Sekolah An-nisaa’ Konsep Sekolah Kurikulum

BAB III PROFIL

A. Profil Singkat

1. Sekolah An-nisaa’

Sekolah An-nisaa’ didirikan pada tahun 1995 oleh Bapak Rasyid Izada dan Ibu Rosfia Rasyid ditengah keprihatinan semakin menurunnya moral dan akhlak bangsa yang berkembang semakin tidak bernurani. Keadaan tersebut sangat mengkhawatirkan bahkan membahayakan masa depan bangsa. Sekolah An-nisaa’ telah beroperasi sejak tahun 1995 dimulai dari Taman Kanak-Kanak. Pada saat ini, Sekolah An-nisaa’ telah berkembang dan menyelenggarakan pendidikan bermutu pada tingkat Kelompok Bermain KB, Taman Kanak-kanak TK, Sekolah Dasar SD, dan Sekolah Menegah Pertama SMP. Untuk mendukung tujuannya, Sekolah An-nisaa’ melengkapi diri dengan berbagai sarana dan prasarana sekolah yang memadai, diantaranya ruangan kelas yang representatif, lingkungan yang lapang dan bernuansa asri, dua perpustakaan yang nyaman dan memiliki koleksi memadai, lab komputer, lab sains, ruang musik, ruang musik kedap suara, antar jemput, caterring, kantin, mushola yang luas, area parkir, green lab, UKS, aula, ruang serbaguna, lapangan sepak bola, lapangan futsal dan lapangan basket.

2. Konsep Sekolah

Sekolah An-nisaa’ merupakan sekolah umum yang bernuansa nilai-nilai islam. Namun demikian, Sekolah An-nisaa’ bukan sekolah untuk golongan tertentu yang ekslusif sebaliknya, Sekolah An-nisaa’ mendidik siswa dari berbagai latar belakang, menyediakan pendidikan bermutu guna membekali siswa dengan berbagai kecakapan hidup, kemampuan intelektual, pengelolaan emosional, dan pemahaman agama sesuai Al-Quran dan Hadits.

3. Kurikulum

Kurikulum Sekolah An-nisaa’ mengacu pada kurikulum DepDiknas yang diperkaya. Dalam penerapannya, berbagai mata pelajaran saling dikaitkan melalui tema-tema tertentu yang disebut spider web, dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai kebaikan universal menjadi ruhnya. Pengintegrasian berbagai mata pelajaran ditujukan agar siswa memahami secara mendalam menyeluruh berbagai materi yang diajarkan dan dapat melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu yang berbeda. Sementara itu, pengintegrasian nilai-nilai agama dan nilai-nilai kebaikan universal dilakukan dalam semua pelajaran agar menghasilkan output siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga memiliki akhlak terpuji dan mampu memahami serta mengaplikasikan ajaran agama sesuai levelnya.

4. Metode Pembelajaran