Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

bosan ketika guru hanya menerangkan pelajaran biologi secara informatif satu arah tanpa variasi metode ceramah, sehingga siswa cenderung pasif. Pada pembelajaran biologi juga mempunyai prinsip mengeksplorasi fakta yang aktual sehingga siswa dapat merespon dan memberikan ruang kepada siswa untuk menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan. Pada pembelajaran ini dibutuhkan pembelajaran yang bersifat student centered. Pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered masih kurang diterapkan oleh guru pada proses pembelajaran biologi. Kenyatannya yang terjadi di lapangan masih banyak bersifat teacher centered, yang mana guru bertindak sebagai penyampai informasi dan siswa penerima informasi. Pembelajaran yang demikian kurang mengembangkan pemahaman yang permanen. Pembelajaran yang berpusat pada guru didapatkan hasil bahwa kurang dari 20 dari siswa dapat mengingat apa yang telah disampaikan oleh guru. Mereka terlalu sibuk mencatat dan memasukkan informasi tanpa melalui seleksi ke dalam ingatan mereka. 3 Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, pembelajaran yang bersifat teacher center terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang bersifat teacher center hasil belajar siswa dirasa belum maksimal. Dalam mata pelajaran biologi terdapat materi yang didalamnya berisi dengan bahasa-bahasa yang pada umumnya siswa sulit untuk melafalkan dan 3 Taufik rahman, Peranan Pertanyaan Terhadap Kekuatan Retensi Dalam Pembelajaran Sains Pada Siswa SMU. Tersedia di http:educare.e-fkipunla.netindex.phpoption.com. mengingatnya. Bahasa tersebut merupakan bahasa latin atau nama-nama ilmiah dan biasa dikenal dengan istilah Binomial Nomenklatur tatanama ilmiah. Dalam mata pelajaran biologi, pengetahuan tentang tatanama ilmiah sangatlah penting, karena mata pelajaran biologi tidak terlepas dari tatanama ilmiah yang bahasa serta tulisannya tidak mudah untuk pelafalannya bahkan sulit untuk diingat siswa. Selain itu juga pentingnya pengetahuan tentang tatanama ilmiah dimaksudkan agar dapat mempermudah siswa untuk mengenal dan mengetahui berbagai istilah asing dan memudahkan siswa menunjuk suatu spesies dan mendeskripsikan karakteristik khusus dari tumbuhan itu sendiri. Namun pada kenyataannya siswa malah menjadi malas untuk mempelajarinya yang akhirnya hanya dapat tersimpan di Short Term Memory ingatan jangka pendek saja. Sedangkan tujuan dari proses pembelajaran itu adalah tidak hanya sampai pada Short term memory melainkan tertanam pada Long term memory siswa. Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai, perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Selain itu pembelajaran dapat mengaktifkan siswa, dan dapat memperpanjang ingatan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hal yang paling penting dalam pendidikan adalah memasukkan informasi yang berguna, keterampilan, dan sikap ke dalam pikiran siswa dengan cara apapun, sehingga siswa dapat mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka simpan jika mereka membutuhkan. Atas dasar dari tujuan pembelajaran, maka penulis mengembangkan model kooperatif dalam pembelajaran dengan tipe take and give. Dengan memberikan pembelajaran yang aktif seperti tipe take and give ini pada anak didik dapat membantu ingatan memory mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Model pembelajaran kooperatif tipe take and give adalah suatu tipe pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai materi yang disampaikan oleh guru dengan kata lain tipe ini melatih siswa terlibat secara aktif dalam menyampaikan materi yang mereka terima ke teman atau siswa yang lain secara berulang-ulang. 4 Selain itu juga tipe take and give merupakan tipe pembelajaran yang memiliki tujuan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme, serta menciptakan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari jenuh menjadi riang, serta mempermudah siswa untuk mengingat materi. Tipe take and give ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana yang gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit dan berat. Model kooperatif tipe take and give akan diterapkan pada materi jamur, materi ini merupakan materi yang cukup sulit karena pada materi ini banyak istilah-istilah khususnya nama-nama ilmiah dari bahasa-bahasa latin yang masih terdengar asing. Kebanyakan siswa sulit untuk mengingat bahasa- bahasa latin dari materi tersebut. Sekalipun siswa dapat mengingat namun hanya bertahan sementara, hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan malas untuk mempelajarinya. Khususnya pada siswa-siswi SMA NEGERI 1 Pasar Kemis ini merasa kesulitan dalam hal mengingat bahasa-bahasa latin yang ada pada materi jamur, urutan taksonomi,serta ciri-ciri dari jamur tersebut. Bagi siswa, bahasa latin adalah bahasa yang terdengar asing, sehingga siswa kurang mengerti apa arti dari bahasa tersebut. Begitu pula tingkatan takson dari kingdom hingga spesies membingungkan mereka, pada akhirnya hasil belajar pun kurang memuaskan bagi guru dan siswa itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif tipe take and give diharapkan siswa mudah mengingat dan tidak mudah lupa pada materi pelajaran khususnya nama latin dari jenis-jenis jamur. Model pembelajaran kooperatif tipe take and give menggunakan pengingat-pengingat visual, seperti gambar, ciri-ciri, dan warna-warni. Dengan penggunaan media visual, siswa dapat melihat langsung bagaimana morfologi dari tumbuhan jamur dengan tanpa berimajinasi, sehingga suasana belajar lebih menarik. Kemudian melalui penjelasan makna atau arti nama-nama latin pada tumbuhan, siswa dapat memahami bahwa 4 Dede Rusmawati, Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Dengan Tipe Make a Match pada Subkonsep Alat Indra Manusia.Tasik Malaya, 2009, hal 78 nama-nama latin mengandung arti untuk mendeskripsikan karakteristik khusus dari tumbuhan itu sendiri. Dengan demikian, penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jamur. Adapun indikator yang harus dicapai pada materi ini, diantaranya adalah siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum jamur, menyebutkan pengelompokkan jamur, memberikan ciri-ciri setiap anggota divisi kingdom fungi beserta contohnya, mengetahui tingkatan taksonomi dari jenis-jenis jamur, menyebutkan peranan jamur bagi kehidupan, dan mendeskripsikan cara reproduksi setiap divisi pada kingdom fungi. Agar indikator-indikator tersebut dapat tercapai dengan baik dan diharapkan siswa memiliki daya ingat yang tinggi, dan dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan menggunakan model pembelajaran serta metode pembelajaran yang membantu. Berdasarkan data-data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Terhadap Retensi Siswa dalam Tatanama Ilmiah pada konsep Jamur ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Terjadi kesalahan persepsi saat berlangsungnya KBM 2. Metode pembelajaran yang monoton 3. Dalam proses kegiatan belajar mengajar masih bersifat teacher center yang mengakibatkan siswa menjadi pasif 4. Kesulitan siswa dalam mengingat binomial nomenclatur tatanama ilmiah pada materi jamur.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi masalah hanya pada : 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe take and give 2. Konsep jamur dibatasi pada tatanama ilmiah

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah “ Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe take and give terhadap retensi dalam tata nama ilmiah siswa pada konsep jamur ?.”

E. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Bagi sekolah Sebagai sumbangan pikiran bagi guru khususnya bidang studi biologi pada sub pokok bahasan tata nama ilmiah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give. 2. Bagi mahasiswa Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa FITK pada umumnya dan jurusan IPA pada khususnya untuk menambah wawasan tentang eksperimen model pembelajaran di sekolah. Dan bagi siswa dapat memotivasi dan memudahkan dalam mengingat tata nama ilmiah 3. Bagi peneliti Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Model Pembelajaran Kooperatif

1.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan salah satu unsur yang ikut membangun iklim kelas, termasuk kreativitas siswa dan pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi mengajar, paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai model belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar selain kemampuan professional lainnya yang menunjang. Terkadang bagi seorang pendidikpun dalam menentukan model pembelajaran yang dianggap paling tepat untuk menyampaikan suatu konsep pembelajaran merupakan suatu hal yang sulit, karena setiap model pembelajaran masing-masing Kegiatan pembelajaran selama ini di kelas-kelas hampir seragam, dan lebih mengutamakan bagaimana cara mengisi pikiran siswa bukan pada bagaimana cara menata berpikir, sehingga menjadi pasif dan tidak ada kerja sama antar siswa bahkan antar guru dan siswa, akibatnya siswa kehilangan kemampuan dirinya self-relience, toleransi terhadap perbedaan pendapat dan pengambilan keputusan yang bertangggung jawab. Untuk menjawab itu semua, model pembelajaran yang harus dikembangkan adalah model pembelajaran yang berbasis kepada siswa atau keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pendekatan pembelajaran yang memandang siswa sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Situasi ini dapat dilakukan dengan mengembangkan dan mengaplikasikan pembelajaran kooperatif Cooperative Learning.