46
r
11
=
2
1 1
St q
p k
k
i i
Keterangan: r
11
= Koefisien reliabilitas internal seluruh item p
= Proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i q
= Proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i ∑ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
K = Banyaknya item
S
t 2
= Varians skor total
3. Uji Tingkat Kesukaran Item
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih
dahulu. Rumus dari uji ini yaitu:
9
P =
Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : P = 0,00 - 0,25 = soal sukar
P = 0,26 - 0,75 = soal sedang P = 0,76 - 1,00 = soal mudah
4. Daya Pembeda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara. 1987. hal. 208
47
kelompok siswa yang kurang pandai. Cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
10
N o
B B
D
B A
5 ,
Keterangan: D = Daya Pembeda
B
A
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas B
B
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = Jumlah peserta tes
Daya beda yang baik adalah D0,30.
I. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif kemampuan berkomunikasi berupa Rating Scale dan peer assesmen serta data hasil belajar tes kognitif kemudian diolah secara
statistika.
1. Normal Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru. normal gain dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini:
11
g = posttest – pretest
mps-pretest keterangan:
g : normal gain mps : maximum possible score; skor ideal = 100
10
Suharsimi Arikunto Op, cit, hal. 213
11
David E. Meltzer, “The Relationship Between Mathematics Preaparation and Conceptual Learning gains in Physics: A Possible hidden variable in Diagnostic Pre-test Scores
”, Departement of Phisycs and Astronomy State University Ames, Am, J, Phys, 70 12, December
2002, p. 1260 dari http:www.physicseducation.netdocsAddendum_on_normalized_gain.pdf. diakses pada tanggal 5 april 2010.
48
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas Hasil Belajar
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan yaitu uji Liliefors.
Lo = F Zi – S Zi
Keterangan: Lo
: Harga mutlak terbesar F Zi
: Peluang angka baku F Zi
: Proporsi angka baku Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
12
1 Urutkan sampel dari yang kecil ke besar
2 Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus:
3
Xi: data : rata-rata data tunggal
S: Simpangan Baku 4
Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis
FZ ≤Zi yang mempunyai rumus FZi = 0,5 ± Z
5 Hitung proporsi Z1, Z2,. .., Zn yang lebih kecil atau sama dengan
Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S Zi, maka:
S Zi =
6 Hitung selisih absolut FZ-SZ, pada masing-masing data
7 Ambil harga L
hitung
yang paling besar kemudian dibandingkan dengan nilai L
tabel
dari tabel Liliefors. Kriteria pengujian : L
hitung
L
tabel
; data terdistribusi normal.
12
Sudjana, Metoda Statistiaka, Bandung: Tarsito, 2002, hal. 466-467
49
L
hitung
L
tabel
; data tidak terdistribusi normal. 8
Setelah data dinyatakan terdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas melalui uji Fisher dan dilakukan analisis data secara
parametrik dengan mengggunakan uji t. Jika data tidak terdistribusi normal maka akan dilakukan analisis data dengan teknik
nonparametrik dengan uji Mann Whitney. b.
Uji Homogenitas Hasil Belajar Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang
bertujuan untuk mengetahui apakah data homogen sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas
terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 0,05,
dengan rumus sebagai berikut:
13
F =
Dengan kriteria : F
hitung
≤ F
tabel
, maka data homogen. F
hitung
≥ F
tabel
, maka data tidak homogen.
3. Uji Hipotesis