materi
Hasil  pengamatan  menunjukan  siswa  yang  diajarkan  dengan model Make a Match memiliki penguasaan materi yang lebih baik jika
dibandingkan  dengan  siswa  yang  diajarkan  dengan  metode  ceramah. Ini  menandakan  bahwa  model  Make  a  Match  dapat  meningkatkan
pemahaman  penguasaan  materi  lebih  baik  serta  siswa  lebih  antusias
dalam menjawab pertanyaan  secara kompleks. 2.
Data Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pembelajaran Kooperatif Model Make A Match
Dari  hasil  post-test  yang  dilakukan  di  kelas  eksperimen,  maka diperoleh prestasi belajar selama menerapkan model pembelajaran Make a
Match  di  kelas  eksperimen,  kemudian  peneliti  ingin  mengetahui  Prestasi belajar  sosiologi    yang  didapatkan  selama  proses  pembelajaran  dengan
cara  mengadakan  evaluasi  post  test  pada  bab  pengendalian  sosial. Adapun  nilai yang diperoleh sebagai berikut:
67   71 83
58 67
58  75 58
50 71
87   62 71
79 46
79  50 79
46 75
Dari  hasil  penghitungan  jawaban  20  orang  siswa  sebagai  sampel penelitian, diperoleh prestasi belajar yang skala teoritiknya 0 sampai 100,
54
skor minimum 46 dan skor maksimum 87 dengan harga rata- rata sebesar 67,5,  median  66,5,  modus  69  serta  simpangan  bakunya  16,  21.
Deskripsinya dilihat pada tabel 4. 1 sebagai berikut: Tabel 4.1
Deskripsi prestasi belajar sosiologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
1
No   Ukuran data Nilai
1 Nilai minimum
46 2
Nilai maksimum 87
3 Mean
67,5 4
Median 66,5
5 Modus
69 6
Standar deviasi 16,21
Distribusi  frekuensi  untuk  prestasi  belajar  dengan  model pembelajaran kooperatif  tipe Make a  Match dapat dilihat pada tabel 4. 2
sedangkan  gambar  histogram  untuk  distribusi  frekuensi  hasil  belajar dengan model pembelajaran Make a Match dapat dilihat pada gambar 4.1
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi  Belajar sosiologi dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No
Interval kelas
Frekuensi Batas
Nyata Fka  Fkb
Absolut Relatif
1 46-54
4 20
45.5 – 54.5  4
20 2
55-63 3
15 54.5
– 63.5  7 16
3 64-72
6 30
63.5 – 72.5  13  13
4 73-81
4 20
72.5 – 81.5  17  7
5 82-90
3 15
81.5 – 90.5  20  3
Jumlah 20
100
1
Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal.120