4.3.3. Panenan
Data panenan dikumpulkan dengan cara menghitung langsung Python reticulatus yang dipanen pada tingkat 1 penangkap; dan 2 pengumpul
perantara. Panenan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kelimpahan panenan pada tingkat penangkap dan pengumpul perantara. Kelimpahan yang bisa
dihitung hanya pada tingkat ini karena pada tingkat pengumpul, ular sudah dalam bentuk kulit mentah. Pengambilan data pada tingkat penangkap dilakukan dengan
cara menghitung langsung jumlah ular yang berhasil ditangkap oleh penangkap dalam kurun waktu tertentu. Pengambilan data pada pengumpul perantara
dilakukan dengan menghitung jumlah ular yang berhasil dikumpulkan oleh pengumpul dalam kurun waktu tertentu. Sumber data berasal dari satu pengumpul
perantara dan lima penangkap.
4.3.4. Parameter Demografi
Data parameter demografi diambil pada dua lokasi, yaitu 1 penangkap; dan 2 pengumpul perantara. Parameter demografi yang bisa diketahui dari data
yang diambil adalah 1 sex rasio; dan 2 kelas umur. Variabel yang diukur dan diambil datanya adalah Snout-vent lenght SVL, jenis kelamin dan jumlah ular
pada masing-masing lokasi. Menurut Caughley 1977 dan Alikodra 2002, ukuran tubuh satwaliar bisa digunakan untuk pendekatan pendugaan kelas umur.
Caughley 1977 menyatakan bahwa pada reptil, pendekatan pembagian umurnya biasanya didasarkan pada ukuran tubuh. Jumlah ular yang tertangkap untuk
analisis parameter demografi adalah 117 ekor pada tingkat penangkap dan 56 ekor pada tingkat pengumpul perantara.
4.3.5. Morfometri
Data morfometri diambil pada dua lokasi, yaitu 1 penangkap; dan 2 pengumpul perantara. Variabel yang diukur untuk mendapatkan data morfometri
adalah Snout-vent lenght SVL yaitu panjang tubuh mulai dari moncong sampai kloaka cm, massa tubuh kg dan jenis kelamin Reinert 1993; TPBC 1998
serta panjang badan dari leher sampai kloaka cm, panjang ekor cm, panjang kepala cm dan jarak mata cm. Panjang ekor perlu diukur karena kadang
diperlukan informasi mengenai panjang total seekor ular TPBC 1998. Panjang badan diukur karena dalam perdagangan panjang badan menjadi indikator utama
untuk penangkapan. Jarak mata diukur untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara jarak mata dengan ukuran tubuh yang lain. Sumber data berasal
dari satu pengumpul perantara dan lima penangkap dengan jumlah ular yang tertangkap 56 ekor pada tingkat pengumpul perantara dan 117 ekor pada tingkat
penangkap
4.4. Analisis Data
4.4.1. Tata Niaga
Data tata niaga dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan pelaku perdagangan, jalur perdagangan, teknik penangkapan dan
pengulita, jumlah, harga dan ukuran Python reticulatus yang diperdagangkan di Kalimantan Tengah. Analisis menggunakan program SPSS 19.0 Santoso 2012
dan Microsoft Excel 2010 untuk tabulasi data.
4.4.2. Karakteristik Habitat
Kenormalan data diuji dengan menggunakan Test One Sample Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS 19.0. Hipotesis untuk melakukan uji
normalitas data adalah Santoso 2012: Ho :
Data tersebar normal H1 :
Data tidak tersebar normal Kriteria penolakan Ho adalah apabila probabilitas 0.05
Analisis yang digunakan untuk data yang tersebar normal adalah t test dua sampel independen pada program SPSS 19.0 Santoso 2012. Hipotesis untuk
melakukan pengujian adalah: Ho :
Nilai peubah pada habitat ditemukan ular sama dengan habitat tidak ditemukan ular
H1 : Nilai peubah pada habitat ditemukan ular berbeda dengan pada habitat
tidak ditemukan ular Kriteria penolakan Ho adalah apabila nilai Sig. 2-tailed pada t-test for equity
means 0.05.