kondisi yang akan datang ditengah ancaman semakin berkurangnya RTH, ancaman terbesar yang terjadi adalah jika RTH Permanen mengalami penurunan
karena RTH Permanen memberikan kontribusi yang besar terhadap kemampuan suatu lanskap dalam menyerap karbon dioksida sehingga upaya untuk
mengoptimalkan pekarangantaman sebagai salah satu penyusun RTH Permanen dalam areal lahan pribadi area sangat diperlukan disamping pengetatan
pengawasan terhadap pengembang untuk menyediakan RTH Publik area yang berdasarkan penelitian juga berkontribusi cukup besar dalam penyerapan CO
2.
4.6.2 Upaya Peningkatan Cadangan Karbon
Upaya peningkatan cadangan karbon di Hulu DAS Kali Bekasi dapat dilakukan dengan mengoptimalkan areal pada lahan pribadi area seperti
pekarangan, kebun campuran dan RTH publik area pada pemukiman modern dengan kombinasi berbagai jenis tanaman lokal yang mempunyai kemampuan
daya serap tinggi tetapi juga mampu memberikan manfaat sesuai dengan fungsi pokoknya, misalnya untuk kebutuhan pakan, obat dan kenyamanan pada tipe
pekarangan, kebutuhan kayu dan pakan pada tipe kebun campuran serta kebutuhan kenyamanan dan estetika pada tipe RTH.
Penananaman pada areal yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung sudah menjadi keharusan dalam meningkatkan cadangan karbon. Berdasarkan
peta tutupan vegetasi dan RTRW Kabupaten Bogor dihasilkan peta tutupan vegetasi pada kawasan lindung di TWA Gn. Pancar Gambar 36 yang
menunjukkan areal seluas 26,468 ha tidak tertutupi vegetasi. Upaya peningkatan cadangangan karbon dapat dilakukan sebagai salah satu
upaya untuk mengurangi emisi CO
2
ke udara dalam rangka mitigasi perubahan iklim tetapi hal ini harus diikuti oleh kesadaran masyarakat untuk mengurangi
tingkat emisi CO
2
yang dihasilkan, misalnya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Gambar 36. Peta tutupan vegetasi TWA Gn. Pancar Berdasarkan Tabel 36 dapat dilihat bahwa beberapa jenis tanaman lokal
yang ditemukan di Hulu DAS Kali Bekasi seperti ki hujantrembesi, lame, rasamala, nangka, menteng, gandaria, bintangur, randu, beringin, limus, matoa,
kecapi, ki acret, kepel, ketapang mempunyai daya rosot tinggi bahkan sangat tinggi sehingga beberapa jenis tersebut potensial untuk dikembangkan dalam
kegiatan penanaman pada areal tanah kosong maupun dalam optimalisasi fungsi pekarangan dan kebun campuran sebagai karbon sekuester. Menurut Dahlan
2007 pemilihan jenis tanaman harus betul-betul diperhatikan dalam pembangunan hutan kota. Jenis pohon yang harus digunakan dalam program
penambahan luasan hutan kota adalah jenis berdaya sink sangat tinggi. Beberapa jenis tanaman potensial tersebut juga tergolong ke dalam jenis
tanaman yang mulai jarang dijumpai menteng, gandaria, limus, kecapi, kepel sehingga penanaman beberapa jenis tersebut juga dapat mempertahankan
biodiversitas yang ada di Hulu DAS Kali Bekasi. Menurut kaidah ekologi
lingkungan dengan keragaman yang tinggi jauh lebih stabil dibandingkan dengan lingkungan dengan indeks keragaman yang rendah.
Tabel 36. Daya rosot beberapa jenis tanaman yang ditemukan di Hulu DAS Kali Bekasi
Nama Daerah
Nama ilmiah Daya rosot
CO2 kgpohon
tahun Klasifikasi
Daya Rosot Manfaat
Sum- ber
Akasia Acacia mangium
23,26 rendah
kayu 2
Kemiri Aleurites moluccana
46,89 rendah
kayu, buah 3
Lame Alstonia scholaris
3.140,00 sangat tinggi
kayu, obat 2
Rasamala Altingia excelsa
35.336,00 sangat tinggi
kayu 3
Sirsak Annona muricata
78,62 sedang
kayu, buah 1
Nangka Artocarpus
heterophyllus 4.856,00
sangat tinggi kayu, buah
6 Menteng
Baccaurea motleyana 670,13
tinggi kayu, buah
8 Bauhinia
Bauhinia purpurea 3.170,00
sangat tinggi bunga
keindahan 7
Gandaria Bouea macrophylla
557,00 tinggi
kayu, buah 1
Bintangur Calophyllum inophyllum
914,97 tinggi
obat 1
Randu Ceiba pentandra
8.606,00 sangat tinggi
kayu 3
Pisitan Dysoxylum nutans
306,14 agak tinggi
kayu, buah 3
Dadap merah
Erythrina cristagalli 0,42
sangat rendah keindahan
6 Beringin
Ficus benjamina 1.917,63
tinggi kayu,
peneduh 8
Manggis Garcinia mangostana
1,85 sangat rendah
kayu, buah 7
Melinjo Gnetum gnemon
1,20 sangat rendah
kayu, buah, daun
2 Khaya
Khaya senegalensis 128,33
sedang keindahan
4 Duku
Lansium domesticum 429,00
agak tinggi kayu, buah
1 Limus
Mangifera foetida 638,00
tinggi kayu, buah
1 Mangga
Mangifera indica 445,30
agak tinggi kayu, buah
9 Sapu
tangan Maniltoa grandiflora
0,33 sangat rendah
keindahan 4
Rambutan Nephelium lappaceum
0,20 sangat rendah
kayu, buah 1
Jengkol Pithecellobium jiringa
0,67 sangat rendah
kayu, buah 3
Matoa Pometia pinnata
11.879,00 sangat tinggi
kayu, buah 8
Trembesi Samanea saman
204,40 agak tinggi
kayu, peneduh
4 Kecapi
Sandoricum koetjape 522,00
tinggi kayu, buah
2 Ki Acret
Spathodea campanulata 1.605,72
tinggi kayu,
peneduh 3
Kepel Stelechocarpus burakol
1.108,00 tinggi
kayu, buah 2
Mahoni Swietenia mahagony
452,53 agak tinggi
kayu, obat 8
Jambu bol Syzygium malaccense
109,26 sedang
kayu, buah 1
Jati Tectona grandis
207,00 agak tinggi
kayu 5
Ketapang Terminalia cattapa
756,00 tinggi
kayu, peneduh
3
Sumber :1 Hariyadi 2008, 2 Lailati 2008, 3 Purwaningsih 2007, 4 Mayalanda 2007, 5 Sinambela 2006, 6 Ardiansyah 2009 , 7 Imansyah 2010, 8 Gratimah 2009, 9 Karyadi 2005
Tentu saja dalam pemilihan jenis tanaman banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam keberhasilan kegiatan penanaman selain kesesuian tempat
tumbuh sebagai aspek utama yang perlu dipertimbangkan, kesesuaian fungsi tanaman dengan fungsi lahan dan penguasaan teknik silvikuktur jenis merupakan
salah satu faktor lain yang harus dipertimbangkan. Lame dan rasamala dapat digunakan pada pengayaan jenis di hutan, beringin akan lebih sesuai ditanam pada
daerah perlindungan mata air karena secara alami jenis ini banyak ditemukan pada sekitar sumber mata air, trembesi atau ki hujan dengan tajuknya yang lebar
sebaiknya ditanam di pinggir jalan yang sangat padat kendaraan, agar gas CO
2
yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dapat diserap dengan baik oleh tanaman tepi jalan. Jenis tanaman multifungsi yang bernilai ekonomi serta berdaya sink
sangat tinggi yaitu selain kayunya dapat dimanfaatkan juga sumber pangan akan lebih sesuai jika ditanam di pekarangan dan kebun, sedangkan pada lokasi-lokasi
lainnya disesuaikan dengan tujuan-tujuan tertentu, misalnya untuk pelestarian keanekaragaman hayati.
V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan