17
d. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa kurang terjadi. Untuk memperbaiki pembelajaran yang lebih
komperehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya atas dasar itu mencoba dikembangkan
pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan tipe Make a Match. Dan model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama,
kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka tujuan pembelajaran. Guna
meningkatkan dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan Model Pembelajaran Make a Match. Tipe Make a Match atau mencari pasangan
merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model pembelajaran dimulai dari teknik siswa mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban soal batas waktunya siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.
26
Model pembelajaran dapat direalisasikan dengan menerapkan suatu tipe pembelajaran. Terdapat beberapa Model Pembelajaran Kooperatif,
salah satu nya adalah Tipe Make a Match. Pembelajaran seperti ini yaitu mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran. Make a Match
mencari pasangan kartu yaitu suatu teknik yang cukup menyenangkan dan digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
Namun demikian materi barupun tetap bisa diajarkan dengan catatan siswa diberi tugas untuk mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih
dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Salah satu keunggulan model ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Kekurangan dari teknik ini adalah kurang efektif bila
26
http: ras-eko. Blogspot.com201105metode – make- match. Html diakses pada
tanggal 20 November 2013.
18
digunkan untuk kelas yang jumlahnya siswanya lebih dari 50 orang dan terdapat keributan di dalam kelas.
27
Tipe Make a Match melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak memberikan perhatian
dan lebih menikmati proses pembelajaran karena teknik ini dikemas seperti sebuah permainan dengan tidak membuang esensi dari proses
pembelajaran tersebut. Tipe ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata- kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya
atau soal dengan jawabannya dan sebagainya. Tipe ini bisa dikatakan sebuah permainan yang menyenagkan karena siswa ditantang untuk
menemukan pasangannya dengan cocok pertanyaan dan jawaban dengan melibatkan materi sosiologi.
Model Make a Match akan membuat siswa antusias dalam pembelajaran karena tipe ini dirancang seperti mainan tanpa disadari siswa
belajar sambil bermain. Konsep tersebut akan tertanam dengan baik di memori siswa sehingga siswa mampu mengingat pengetahuan tersebut
pada masa berikutnya. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dirasa solusi tepat untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa sehingga
meningkatkan prestasi belajar sosiologi siswa. Karena kooperatif dan make a match merupakan model dan tipe dengan tahapan- tahapan yang
menarik untuk diikuti siswa dan diharapkan siswa akan merasa lebih tertarik untuk mempelajari sosiologi dengan sebaik- baiknya.
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make a Match ini telah diteliti oleh beberapa ahli dengan melihat pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa. Banyaknya hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan hasil secara signifikan memberikan pengaruh positif terhadap
variabel dependennya. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh model pembelajaran tipe Make a
Match terhadap prestasi belajar. Dengan demikian pembelajaran
27
Hisyam zaini, et.al,. strategi pembelajaran aktif, yogyakarta: pustaka insan madani 2008, h. 67
19
kooperatif dengan tipe Make a Match diduga dapat meningkatkan prestasi belajar sosiologi siswa, sehingga siswa mengalami pembelajaran yang
lebih bermakna sehingga siswa gemar belajar Sosiologi.
e. Langkah-langkah pelaksanaan Model Pembelajaran Make a Match
Adapun langkah- langkah yang digunakan pada Tipe Make a Macth adalah:
1 Buatlah potongan- potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.
2 Bagi jumlah kertas- kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3 Tulis pertanyaan materi yang telah diberikan sebelumnya pada
setengah bagian kertas yang telah disiapkan setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4 Pada separuh kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaan yang tadi dibuat.
5 Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur anatara soal dan jawaban.
6 Beri setiap peserta didik satu kertas jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan
soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. 7 Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka jika ada yang
sudah menemukan pasangan minta mereka untuk duduk berdekatan terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain. 8 Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk
berdekatan minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang tersebut dijawab oleh pasangan pasangan yang
lain. 9 Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan
28
28
Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, h. 210 hal 84
20
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran ini adalah kartu-kartu. Telah dijelaskan diatas terdiri dari kartu berisi pertanyaan-
pertanyaan dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari-pertanyaan tersebut.
Langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa
kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua membawa kartu-kartu yang berisi jawaban-jawaban. Kelompok yang ketiga adalah
kelompok penilai. T Kemudian aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua
berjajar saling berhadapan. Jika masing-masing kelompok sudah ada dalam posisinya yang
telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kedua saling bergerak mereka bertemu,
mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-
pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasangan-pasangan yang
sudah terbentuk tadi wajib menunjukan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan
pertanyaan-jawaban itu cocok atau tidak. Setelah mengadakan diskusi maka kelompok penilai memberikan penilaiannya.
Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban
dan kelompok penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan tidak cocok.
Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik menginformasikan hal-hal yang