Pengumpulan Data Tahapan Kegiatan Penelitian

3.5 Tahapan Kegiatan Penelitian

Secara garis besar tahapan kegiatan penelitian terdiri dari preliminary survey dan pengumpulan peta serta data kondisi biofisik kawasan untuk penentuan lokasi penelitian. DAS Kali Bekasi di pilih menjadi lokasi penelitian, mengingat bahwa DAS ini adalah salah satu DAS yang berpengaruh terhadap terjadinya banjir di Jakarta dan menjadi prioritas pengelolaan DAS oleh BPDAS Citarum – Ciliwung. Berdasarkan preliminary survey dan studi pendahuluan, diketahui bahwa daerah lahan terbangun DAS ini tersebar merata dari bagian tengah sampai hilir. Daerah permukiman yang paling padat berada di bagian tengah sampai hilir DAS sedangkan kawasan hijau lebih banyak tersebar di bagian hulu. Berdasarkan hal tersebut lokasi penelitian difokuskan di Hulu DAS Kali Bekasi. Setelah penentuan lokasi penelitian selanjutnya dilakukan pengumpulan data di lapangan yang meliputi “ground truthing” dan pembuatan plot sampling penentuan biomassa pohon pada masing-masing tipologi penutupan vegetasi pohon. Data-data yang telah dikumpulkan, yaitu data pengukuran pohon dan citra selanjutnya diolah dan dianalisis yang akhirnya disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah. Tahapan kegiatan penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4.

3.5.1 Pengumpulan Data

Secara garis besar pengumpulan data survey mencakup dua kegiatan utama yaitu pengechekan kondisi di lapangan “ground truthing” dan pengumpulan data tegakan pengukuran diameter, pendataan jenis dan jumlah pohon pada plot sampling biomassa pada masing-masing tipologi tutupan lahan bervegetasi pohon. - Pengecekan kondisi lapangan Ground truthing Kegiatan ground truthing dilakukan untuk mendukung kegiatan pengolahan citra dalam pengklasifikasian lahan berpenutupan pohon. Ground truthing dilakukan dengan cara mengumpulkan data lapangan, yaitu tutupan lahan jenis vegetasi, faktor biofisik dan faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi tutupan lahan pada titik-titik di area yang diteliti. Pada titik-titik ini koordinat akan dicatat dengan menggunakan GPS untuk nantinya dipetakan di atas citra satelit dan kondisi tutupan lahan didokumentasikan untuk membantu dalam kegiatan interpretasi. Gambar 4. Skema tahapan kegiatan penelitian Analisis Cadangan Karbon Pohon Studi Literatur Pengumpulan data Kondisi kawasan dan peta-peta Preliminary survey Penentuan Lokasi Penelitian Hulu DAS Kali Bekasi Atas Tengah Bawah Pengumpulan Data Lapangan Pengolahan Citra th 2009 Ground truthing Pembuatan plot pengamatan pada masing- masing tipologi penutupan pohon Pengukuran diameter, jenis pohon dan jumlah pohon Klasifikasi lahan berpenutupan pohon Alometrik penduga biomassa pohon dari persamaan yang sudah ada Pengolahan Data Penentuan Biomassa Pohon pada skala plot Kondisi saat ini Karbon biomassa pohon pada skala lanskap Pengolahan Peta Tutupan Lahan 2000, 2003 Perubahan RTH permanen dan cadangan karbon Analisa Vegetasi Struktur dan Keanekargaman Jenis Pengolahan Data Penentuan cadangan karbon Pohon pada skala plot Faktor konversi 0.5 IPCC, 2000 ; Brown, 1999 Korelasi Rekomendasi Jenis dan struktur Komunitas Vegetasi potensial sebagai karbon sekuester di RTH Hulu DAS Kali BekasiKabupaten Bogor C C - Pengumpulan data tegakan Pengumpulan data tegakan meliputi pengukuran diameter 1,3 m, pendataan jenis dan jumlah pohon pada plot sampling masing-masing tipologi tutupan lahan bervegetasi pohon. Pengumpulan data tegakan ini diperlukan untuk penentuan biomassa pohon pada skala plot dan juga untuk kegiatan analisis vegetasi. Bentuk plot pengamatan yang dibuat disesuaikan dengan tipologi tutupan lahan berdasarkan ketentuan kegiatan inventarisasi hutan menyeluruh berkala IHMB Permenhut no P.33Menhut-II2009, petunjuk praktis pengukuran karbon tersimpan Hairiah Rahayu, 2007, Manual Measuring Carbon Stock Hariah, et al., 2009, Carbon Inventory Methods Ravindranath Ostwald, 2008 yaitu : 1 Hutan Tanaman Pada tipologi hutan tanaman dibuat petak pengamatan berbentuk lingkaran r = 17,8 m = 0,1 ha sebanyak 3 ulangan sehingga total luas plot pengamatan 0,3 ha. Gambar 5. Bentuk plot sampling lingkaran 2 Kebun CampuranRTH Sentul City Pada tipologi kebun campurankebun bambu, petak pengamatan dibuat berupa petak kuadrat 20 m x 20 m = 0,04 ha sebanyak 3 ulangan, yaitu di kampung Cimandala, Landeuh dan Leuwijambe. Pada masing-masing kampung dibuat sebanyak 8 petak kuadrat 0,32 ha sehingga total luas pengamatan untuk kebun campuran 0,96 ha. Sedangkan pada tipologi taman, petak pengamatan dibuat di Sentul City sebanyak 20 petak kuadrat 0,04 Ha sehingga total luas pengamatan untuk taman 0,8 ha, yaitu di di sempadan Jalan Siliwangi, Danau Parahayangan, Danau Graha Utama, taman publik di Puncak Semeru, Bukit Golf Hijau, Lembah Hijau dan Bukit Cemara. Gambar 6. Bentuk plot sampling petak kuadrat 3 Pekarangan Pada tipologi pekarangan, pengamatan dilakukan dengan melakukan sensus tanaman keras yang terdapat di pekarangan. Masing-masing 12 sample pekarangan diamati di kampung Cimandala, Landeuh, Leuwijambe dan Sentul City. 12 sample pekarangan terbagi dalam beberapa ukuran pekarangan berdasarkan klasifikasi Arifin et al. 2006, yaitu: pekarangan sempit 200 m 2 , pekarangan sedang 200-500 m 2 , pekarangan besar 500-1000 m 2 , dan pekarangan sangat besar 1000 m 2 . 4 Hutan AlamKebun Bambu Pada tipologi hutan alam, petak pengamatan yang digunakan berupa garis berpetak 20 m x 100 m = 0,2 ha sebanyak 3 ulangan memotong kontur, yaitu pada bagian bawah, tengah dan atas. Sehingga total luas pengamatan pada tipologi ini adalah 0,6 ha. Sedangkan untuk tipologi kebun bambu, petak pengamatan yang digunakan berupa garis berpetak juga yaitu dengan ukuran 10 m x 50 m = 0,05 ha sebanyak 3 ulangan pada masing-masing kampung Cimandala, Landeuh dan Leuwijambe sehingga total luas pengamatan 0,45 ha. Gambar 7. Bentuk plot sampling garis berpetak Pada masing-masing plot pengamatan dilakukan pengukuran diameter pohon 1,3 m, pendataan jenis dan jumlah pohon. Kegiatan analisis vegetasi dilakukan dalam petak-petak contoh berukuran tertentu yang disesuaikan dengan tingkatan pertumbuhan vegetasi, yaitu : petak pengamatan untuk tingkat semai dengan ukuran 2 m x 2 m, petak pengamatan untuk tingkat pancang 5 m x 5 m, petak untuk tingkat tiang 10 m x 10 m, dan petak untuk tingkat pohon berukuran 20 m x 20 m. Parameter yang ingin diketahui dari kegiatan analisis vegetasi ini adalah sebagai berikut: 1. Petak contoh semai 2 m x 2 m: komposisi jenis, jumlah individu setiap jenis. 2. Petak contoh pancang 5 m x 5 m: komposisi jenis, jumlah individu setiap jenis, diameter setinggi dada Dbh 3. Petak contoh tiang 10 m x 10 m: komposisi jenis, jumlah individu setiap jenis, diameter setinggi dada Dbh 4. Petak contoh pohon 20 m x 20 m: komposisi jenis, jumlah individu setiap jenis, diameter setinggi dada Dbh Adapun batasan tingkatan pertumbuhan vegetasi, yaitu : Semai Seedlings merupakan tumbuhan yang mempunyai tinggi kurang dari 1,5 m. Dalam kelompok ini termasuk semai pohon, terna, paku-pakuan, rotan, pandan, tumbuhan memanjat. Pancang Saplings merupakan tumbuhan yang mempunyai diameter batang kurang dari 10 cm dan tinggi lebih dari 1,5 m. Dalam kelompok ini termasuk pula perdu, tumbuhan memanjat dan anakan pohon. Tiang Poles adalah pohon yang mempunyai diameter batang antara 10-20 cm. Dengan batasan ini tumbuhan memanjat, berkayu, palmae dan bambu yang mempuyai diameter seperti ketentuan tersebut termasuk dalam kelompok ini. Pohon Trees adalah tumbuhan yang mempunyai diameter batang 20 cm.

3.5.2 Pengolahan Data