Kondisi Umum Propinsi Kalimantan Tengah Kabupaten Kotawaringin Barat

diindikasikan sebagai sarang. Pengambilan data di habitat tangkap dan sarang dilakukan dengan mengikuti penangkap ular. Metode survei yang dilakukan adalah dengan metode penjebakan trapping, yaitu membuat jebakan pada titik-titik yang sudah ditentukan TPBC 1998. Pada setiap titik dimana jebakan dibuat, diambil data sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Metode ini diterapkan untuk pengambilan data karakteristik habitat tangkap. Sedangkan pada habitat bersarang, tidak dilakukan metode penjebakan. Jenis data yang diambil untuk mendapatkan gambaran karakteristik habitat sesuai dengan Kusrini 2009 dengan beberapa penyesuaian. Jenis data yang diambil pada habitat tangkap adalah adatidak ular, ketinggian lokasi m dpl, suhu air C, suhu udara C, kelembaban udara dan ph air. Jumlah titik pengamatan untuk habitat tangkap adalah 75 titik yang terdiri dari 17 titik ditemukan ular dan 58 titik tidak ditemukan ular. Peubah yang dianalisis pada sarang adalah: keberadaan Python reticulatus pada suatu sarang, suhu udara pada sarang C, kelembaban udara pada sarang , pH tanah pada sarang, kedalaman sarang cm dan lebar mulut sarang cm. Jumlah sarang yang diamati adalah 13 buah yang ada ularnya dan 114 buah tidak ada ularnya. Lokasi titik pengambilan data disajikan dalam Gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Titik pengambilan data habitat.

4.3.3. Panenan

Data panenan dikumpulkan dengan cara menghitung langsung Python reticulatus yang dipanen pada tingkat 1 penangkap; dan 2 pengumpul perantara. Panenan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kelimpahan panenan pada tingkat penangkap dan pengumpul perantara. Kelimpahan yang bisa dihitung hanya pada tingkat ini karena pada tingkat pengumpul, ular sudah dalam bentuk kulit mentah. Pengambilan data pada tingkat penangkap dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah ular yang berhasil ditangkap oleh penangkap dalam kurun waktu tertentu. Pengambilan data pada pengumpul perantara dilakukan dengan menghitung jumlah ular yang berhasil dikumpulkan oleh pengumpul dalam kurun waktu tertentu. Sumber data berasal dari satu pengumpul perantara dan lima penangkap.

4.3.4. Parameter Demografi

Data parameter demografi diambil pada dua lokasi, yaitu 1 penangkap; dan 2 pengumpul perantara. Parameter demografi yang bisa diketahui dari data yang diambil adalah 1 sex rasio; dan 2 kelas umur. Variabel yang diukur dan diambil datanya adalah Snout-vent lenght SVL, jenis kelamin dan jumlah ular pada masing-masing lokasi. Menurut Caughley 1977 dan Alikodra 2002, ukuran tubuh satwaliar bisa digunakan untuk pendekatan pendugaan kelas umur. Caughley 1977 menyatakan bahwa pada reptil, pendekatan pembagian umurnya biasanya didasarkan pada ukuran tubuh. Jumlah ular yang tertangkap untuk analisis parameter demografi adalah 117 ekor pada tingkat penangkap dan 56 ekor pada tingkat pengumpul perantara.

4.3.5. Morfometri

Data morfometri diambil pada dua lokasi, yaitu 1 penangkap; dan 2 pengumpul perantara. Variabel yang diukur untuk mendapatkan data morfometri adalah Snout-vent lenght SVL yaitu panjang tubuh mulai dari moncong sampai kloaka cm, massa tubuh kg dan jenis kelamin Reinert 1993; TPBC 1998 serta panjang badan dari leher sampai kloaka cm, panjang ekor cm, panjang kepala cm dan jarak mata cm. Panjang ekor perlu diukur karena kadang