BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Model Pembelajaran Kooperatif
1.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan salah satu unsur yang ikut membangun iklim kelas, termasuk kreativitas siswa dan pencapaian hasil
belajar. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi mengajar, paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai model
belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar selain kemampuan professional lainnya yang menunjang. Terkadang bagi seorang
pendidikpun dalam menentukan model pembelajaran yang dianggap paling tepat untuk menyampaikan suatu konsep pembelajaran merupakan suatu
hal yang sulit, karena setiap model pembelajaran masing-masing Kegiatan pembelajaran selama ini di kelas-kelas hampir seragam,
dan lebih mengutamakan bagaimana cara mengisi pikiran siswa bukan pada bagaimana cara menata berpikir, sehingga menjadi pasif dan tidak
ada kerja sama antar siswa bahkan antar guru dan siswa, akibatnya siswa kehilangan kemampuan dirinya self-relience, toleransi terhadap
perbedaan pendapat dan pengambilan keputusan yang bertangggung jawab. Untuk menjawab itu semua, model pembelajaran yang harus
dikembangkan adalah model pembelajaran yang berbasis kepada siswa atau keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pendekatan pembelajaran yang
memandang siswa sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Situasi ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan dan
mengaplikasikan pembelajaran
kooperatif Cooperative Learning.
Model pembelajaran coperative learning beranjak dari dasar pemikiran ”getting better together”, yang menekankan pada pemberian
kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai,
serta keterampilan-keterampilan
sosial yang
bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Melalui model ini, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa
yang disajikan guru dalam KBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan
siswa lain.
1
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa bekerja dalam kelompok untuk saling membantu
memecahkan masalah-masalah
yang kompleks
serta memberikan sebuah cara bagi siswa untuk mempelajari keterampilan
hidup antarpribadi yang penting dan mengembangkan kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif dan bersama-sama.
2
Jadi dalam pembelajaran kooperatif aspek utamanya adalah ”together is better”. Selama belajar
secara kooperatif siswa diajarkan keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dengan kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif,
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Selama bekerja dalam kelompok, tugas
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompok.
3
Metode pembelajaran kooperatif disebut juga metode pembelajaran gotong royong. Ironisnya model pembelajaran kooperatif belum banyak
diterapkan dalam pendidikan, walaupun orang Indonesia sangat
1
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, 2010, hal.244
2
Ibid, hal. 245
3
Trianto, Model-model
Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007, hal. 41