Biomassa dinyatakan dalam satuan bobot kering. Biomassa pohon umumnya ditaksir secara tidak langsung dengan menggunakan persamaan
alometrik biomassa pohon, yang menyatakan hubungan antara dimensi tertentu dari pohon misalnya diameter atau tinggi pohon dengan nilai biomassa total
pohonnya. Metode penyusunan persamaan alometrik biomassa dijelaskan oleh banyak penulis, diantaranya dalam MacDicken 1997 ; Hairiah et al. 2001 ;
JIFPRO 2001 ; Snowdon et al. 2002. Beberapa penulis Brown et al., 1989; Brown 1997; Hairiah et al., 1999 menganjurkan digunakannya beberapa
persamaan alometrik biomassa pohon yang lebih umum dan dipakai untuk zone iklim yang lebih luas, apabila belum tersedia persamaan alometrik yang lebih
spesifik. Penentuan biomassa pohon dari beberapa jenis pohon dapat digunakan
beberapa persamaan alometrik spesifik yang telah tersedia Hairiah et al. 2001, atau menggunakan persamaan yang menyertakan peubah diameter dan nilai
kerapatan kayu sebagaimana disarankan Ketterings et al. 2001 dan Chave et al. 2005. Tabel 3 menyatakan beberapa persamaan yang dapat dipakai untuk
penaksiran biomassa pohon.
2.5 Pendugaan Cadangan Karbon Pohon
Untuk menduga biomassa pohon yang hidup, diameter seluruh pohon diukur dan dikonversi ke dalam biomassa dan perkiraan karbon yaitu 50 dari bobot
biomassa. Biomassa pohon yang hidup diduga dengan menggunakan persamaan regresi alometrik biomassa. Persamaan yang berlaku umum untuk pendugaan
seluruh hutan dunia telah tersedia dan beberapa khusus dibuat untuk spesies tertentu.
Terdapat perbedaan keperluan inventarisasi karbon pada tahap awal penetapan garis dasar atau baseline dan tahap monitoring. Dalam tahap awal,
sebagian besar gudang karbon yang relevan perlu dihitung dalam kondisi ada atau tanpa proyek, tetapi dalam tahap monitoring hanya gudang karbon tertentu saja
yang diukur dan dijadikan sebagai petunjuk atau model yang dapat dipakai Brown, 1999. Sathaye et al. 1997 mengusulkan urutan prioritas gudang karbon
yang perlu dimonitor dengan mempertimbangkan tingkat atau besarnya pengaruh, laju perubahan persediaan karbon, dan arah perubahan persediaan karbon positif
atau negatif. Gudang karbon yang relatif besar dan bisa berubah secara cepat sangat penting untuk dimonitor, sebaliknya gudang karbon yang relatif kecil dan
tidak gampang berubah kurang penting untuk dimonitor. Brown 1999 memberikan panduan umum untuk memilih gudang karbon yang perlu diukur dan
dimonitor untuk berbagai macam pilihan proyek karbon berbasis hutan Tabel 2. Tabel 2. Matriks keputusan gudang karbon utama yang perlu diukur dan
dimonitor untuk berbagai contoh proyek karbon berbasis hutan Brown, 1999
Gudang Karbon carbon pool Jenis Proyek
Biomassa Hidup Biomassa mati
Tanah Produk
Pohon Herba Akar
Halus Kasar
Kayu Pencegahan emisi
-Penghentian deforestasi Y
M R
M Y
R M
-Reduced impact logging Y
M N
M Y
N M
-Perbaikan pengelolaan hutan Y
M R
M Y
M Y
Penyerapan Karbon -Hutan tanaman
-Agroforestry -Pengelolaan karbon tanah
Y Y
M N
Y N
R M
M M
N M
M N
N R
R Y
Y M
N Sustitusi Karbon
-Tanaman kayu bakar daur pendek
N N
N N
N Y
Y = harus dihitung, karena perubahan yang besar dalam gudang karbon sehingga harus diukur, R = direkomendasikan, karena perubahan dalam gudang karbon mungkin nyata tetapi biaya
pengukuran untuk mencapai ketelitian yang diinginkan akan besar, N = tidak perlu, karena perubahan yang kecil atau kurang berarti terhadap gudang karbon, M = mungkin diperlukan,
karena perubahan mungkin perlu diukur tergantung tipe hutan dan atau intensitas pengelolaan proyek. Karbon dalam bahan bakar yang tidak dibakar
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian