Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. Untuk pembelajaran kooperatif dalam pembentukan kelompoknya terdapat ciri khas yaitu anggota kelompoknya bersifat heterogen. Pada dasarnya manusia senang berkumpul dengan sepadan dan membuat jarak dengan yang berbeda. Namun pengelompokkan dengan orang lain yang sepadan dan serupa ini dapat menghilangkan kesempatan anggota kelompok untuk memperluas wawasan dan memperkaya diri, karena dalam kelompok homogen tidak terdapat banyak perbedaan yang dapat mengasah proses berfikir, bernegosiasi, berargumentasi, dan berkembang.

1.2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat ciri-cirinya, sebagai berikut : a Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan belajar, b Kelompok dibentuk siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah c Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda d Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada individual 4 4 Drs.H.Martinis Yamin,M.Pd, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008. hal 74 - 75 Menurut Johnson dan Johnson 1984 dan Hilke 1990 mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah : a Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok b Dapat dipertanggungjawabkan secara individu c Heterogen d Berbagi tanggung jawab e Menekankan pada tugas dan kebersamaan f Membentuk keterampilan sosial g Efektivitas belajar tergantung pada kelompok belajar jika pada tugas danmbentuk keterampilan so

1.3. Tujuan model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berlatar belakang berbeda. Selain itu jga pembelajaran kooperatif memiliki tujuan anatara lain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, menumbuhkan sikap saling menghormati dan bekerja sama, menimbuhkan sikap tanggung jawab, meningkatkan rasa percaya diri, dapat belajar memecahkan masalah dengan cara yang lebih baik. Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir siswa. 5 5 Trianto,Op.cit. hal 44

1.4. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Agar model pembelajaran ini berjalan lebih kooperatif maka sebagai petunjuk tahap yang harus dilakukan berdasarkan komponen pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Langkah-langkah berdasarkan komponen cooperativ learning 6 No Tahap-tahap Kegiatan 1. Memilih tugas-tugas yang tepat Guru memberikan tugas pada kelompok yang sesuai dengan tujuan yang dicapai dalam pembelajran. Misalnya, pada materi jamur terdapat bahasa-bahasa yang banyak siswa susah untuk melafalkan dan mengingatnya, serta ciri-ciri dan klasifikasi, maka harus diberikan suatu tugas yang berisikan tentang ciri-ciri, klasifikasi, serta pencantuman nama ilmiah dari jenis jamur. 2. Menentukan Ketergantungan Positif Tugas-tugas dikerjakan secara bersama-sama. Dan hasil dari pekerjaannya adalah sebuah refleksi dari semua kontribusi anggota tim. 3. Memfasilitasikan kerjasama kooperatif Guru membimbing pembentukan kelompok- kelompok belajar. 4. Memberikan interaksi promotif langsung 1. Guru memberikan informasi tentang materi apa yang akan dipelajari, tujuan dari pembelajaran, serta penghargaan bagi kelompok yang memilki nilai tinggi. 5. Menentukan akuntabilitas individu dan kelompok Fasilitator seharusnya mengembangkan: 2. cara untuk mengevaluasi kinerja individual dan pekerjaan kelompok. 3. menyampaikan bagaimana pekerjaan kelompok akan dinilai. 6 Ahmad Noor Fatirul, Drs. ST. M.Pd.Cooperative Learning.Malang: Universitas Negri Malang