Organisasi dan Sumber Daya Manusia

e. Sebagai pusat penerangan. Berbagai informasi-informasi perkembangan zaman sebagai penerangan bagi siswa untuk berpijak pada zamannya f. Menjadi pusat dokumentasi. Berbagi dokumen-dokumen sekolah baik dari hasil karya siswa ataupun dokumen lainnya yang berharga untuk dikenang dan diketahui para siswa tahun-tahun berikutnya bahkan bisa menjadi pendorong untuk maju. g. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk perpustakaan dan membaca bacaan segar merupakan rekreasi yang sehat dan tetap mendidik Milburga, 1991 :81. Dapat disimpulkan bahwasannya tugas pokok perpustakaan sekolah tidak lain berkaitan erat dengan kedudukannya sebagai salah satu sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah yang mendukung tugas sekolah secara keseluruhan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah adalah bekerjasama dengan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa pada bidang pendidikan, keilmuan dan kebudayaan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.

3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Organisasi merupakan aspek penting dalam suatu lembaga, termasuk perpustakaan sekolah. Suatu organisasi tidak saja menggambarkan bagian-bagian atau aspek-aspek kegiatan suatu lembaga, tetapi juga berkaitan dengan pelaksanaan atau pegawai yang akan melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Di samping itu, suatu organisasi juga akan memberikan deskripsi bagaimana suatu bagian atau staf di dalam suatu organisasi bekerja. Bagaimana satu bagian berhubungan dengan bagian lainnya di dalam suatu perpustakaan, dan bagaimana perpustakaan berhubungan dengan organisasi atau lembaga lainnya Sismanto, 2007 : 14. Adapun pengertian dari organisasi perpustakaan adalah wadah kegiatan orang-orang atau para pengelola karyawan atau petugas atau personil yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam rangka mengelola suatu perpustakaan Bangun, 1992 : 191. Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Pekerjaan mengorganisasi di perpustakaan sekolah adalah Rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing masing individu dan menetapkan hubungan antara unit-unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Sekolah. Sedangkan perpustakaan sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas dua kelompok : a. Secara makro Organisasi perpustakaan sekolah secara makro menggambarkan kedudukan perpustakaan sekolah dalam organisasi sekolah secara keseluruhan. b. Secara mikro Organisasi perpustakaan sekolah secara mikro menggambarkan kedudukan unit-unit seluruhan organisasi perpustakaan sekolah Zahara, 2003 : 1. Dalam struktur makro sekolah, seperti tercantum dalam manifesto IFLA atau UNESCO, keberadaan suatu perpustakaan merupakan bagiam integral dari proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mensukseskan program-program dan kegiatan sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan Sismanto, 2007 : 14. Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa organisasi perpustakaan sekolah terbagi dalam dua sub yakni makro dan mikro. Dimana kedua sub tersebut berhubungan langsung mulai dari lingkup yang lebih kecil yaitu unit-unit perpustakaan sendiri sampai dengan lingkup yang lebih luas atau besar yaitu sekolah dalam pembelajaran. Faktor lain yang penting dalam pengelolaan perpustakaan sekolah adalah mengenai sumber daya manusia SDM yang mengelolanya. Kita sering menemui bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan perpustakaan hanya menjadi pekerjaan sampingan sehingga tidak dikelola secara baik. Bahkan dalam beberapa kasus ketiadaan sumber daya manusia ini membuat sekolah sama sekali tidak memperdulikan adanya perpustakaan sebagai bagian integral dari sistem pendidikannya Saiful-Haq, 2007 : 24. Menurut pedoman perpustakaan sekolah IFLA atau UNESCO sumber daya manusia mencakup : a. Tenaga Perpustakaan Pengertian “tenaga”, dalam konteks ini, adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga penunjang, seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai jenis relawan. Pustakawan sekolah hendaknya memiliki pendidikan profesional dan berkualifikasi, dengan pelatihan tambahan di bidang teori pendidikan dan metodologi pembelajaran. Tenaga perpustakaan didalamnya terdiri dari 2 peran yaitu : 1 Peran Pustakawan Sekolah Peran utama pustakawan adalah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah, administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah tertentu. 2 Peran Asisten Pustakawan Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya. Asisten pustakawan harus memiliki keterampilan dasar kepustakawanan. Bila belum memiliki keterampilan dasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawan, meliputi : kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman, mengembalikan materi perpustakaan ke rak serta pengolahan materi perpustakaan IFLA, 2002 : 14. Untuk peraturan IFLA sudah banyak digunakan oleh negara-negara maju seperti Kanada, Amerika bahkan Malaysia karena di dalamnya mencakup peran dari pustakawan tersebut. Namun di Indonesia belum secara keseluruhan menggunakan peraturan ini dikarenakan tidak terpenuhinya keadaan perpustakaan sekolah yang masih jarang ditemui. Namun negara kita telah membuat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 tahun 2008 yang di dalamnya membahas tentang standar tenaga perpustakaan sekolah atau madarasah seperti yang dijabarkan di bawah ini. Sedangkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 tahun 2008 tentang Standard Tenaga Perpustakaan SekolahMadrasah : a. Pasal 1 alinea 1 di dalamya mencakup kepala perpustakaan sekolahmadrasah dan tenaga perpustakaan sekolahmadrasah. b. Pasal 1 alinea 2 standar tenaga perpustakaan sekolahmadrasah sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 yang tercamtum pada lampiran Peraturan Menteri. Sebagaimana terdapat pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan SekolahMadrasah adalah sebagai berikut : a. Kualifikasi Setiap sekolahmadrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan sekolahmadrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar rombel, serta memiliki koleksi minimal 1000 seribu judul materi perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan sekolahmadrasah. 1 Kepala perpustakaan sekolahmadrasah yang melalui jalur pendidik Kepala perpustakaan sekolahmadrasah harus memenuhi syarat : a Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat D4 atau sarjana S1; b Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolahmadrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah; c Masa kerja minimal 3 tiga tahun. 2 Kepala perpustakaan sekolahmadrasah yang melalui jalur tenaga kependidikan. Kepala perpustakaan sekolah dan madrasah harus memenuhi salah satu syarat berikut : a Berkualifikasi Diploma dua D2 Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau b Berkualifikasi diploma dua D2 Non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolahmadrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun di perpustakaan sekolahmadrasah. 3 Tenaga Perpustakaan SekolahMadrasah Setiap perpustakaan sekolahmadrasah memiliki sekurang- kurangnya satu tenaga perpustakaan Sekolahmadrasah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolahmadrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah Sholeh, 2008 : 138. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ketenagaan perpustakaan sekolah dari IFLA dibagi menjadi dua yaitu pustakawan sekolah dan asisten pustakawan sedangkan untuk ketenagaan perpustakaan sekolah menurut Peraturan Menteri mencakup kepala perpustakaan sekolahmadrasah dan tenaga perpustakaan sekolahmadrasah. Untuk Peraturan menteri tidak mencantumkan nama pustakawan tapi menggunakan istilah tenaga perpustakaan.

B. Kebijakan Perpustakaan Sekolah