Ruang Terbuka Hijau Jasa Fungsi Ekologis Penyimpanan Karbon oleh Vegetasi

Kondisi Tanah DAS hulu Kali Bekasi terbentuk dari bahan batuan beku sedimen dengan kedalaman tanah sedang sampai dalam, memiliki tekstur tanah halus berliat tinggi, warna tanah merah hingga kekuningan, struktur tanah kukuhtidak terlalu gembur, sedangkan jenis tanahnya yaitu Podsolik coklat kekuningan dan latosol coklat kemerahan. Pada bagian lembah terdapat tanah dari bahan endapan alluvium, basah Aluvial coklat keabuan dan Brown Forest Soil atau AqueptsAquents.

2.2 Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau RTH dapat didefinisikan sebagai ruang-ruang terbuka open spaces di berbagai tempat wilayah yang secara optimal digunakan sebagai daerah penghijauan dan berfungsi dalam mendukung kualitas lingkungan. Peruntukan lahan untuk RTH menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun 1988 adalah sebesar 40-60 dari luas total lahan kota, kawasan, halamanpekarangan yang dimiliki. Sementara dalam ketentuan peraturan terbaru berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007, luas peruntukan RTH ideal diturunkan menjadi minimal 20. Bentuk RTH beragam, dan dapat dikategorikan berdasarkan jenis vegetasi yang berada dalam RTH, fungsi, bentuk dan struktur fungsional, dan kepentingan khusus atau tertentu lainnya Nurisyah, 1996. Tipe RTH berdasarkan pemanfaatannya terdiri dari : 1 RTH yang berlokasi pasti karena adanya tujuan konservasi, 2 RTH untuk keindahan kota, 3 RTH karena adanya tuntutan dari fungsi kegiatan tertentu, seperti lingkungan sekitar pusat kegiatan olahraga yang dibiarkan hijau, 4 RTH untuk pengaturan lau lintas, 5 RTH sebagai sarana olahraga bagi kepentingan lingkungan perumahan, 6 RTH untuk kepentingan flora dan fauna seperti kebun binatang, dan 7 RTH untuk halaman bangunan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun 1988. Carpenter, Walker dan Lanpher 1975 dan Stulpnagel et al. 1990 dalam Nurisjah 2005 menyatakan tanaman sebagai penyusun RTH dapat juga berperan sebagai pelembut suasana keras yang dihasilkan oleh massa bangunan, menolong manusia mengatasi tekanan akibat kebisingan, udara panas, pencemaran di sekelilingnya, sebagai pembentuk kesatuan ruang serta dalam kaitannya dengan perubahan iklim berperan penting dalam pengendali iklim mikro.

2.3 Jasa Fungsi Ekologis Penyimpanan Karbon oleh Vegetasi

Menurut Salisbury 1995, peningkatan CO 2 di atmosfer di seluruh dunia mendapat perhatian karena CO 2 dan beberapa gas lainnya yang disebut gas rumah kaca seperti metana, menyerap lebih banyak energi cahaya pada panjang gelombang panjang daripada panjang gelombang pendek. Panjang gelombang pendek terdapat dominan pada cahaya matahari dan menembus atmosfer, memanaskan bumi dan apa saja yang ada di atas bumi. Bumi kemudian memancarkan panjang gelombang yang lebih panjang karena bumi jauh lebih dingin daripada matahari yang diserap oleh gas rumah kaca, yang selanjutnya memancarkan sebagian energi pada panjang gelombang panjang kembali ke bumi, sehingga lebih memanaskan bumi lagi. Pemanasan permukaan bumi tersebut dalam waktu ratusan tahun akan mencairkan cukup banyak es di daerah kutub sehingga permukaan air laut akan naik dan menggenangi banyak kota pantai. Perubahan iklim lain yang menyertainya terutama pada pola curah hujan, akan sangat banyak mengubah pertanian dan vegetasi alam. Salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah sekuestrasi karbon melalui vegetasi. Sekuestrasi karbon melalui vegetasi dilandasi oleh dua pendapat. Pertama, CO 2 adalah gas yang beredar secara global; konsekuensinya segala usaha untuk mengurangi GRK di atmosfir akan selalu sama efektifnya apabila dilakukan dimanapun di bagian belahan bumi ini, dekat ataupun jauh dari sumber emisinya. Kedua, tumbuhan mengambil CO 2 yang ada di atmosfir melalui proses fotosintesis dan menghasilkan gula dan senyawa organik lain yang digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan. Tumbuhan berkayu dengan umur lebih panjang menyimpan karbon di kayu dan jaringan lain sampai tumbuhan tersebut mati dan terdekomposisi, yang pada waktunya akan dilepas kembali ke atmosfir sebagai CO 2 , karbon monoksida atau metana, atau mungkin saja tetap bersatu dengan tanah sebagai bahan organik Anderson Spencer, 1991. Sekuestrasi karbon umumnya diartikan sebagai pengambilan CO 2 secara semi permanen oleh tumbuhan melalui fotosintesis dari atmosfer ke dalam komponen organik, atau disebut juga fiksasi karbon Hairiah et al., 2001. Jaringan tumbuhan bervariasi kandungan karbonnya. Batang dan buah mempunyai lebih banyak karbon per satuan beratnya dibanding dengan daun, tetapi tumbuhan umumnya mempunyai beberapa jaringan yang banyak karbon dan beberapa jaringan lagi sedikit karbon, dengan konsentrasi karbon rata-rata sekitar 45-50 yang telah diterima secara umum Chan, 1982. Jumlah karbon yang disimpan di dalam pohon atau hutan dapat dihitung jika diketahui jumlah biomassa atau jaringan hidup tumbuhan di hutan tersebut dan memberlakukan suatu faktor konversi.

2.4 Biomassa dan Cadangan Karbon Pohon