Pengertian Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

7

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan suatu teknik instruksional dan filosofi pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil, guna memaksimalkan kemampuan belajarnya, dan belajar dari temannya, serta memimpin dirinya. Selain itu, cooperative learning dirancang untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi. Dalam strategi ini diharapkan siswa berperan secara aktif, reflektif, dan saling menghormati dalam setiap proses untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu untuk membangun model koperatif harus dimulai dari inisiatif, dan kepedulian guru terhadap kondisi nyata siswa untuk kemudian mengubah hal-hal yang menghambat berlangsungnya suatu proses pembelajaran. 1 Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif didasarkan oleh teori-teori perlakuan, persandaran sosial dan teori perkembangan kognitif konstruktivis yang menyatakan bahwa siswa harus membangun pengetahuannya secara aktif. 2 Informasi yang disampaikan merupakan informasi yang jelas tidak ambigu. Secara umum komunikasi adalah suatu cara sharing ide dan pengklarifikasian 1 Yurni Susanti. Upaya peningkatan kreativitas siswa SMU Pembangunan UNP melalui modifikasi Cooperative learning Model Jigsaw. Jurnal pendidikan, No. 04 Tahun 26, Desember 2003, hal. 326 2 Isjoni, Cooperatif Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta, 2007, hal 53 8 pengertian, proses komunikasi juga membantu membangun pemahaman. Pembelajaran kooperatif menurut Slavin adalah srategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. Dan menurut Davidson dan Worsham, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang efektif yang mengintergrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis. 3 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu yang memiliki prinsip dasar siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam proses pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajari siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Selain itu, siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Kooperatif juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menggali berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain. 4 3 Tonih Feronika, Buku Ajar Strtegi Pembelajaran Kimia, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, hal. 56 4 Isjoni, op. ci,. hal. 24 9 Kegiatan dalam kooperatif akan membantu siswa-siswa yang lemah dalam akademik untuk dapat memahami materi, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa yang pintar menjelaskan dan menguraikan materi ke siswa yang kurang paham. Hal ini dapat memberikan penguatan kepada siswa yang pintar untuk dapat memahami materi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompaknya belum menguasai bahan pembelajaran. 5 Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya yaitu memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa ketika belajar secara bekerjasama dalam merumuskan kearah satu pandangan kelompok. Penggunaan model pembelajaran kooperatif, membuat siswa bisa meraih keberhasilan dalam belajar dan melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir, maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas. Model Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Karena dalam model pembelajaran ini siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga sebagai tutor bagi teman sebayanya. Sharan mengemukakan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif akan memilki motivasi yang tinggi karena didorong oleh rekan sebayanya. Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik dan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, 5 Tonih Feronika, op. cit., hal. 56 10 memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar untuk mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta menghargai pokok pikiran orang lain. Selanjutnya Stahl mengemukakan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif siswa dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Zaltman mengemukakan pula bahwa siswa yang sama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang akrab, yang terbentuk di kalangan siswa, ternyata sangat berpengaruh pada tingkah laku atau kegiatan masing-masing secara individual. Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar dapat memberikan berbagai pengalaman. Mereka akan lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik. 6 Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang baik di dalam kelompok kecil dengan siswa yang memiliki keahlian yang berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan pemahaman mereka pada sebuah mata pelajaran. Kegiatan dalam kooperatif akan membantu siswa-siswa yang lemah dalam akademik untuk dapat memahami materi. Siswa yang lemah bekerja secara individual cenderung akan menyerah jika menghadapi hambatan. Siswa yang pintar menjelaskan daan menguraikan materi ke siswa yang kuraang paham. Hal ini dapat memberikan penguatan kepada siswa yang pintar untuk dapat memahami materi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompaknya belum menguasai bahan pembelajaran 6 Isjoni, op. cit., hal. 24 11 Tabel 1.1. Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok konvensional 7 Kelompok belajar kooperatif Kelompok belajar konvensional Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri ada kelmpok. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggoata kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”. Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. Kelompok belajar biasanya homogen. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman pemimpin bagi para anggota kelompok. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing. Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan Pemantauan melaui intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang 7 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konsrukstivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hal. 43 12 Kelompok belajar kooperatif Kelompok belajar konvensional melakuakan intervensi jik terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok. berlangsung. Guru memperhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelasaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal hubungan antar pribadi yang saling menghargai. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Cooperatif Learning

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE TPS

0 3 79

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150