kegiatan pendidikan dan sebagai alat pembina dan pengembangan siswa untuk menjadi manusia yang berilmu, bermoral dan terampil sesuai dengan fungsinya
sebagai makhluk sosial. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menegaskan bahwa
perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 merupakan persoalan yang penting dan genting. Alasan perubahan kurikulum, kurikulum pendidikan harus
disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.
6
Dalam hubunganya dengan perubahan Kurikulum, berbagai pakar dunia pendidikan menganalisis dan melihat perlunya suatu solusi yang harus diberikan
dalam rangka melahirkan para peserta didik yang memiliki kompetensi. Sehingga kurikulum 2013 perlu diterapkan. Kurikulum 2013 merupakan suatu konsep
kurikulum yang pada pelaksanaanya memberikan kewenangan sepenuhnya kepada
pihak sekolah.
Yang terpenting
sekarang bagaimana
mengimplementasikan Kurikulum baru ini untuk mencapai kompetensi yang dimiliki oleh siswa pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diinginkan
tercapai. Untuk mencapai tujuan dan fungsi pendidikan tesrsebut, salah satu mata
pelajaran yang mesti ditempuh peserta didik di Sekolah khususnya Penjurusan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah mata pelajaran Ekonomi-Akuntansi karena
mata pelajaran tersebut adalah pelajaran inti dari penjurusan IPS. Melihat begitu pentingnya implementais kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Ekonomi di SMA Negri 94 Jakarta, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut. Atas dasar permasalahan-
permasalahan di atas penulis memilih judul
“Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta.
”
6
Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Tanya jawab dan Opini Kurikulum 2013
. kemdiknas.go.idkemdikbuddepantanya-jawab-dan-opini- kurikulum2013 diakses pada 02 Juli 2014 Pukul 22.30
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai:
1. Kurikulun 2013 menjadi tolak ukur proses pembelajaran setelah
mengalami perkembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan.
2. Banyaknya guru yang masih belum memahami tentang proses
pembelajaran kurikulum 2013. 3.
Pelajaran ekonomi pada peminatan ilmu pengetahuan sosial menjadi penting sebagai acuan dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi.
2. Kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
ekonomi. 3.
Hambatan dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, untuk lebih mempertajam
masalah, maka merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi di
SMA Negeri 94 Jakarta? 2.
Bagaimana kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta?
3. Bagaimana hambatan dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Memperoleh kebenaran empiris tentang implementasi kurikulun 2013
pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta. b.
Memperoleh kebenaran empiris tentang kesiapan guru dalam implemntasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta.
c. Memperoleh kebenaran empiris tentang hambatan dalam implemntasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta.
2. Manfaat Penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta agar bisa dijadikan bahan referensi dalam
perkuliahan atau penelitian. b.
Bagi peneliti, peneliti jadi mengetahui implementasi Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta.
c. Bagi guru, khususnya guru Sekolah Menengah Atas pada mata pelajaran
ekonomi membantu dalam memahami tentang implementasi kurikulum 2013 sehingga mampu dalam menerapkan proses pembelajaran sesuai
dengan kurikulum 2013. d.
Bagi institusi, khususnya bagi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud agar dapat memberikan solusi dari hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam penerapan atau pelaksanaan kurikulum 2013. e.
Bagi para pembaca, agar dapat mengetahui hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang implemntasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta, sehingga dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir
yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu . Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga, terutama dalam bidang atlit pada zaman
Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari to run. Kurikulum berarti suatu jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh
tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Curriculum is the entire school program and all the
people involved in it. Program tersebut berisi mata pelajaran- mata pelajaran
courses yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam waktu tertentu, seperti
SDMI enam tahun, SMPMTs tiga tahun, SMASMKMA tiga tahun dan seterusnya. Dengan demikian, secara terminologi istilah kurikulum dalam
pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.
1
Kurikulum itu selalu dimanis dan senantiasa di pengaruhi oleh perubahan- perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat
berubah secara fundamental, bila suatu Negara beralih dari Negara yang dijajah menjadi Negara yang merdeka. Dengan sendirinya kurikulum pun harus
mengalami perubahan yang menyeluruh. Perubahan kurikulum mengenai perubahan dasar-dasarnya, baik mengenai
tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, Pembina
1
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, hal. 2
pendidikan dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change.
Perubahan kurikulum, juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum, tentu saja dimaksud untuk mencapai perbaikan, sekalipun perubahan itu tidak
dengan sendirinya membawa perbaikan. Menurut Wina Sanjaya mengutip pernyataan Saylon Alexander dan Lewis
mengatakan “bahwa pengertian kurikulum sebagai jumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-
teori dan praktik pendidikan”.
2
Dan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasioanl dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud dengan isi dan bahan pelajaran itu sendiri adalah susunan dan bahan kajian
dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
3
Berdasarkan pengertian tentang kurikulum diatas, dapat di simpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya sebatas pada jumlah mata pelajaran yang
harus disampaikan kepada peserta didik saja, tetapi juga mencakup berbagai aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam rangka
mempengaruhi anak didik tersebut didalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Aktifitas tersebut dapat dilakukan di dalam maupun diluar
kelas yang tentunya termasuk di dalamnya kegiatan belajar mengajar dan bagaimana mengatur strategi dalam proses pembelajaran. Kurikulum juga bisa
dijadikan sebagai acuan dan dasar pijakan baik bagi tenaga pendidik, tenaga administrasi, kepala sekolah, siswa dan pihak-pihak yang terkait lainnya untuk
dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
2
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta; Kencana Prenada Media Grup,2008, hal. 4
3
Ibid, hal. 8